Denpasar, baliilu.com
– Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra mengungkapkan rasa
terima kasihnya kepada Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Udayana dalam
mendukung upaya pemerintah menangani pandemi Covid-19.
“Unsur perguruan tinggi memang harus dilibatkan,
sinergis dengan pemerintah terlebih di saat kita berupaya menanggulangi Covid-19
seperti saat ini. Terima kasih kepada bapak dekan yang di tengah kesibukannya
masih sempat menulis pedoman penanganan dan pencegahan Covid-19,” tandas
Sekda Dewa Indra saat menerima Dekan FK Unud
Prof. Dr. dr. I Ketut Suyasa, Sp. B., Sp.OT (K), di ruang tamu Kantor
Sekda Provinsi Bali, Denpasar, Kamis (13/8-2020) siang.
Sekda Dewa Indra juga menyatakan, akan segera
mendistribusikan buku pedoman tersebut hingga ke tingkat desa adat agar
masyarakat semakin fasih mencegah dan sekaligus mampu menurunkan angka
penularan. “Untuk itu kita libatkan Dinas Kesehatan, Pemajuan Masyarakat Adat
dan BPBD Provinsi Bali,” imbuh birokrat asal Pemaron, Kabupaten Buleleng
ini.
Lebih lanjut, Sekda Dewa Indra juga menyampaikan harapan
agar penelitian-penelitian yang dihasilkan kalangan akademisi dari perguruan
tinggi di Bali mampu diangkat ke permukaan. “Ke depan harus direalisasikan
dan ditindaklanjuti, jangan jadi dokumen akademik saja. Riset secara akademis
‘kan sudah dilaksanakan, tinggal sekarang ditampilkan dan dipromosikan,” tandas
Sekda Dewa Indra.
Terlebih dijelaskan Sekda sesuai dengan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali yang diusung
Gubernur Bali, salah satunya mendukung
pengembangan sistem pengobatan tradisional. Maka dari itu Pemprov Bali mulai
mengembangkan Pusat Pengolahan Pasca Panen Tanaman Obat (P4TO) di 3 kabupaten
di Bali yakni Bangli, Karangasem dan Tabanan. “Jadi penelitian akademisi
bisa diwadahi di sana, dan Unud harus bisa jadi pionir di Bali,” harapnya.
Sementara itu, Prof. I Ketut Suyasa menyebut buku pedoman
pencegahan dan penanganan Covid-19 berbasis desa adat yang diterbitkan dalam
dua bahasa (Indonesia dan Bali, red) tersebut merupakan ‘kado’ untuk Hari Jadi
Pemprov Bali Ke-62. “Buku yang kami susun merupakan sebuah upaya edukasi
kami untuk masyarakat bagaimana mencegah dan menerapkan protokol kesehatan di
masyarakat. Sebuah pedoman simpel untuk masyarakat untuk menjaga dirinya dan
keluarga atau orang lain di sekitarnya,” jelas Suyasa.
“Kita sadari untuk saat ini belum memungkinkan untuk
mencapai angka nol Covid-19, untuk itu langkahnya yang paling penting bagaimana
mengubah lifestyle masyarakat kita
yang disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan. Ini tugas seluruh komponen
masyarakat. Karena itu pendekatan buku ini adalah desa dan desa adat,” imbuhnya.
Prof. Suyasa juga mengajak masyarakat untuk saling
mengingatkan, guna mengurangi penularan. ” Kami bersama Dinas Kesehatan
dan jajaran lintas sektor terus berupaya, membuat standar baku dalam penanganan
Covid-19 ini. Kita mencoba mencari alternatif-alternatif agar pasien lebih
cepat sembuh,” jelasnya.
Di kesempatan yang sama, Kadis Kesehatan Provinsi Bali dr.
Ketut Suarjaya mengamini bahwa pencegahan dan penanggulangan Covid tidak hanya
dititikberatkan di hilir, tapi juga di hulu. “Hulunya adalah, bagaimana
kita berupaya agar mengurangi penularan melalui upaya pencegahan. Pemahaman tentang langkah pencegahan harus
diperbanyak dan terus disosialisasikan. Edukasi dan informasi yang masif ke masyarakat,”
terang Suarjaya. “Buku pedoman ini salah satu langkah nyata dari sekian
banyak kolaborasi Pemprov Bali dan pihak Unud,” tambahnya lagi. (gs)