Denpasar, baliilu.com – Terkait status pandemi Covid-19 yang penyebarannya
semakin meningkat, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Provinsi Bali dan
Majelis Desa Adat (MDA) Provinsi Bali mengeluarkan surat keputusan bersama Nomor : 020/PHDI-Bali/III/2020 dan Nomor : 04/SK/MDA-Prov Bali/III/2020 tentang ketentuan pelaksanaan upacara panca yadnya dan/atau kegiatan adat
dalam status pandemi Covid-19 di Bali.
Dasar dikeluarkannya
keputusan bersama tersebut sesuai dengan arahan Presiden
Republik Indonesia melalui pidato tanggal 15 Maret 2020, tentang perkembangan
penyebaran penyakit virus corona (Covid-19) di Indonesia; maklumat Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor: Mak/2/1Il/2020
tanggal 19 Maret 2020 tentang kepatuhan terhadap kebijakan pemerintah dalam penanganan penyebaran virus corona (Covid-19); data penyebaran Covid-19 di sejumlah daerah
yang semakin meningkat harus
diwaspadai dan diantisipasi agar tidak menimbulkan dampak
yang semakin meluas demi penyelamatan umat manusia; dan hasil paruman bersama Parisada Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali dan Majelis Desa Adat
Provinsi Bali, Sabtu 28 Maret 2020. Serta surat edaran PHDI Pusat No. 312/SE/PHDI Pusat/III/2020 tentang pedoman perawatan jenazah dan upacara pitra yadnya bagi jenazah pasien Covid-19.
KEPUTUSAN BERSAMA PHDI DAN MDA PROVINSI BALI.
Dalam surat keputusan bersama tersebut dipaparkan prinsip upacara panca yadnya sebagai berikut. Yadnya dalam bentuk upacara wajib dilaksanakan sesuai dengan tiga kerangka agama Hindu, yang meliputi Tattwa, Susila, dan Acara. Dalam hal ini Acara mencakup kitab suci, orang suci, tempat suci, hari suci, dan upacara suci. Upacara yadnya dalam praktik agama Hindu di Bali menyediakan pilihan beragam sebagai berikut: Kanistaning Kanista (kecil/inti), Madyaning Kanista, Utamaning Kanista; Kanistaning Madya; Madyaning Madya, Utamaning Madya; Kanistaning Utama; Madyaning Utama, dan Utamaning Utama.
Dalam pelaksanaan upacara yadnya boleh dan dibenarkan ada penyesuaian
sesuai dengan prinsip desa (tempat
pelaksanaan upacara yadnya), kala (waktu
pelaksanaan yadnya), dan patra (kondisi
orang yang melaksanakan yadnya) dan berdasarkan sastra.
Ada upacara yadnya yang pelaksanaannya harus mencari dewasa ayu, seperti mapandes, pawiwahan; ada pula upacara yadnya yang dilaksanakan tanpa mencari dewasa ayu, seperti upacara tiga bulanan, otonan, dan sejenisnya.
Yadnya mesti didasari dengan niat, pikiran, dan hati yang lascarya nekeng twas (tulus ikhlas).
Disebutkan jenis
upacara panca yadnya sebagai berikut.
Yadnya dalam bentuk upacara menurut agama Hindu terutama meliputi lima jenis
yang disebut Panca Yadnya, yakni Dewa Yadnya; Rsi Yadnya;
Pitra Yadnya; Manusa
Yadnya; dan
Bhuta Yadnya. Dalam setiap pelaksanaan upacara yadnya senantiasa ada Tri Manggalaning
Yadnya, yakni: Sang Yajamana,
yang melaksanakan upacara yadnya; Sang Tapini/Sarati, yang
merancang dan membuat banten (tukang
banten); dan
Sang
Wiku Pamuput, yang memimpin pelaksanaan upacara yadnya, biasanya sulinggih dwijati atau pamangku
ekajati. Dalam hal ini Sang Yajamana dapat
bermusyawarah untuk mufakat dengan Sang
Tapini serta Sang Wiku Pamuput.
Sementara itu, pelaksanaan upacara Panca Yadnya dalam
kondisi negara,
termasuk Provinsi Bali, sedang menghadapi kondisi pandemi virus corona (Covid-19) saat ini,
hendaknya diatur sesuai dengan prinsip ber-yadnya
(Dharma Agama) dan prinsip Dharma Negara dengan mengikuti arahan, imbauan, instruksi, baik dari
Pemerintah maupun Pemerintah Daerah, lembaga, serta instansi yang berwenang lainnya.
Berdasarkan pertimbangan prinsip Dharma Agama
dan Dharma Negara tersebut, pelaksanaan upacara panca yadnya selama berlangsung pandemi Covid-19 di Provinsi Bali,
diberlakukan ketentuan-ketentuan sebagai berikut.
Semua upacara panca yadnya yang bersifat ngawangun (direncanakan), seperti karya malaspas, ngenteg linggih, ngaben, ngaben massal, mamukur,
maligia, Rsi Yadnya (Padikshan), serta karya ngawangun yang
lainnya, seperti maajar-ajar,
nyegara-gunung dan lain-lain,
supaya ditunda sampai batas waktu dicabutnya status pandemi Covid-19.
Upacara panca yadnya selain yang bersifat ngawangun (direncanakan), dapat
dilaksanakan dengan melibatkan peserta yang terbatas. Dalam setiap pelaksanaan upacara panca yadnya selain ngawangun agar
mengikuti prosedur tetap penanggulangan pandemi Covid-19 dari instansi yang berwenang: Tetap mengutamakan Pola
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS); tetap menjaga jarak antar orang paling sedikit 1,5–2,0 meter; tersedia tempat mencuci
tangan dengan sabun dan air mengalir atau cairan pembersih tangan (hand
sanitizer); dan menggunakan masker.
Terkait Karya Bhatara Turun Kabeh di Pura
Agung Besakih pada Purnama Kedasa,
pelaksana upacara saking pangawit ngantos
panyineban kamargiang olihKrama Desa
Adat Besakih, malasti ngubeng,karya nyejer a wuku (7 rahina), pangubhaktian krama siosan (panyungsung/panyiwi)
ngayat saking merajan/ sanggah soang-soang.
Sedangkan Ring
Padharmannganutin
pamargi sekadi ring ajeng, nyejer tur kasineb a rahina.
Karya
Ngusaba Kadasa di Pura Batur: Pelaksana upacara saking pangawit ngantos
panyineban kamargiang olih Krama Desa Adat Batur, karya nyejer a wuku (7 rahina), pangubhaktian krama siosan ngayat saking merajan /sanggah soang-soang, Krama Subak sane jagi ngaturang suwinih ke Pura
Batur, wantah diwakili oleh utusan maksimal 2
orang.
Karya di Pura selain Kahyangan Jagat: Pelaksana upacara
saking pangawit ngantos panyineban kamargiang olihkrama pamaksan /pangemong, malasti ngubeng, nyejer
paling suwe 3 rahina, pangubhaktian krama ngayat saking merajan / sanggah soang-soang. Tidak diiringi seni wali/wewalen, seperti gambelan, rejang, baris, topeng siddha karya miwah
sane tiosan.
Upacara pitra yadnya berupa ngaben, bagi yang meninggal karena positif Covid-19, dilakukan dengan
kremasi langsung atau makingsan di gni sesuai dengan Protokol
Kesehatan Covid-19. Jenasah diantarkan oleh petugas kesehatan. Upacara makingsan di gni / kremasi disesuaikan.
Bagi yang meninggal bukan karena Covid-19, supaya
dilaksanakan upacara makingsan di gni atau dikubur, kecuali sulinggih dan pamangku.
Apabila ngaben tidak mungkin ditunda, dapat dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut. Upacara
dilaksanakan dengan sederhana dan jumlah peserta yang terbatas. Tidak ada
undangan, atau bentuk keramaian lainnya.
Upacara manusa yadnya yang terkait dengan kelahiran, seperti
upacara bayi
telu bulanan (tiga bulan), otonan (hari lahir/siklus enam bulanan) dapat dilaksanakan dengan upacara sederhana dan jumlah peserta yang terbatas.Tidak
ada undangan, atau bentuk keramaian lainnya.
Apabila upacara pawiwahan tidak dapat ditunda, maka pelaksanaannya dengan ketentuan sebagai
berikut.
Dihadiri hanya oleh kedua pihak keluarga inti dan saksi-saksi; upakara paling inti berupa pakala-kalaan/pabyakaonan,
tataban di Bale (Atma Kerthi), banten nunas Tirta Tri Kayangan Desa Adat, tirta mrajan, dan tirta dari sulinggih cukup
dilaksanakan oleh 2-3 orang.
Pawiwahan cukup dipimpin pamangku dibantu oleh sarati banten. Tidak menggelar resepsi sampai batas waktu status pandemi Covid-19 dicabut resmi oleh
pihak berwenang.
Sedangkan semua kegiatan adat yang melibatkan banyak orang, seperti pasangkepan, patedunan, dan sejenisnya supaya ditunda, atau kalau harus dilaksanakan agar pesertanya dibatasi. Keputusan bersama ini mulai berlaku
sejak tanggal ditetapkan, Sabtu 28
Maret 2020 ditandatangai Bandesa Agung Desa Adat Ida Panglingsir Agung Putra
Sukahet dan Ketua PHDI Bali I Gusti Ngurah Sudiana serta mengetahui Gubernur
Bali Wayan Koster. (*/gs)
UPACARA: Kapolres Gianyar AKBP Umar, S.I.K., M.H. saat menjadi inspektur upacara dalam rangka memperingati Hari Kesadaran Nasional pada Kamis (17/4/2025) pagi di Lapangan Apel Tri Brata Polres Gianyar. (Foto: Hms Polres Gianyar)
Gianyar, baliilu.com – Polres Gianyar menggelar upacara bendera dalam rangka memperingati Hari Kesadaran Nasional pada Kamis (17/4/2025) pagi bertempat di Lapangan Apel Tri Brata Polres Gianyar. Kegiatan yang berlangsung pukul 08.00 Wita ini diikuti oleh seluruh jajaran personel Polres Gianyar dengan penuh khidmat.
Dalam amanatnya selaku Inspektur Upacara, Kapolres Gianyar AKBP Umar, S.I.K., M.H. menyampaikan rasa syukur atas karunia Tuhan Yang Maha Esa karena seluruh personel masih diberi kesehatan dan kekuatan untuk melaksanakan upacara tersebut.
“Pertama-tama marilah kita panjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas anugerah-Nya kita masih diberikan kesehatan dan kekuatan sehingga bisa melaksanakan upacara Hari Kesadaran Nasional ini,” ujar AKBP Umar.
Lebih lanjut, Kapolres Gianyar menekankan bahwa tantangan tugas Polri ke depan akan semakin kompleks dan menuntut profesionalisme tinggi dari setiap anggota. Ia mengingatkan pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat dengan memberikan pelayanan, pengayoman, dan perlindungan hukum yang maksimal.
“Masyarakat menaruh harapan besar dan memberikan kepercayaan yang tinggi kepada Polri. Untuk itu, kita harus menjawabnya dengan kerja keras, kesungguhan, dan pengabdian yang dilandasi oleh ketulusan serta keikhlasan,” tegasnya.
AKBP Umar juga mengajak seluruh personel untuk berperan aktif dalam menangkal penyebaran berita hoaks, fitnah, dan ujaran kebencian yang berpotensi memecah belah persatuan bangsa.
“Kita dituntut mampu meredam beredarnya berita hoaks dari kelompok tertentu. Untuk itu, mari kita ajak masyarakat menjaga nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong dengan berlandaskan empat pilar kebangsaan,” pungkasnya.
Upacara Hari Kesadaran Nasional ini menjadi momentum refleksi bagi seluruh anggota Polri untuk terus meningkatkan integritas, dedikasi, dan komitmen dalam menjalankan tugas sebagai pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat. (gs/bi)
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa. (Foto: Hms IESR)
Jakarta, baliilu.com – Indonesia dan China baru saja merayakan 75 tahun hubungan diplomatik. Hubungan diplomatik resmi antara Indonesia dan China telah terjalin sejak 13 April 1950 dan terus berlanjut hingga kini dalam hal perdagangan, pembangunan infrastruktur, energi, dan sosial-budaya.
Hingga 2022, China telah menjadi mitra dagang terbesar Indonesia selama 10 tahun berturut-turut. Volume perdagangan antara kedua negara meningkat dari USD 50 miliar pada tahun 2013 menjadi USD 150 miliar pada tahun 2022.
Pada 2024, merujuk laporan China Belt and Road (BRI) Investment Report 2024, Indonesia menjadi penerima utama investasi untuk proyek BRI, sekitar USD 9,3 miliar atau setara dengan lebih dari Rp150 triliun. Hal ini menunjukkan bahwa Indonesia mempunyai peranan sebagai mitra strategis dalam agenda politik dan ekonomi China di Asia Tenggara.
Presiden China Xi Jinping, dalam pesan terbarunya (13/4), menyampaikan ucapan selamat kepada Presiden Indonesia Prabowo Subianto atas peringatan 75 tahun hubungan diplomatik dan menekankan pentingnya saling mendukung visi pembangunan masing-masing kedua negara. Pada kunjungan kenegaraan pertamanya ke China akhir tahun lalu, Presiden Prabowo Subianto menegaskan komitmennya untuk mencapai kemandirian energi nasional melalui peningkatan kerja sama bilateral dengan Tiongkok dalam pengembangan energi berkelanjutan.
IESR menilai perayaan lebih dari tujuh dekade hubungan China dan Indonesia sebagai momentum tepat untuk memperkuat kemitraan pembangunan hijau. Kolaborasi ini penting untuk mendukung transisi energi dan transformasi ekonomi Indonesia menuju Nol Emisi Bersih (net zero emissions) selaras dengan target Persetujuan Paris.
Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa, menekankan bahwa berdasarkan kajian terbaru IESR terdapat 333 GW proyek energi terbarukan skala utilitas yang bisa dikembangkan dan layak secara finansial. Pemanfaatan potensi ini akan mendukung Indonesia menjadi ekonomi terbesar keempat di dunia pada 2045 dan ekonomi rendah karbon.
Fabby menyatakan, dengan China sebagai pemimpin global dalam pembangunan infrastruktur dan manufaktur energi terbarukan, kerja sama antara kedua negara akan saling menguntungkan dan mendukung ambisi pembangunan jangka panjang masing-masing pihak.
“Kerja sama di sektor energi bersih dapat membantu pengembangan proyek BRI hijau yang berdampak pada penurunan emisi, mengingat posisi Indonesia sebagai penerima utama. Proyek yang didanai oleh BRI dapat diprioritaskan pada investasi energi terbarukan, substitusi pembangkit listrik energi fosil, serta pengembangan rantai pasok dan manufaktur teknologi energi bersih,” tegas Fabby.
Menurut Fabby, BRI berperan multifungsi bagi China dan Indonesia. Lebih dari sekedar instrumen pembangunan infrastruktur, proyek BRI hijau berpotensi mendorong pemberdayaan masyarakat, meningkatkan perdagangan, dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan.
Arief Rosadi, Manajer Program Diplomasi Iklim dan Energi, IESR, menambahkan bahwa selain kerja sama antara pemerintah, terdapat potensi untuk memperluas kolaborasi melalui dialog antar masyarakat.
“Dialog yang efektif di tingkat masyarakat antara China dan Indonesia dapat membuka ruang pembelajaran dari pengalaman China dalam mentransformasi ekonominya menuju pembangunan hijau, serta berbagi praktik terbaik yang dapat menginspirasi pemangku kepentingan Indonesia untuk mengadopsi praktik berkelanjutan dan teknologi baru,” ujar Arief.
Arief menegaskan, perayaan 75 tahun hubungan diplomatik ini bukan hanya peringatan sejarah, tetapi juga peluang bagi kedua negara untuk mempererat kerja sama dalam menciptakan masa depan yang lebih hijau dan berkelanjutan, serta dapat menjadi contoh model kerjasama Selatan-Selatan dalam menanggulangi perubahan iklim.
IESR turut mendukung kolaborasi internasional untuk percepatan transisi energi, termasuk mendorong kerjasama Indonesia dengan China. Salah satunya, IESR bergabung melalui kerangka BRI International Green Development Cooperation (BRIGC), sebuah kerja sama internasional yang bertujuan mendorong konsensus, kesepahaman, dan aksi bersama untuk mewujudkan pembangunan hijau lewat Belt and Road Initiative (BRI).
Sejak Desember 2024, Direktur Eksekutif IESR juga terpilih menjadi salah satu dari tiga puluh ahli terkemuka dari China dan internasional sebagai anggota Green and Low Carbon Expert Network (GLEN) yang dibentuk oleh Kementerian Ekologi dan Lingkungan Republik Rakyat Tiongkok, untuk memberikan saran-saran strategi dan kerja sama mewujudkan BRI hijau. (gs/bi)
AUDIENSI: Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa saat menerima audiensi pemilik Firth Right, Putu Marmar Herayukti, pada Kamis (17/4) di Kantor Walikota Denpasar. (Foto: Hms Dps)
Denpasar, baliilu.com – Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa, memberikan apresiasi terhadap gelaran kreatif Ten Rounds Musik in The Ring yang akan diselenggarakan dalam rangka merayakan anniversary Firth Right.
Apresiasi tersebut disampaikan saat menerima audiensi dari pemilik Firth Right, Putu Marmar Herayukti, pada Kamis (17/4) di Kantor Walikota Denpasar.
“Kami mengapresiasi ide kreatif ini. Acara seperti ini tidak hanya unik, tapi juga memiliki potensi besar dalam meningkatkan minat masyarakat terhadap olahraga muay thai di Kota Denpasar,” ujar Arya Wibawa.
Lebih lanjut, Arya Wibawa berharap kegiatan ini dapat menjadi wadah lahirnya atlet-atlet berprestasi di bidang olahraga bela diri. “Dengan begitu, akan lahir atlet-atlet yang mampu mengharumkan nama Kota Denpasar di tingkat nasional maupun internasional,” imbuhnya.
Sementara itu, pemilik Firth Right, Putu Marmar Herayukti, menjelaskan bahwa event ini akan digelar pada 19 April mendatang di Firth Right, Sanur.
“Untuk memeriahkan acara, kami juga mengundang Bapak Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara dan Bapak Wakil Walikota Denpasar untuk hadir,” ujarnya.
Marmar menuturkan, ide acara ini lahir dari banyaknya rekan-rekan musisi yang juga merupakan penggemar muay thai. “Konsepnya unik, karena pertandingan muay thai akan diiringi langsung oleh penampilan band,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa durasi setiap ronde akan mengikuti panjang lagu yang dimainkan. “Kalau biasanya satu ronde berlangsung 3 menit, di acara ini bisa menjadi 6 atau 7 menit, tergantung lamanya lagu,” tambahnya.
Event ini akan menghadirkan lima band, namun hanya dua band yang akan mengiringi jalannya pertandingan di atas ring. “Melalui event ini, kami berharap bisa menemukan bibit-bibit atlet baru untuk dibina lebih lanjut, mengingat kami juga telah aktif di ajang-ajang seperti Porjar, Walikota Cup, Prapon, dan Porprov,” pungkasnya. (eka/bi)