Bangli, baliilu.com – Ketua BPPD (Badan Promosi Pariwisata Daerah) Bangli DR. I Ketut Mardjana mengatakan bahwa untuk memajukan Bangli
khususnya di bidang kepariwisataan, BPPD tidak bisa bekerja sendiri, tetapi
harus selalu bergandengan tangan antara regulator pariwisata, pelaku pariwisata,
lembaga pariwisata, asosiasi pariwisata dll.
‘’Di Bangli ada Badan
Pengelola Geopark Batur, Dinas Pariwisata, Pokdarwis, Desa Wisata, pegiat-pegiat pariwisata ini
harus menjadi satu kesatuan yang didukung oleh pemerintah daerah. Kalau pemerintah tidak memberikan dukungan penuh maka tidak akan bisa berjalan sesuai yang
diharapkan. Karena
itu harus bergandengan tangan saling
dukung-mendukung baik antara pelaku pariwisata, regulator pariwisata, lembaga
pariwisata, asosiasi pariwisata untuk mensukseskan pariwisata itu,’’ ujar
DR. I Ketut Mardjana usai
dilantik sebagai Ketua BPPD Bangli oleh Bupati Bangli Made Gianyar,SH, M Hum., Selasa (11/2/2020) di
Bunutin Bangli.
Adapun kepengurusan BPPD
Bangli selengkapnya yakni sebagai Ketua DR. I Ketut
Mardjana didampingi I Wayan Sukarma, I Gusti Ayu Kade Purnamawati, SE, Made Herry Erika Sedana, I
Putu Puspayana, A Md.Kom., S Pd., M Pd., I Gede Novara Krishna, ST, Tessar Wijaya, S Kom., I
Made Sarjana, SP, M Sc. dan Drs. Nyoman
Muliawan, MA
Mardjana menegaskan ada dua kekuatan penting dalam memajukan Bangli
khususnya di bidang kepariwisataan. Pertama adalah kekuatan
pengelolaan objek wisata, yang termasuk kemampuan SDM, pengelolaan objek wisata
dan pembinaan kelembagaan yang mengelola pariwisata, seperti pokdarwis dan desa wisata. Kekuatan yang kedua
adalah kemampuan untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan potensi, objek dan
destinasi wisata Bangli yang saat ini jumlahnya cukup banyak. Ada 43 objek
wisata di Bangli.
Dikatakan Mardjana,
dalam rangka menjalankan kelompok kekuatan pertama ini telah dibentuk Badan
Pengelola Pariwisata Geopark Batur. Namun badan ini hanya bertanggung jawab
untuk menangani masalah pariwisata di kawasan Geopark Batur saja. Menurutnya,
memperhatikan daerah Bangli lainnya yang juga mempunyai potensi wisata yang
tidak kalah menarik
dengan Geopark Batur seperti di daerah Tembuku yang banyak tumbuh objek destinasi baru, di Penglipuran, di daerah barat, yang total terdapat 43 objek wisata di Bangli, maka kiranya jangkauan kerja dan tanggung jawab Badan
Pengelola Pariwisata ini diperluas untuk pengembangan pariwisata Bangli secara
keseluruhan, yang tentu namanya disesuaikan menjadi Badan Pengelola Pariwisata
Bangli. Dengan satu badan yang mengurusi bagaimana masalah produksi, pembinaan SDM, pembinaan objek wisata, pengelolanya, maka kerja BPPB akan
lebih efektif.
Kekuatan yang kedua
yakni terkait kemampuan untuk memperkenalkan dan mensosialisasikan potensi,
objek dan destinasi wisata Bangli, menurut mantan Dirut PT Pos Indonesia ini,
dengan sosialisasi yang luas maka segala potensi, objek dan destinasi wisata
Bangli akan diketahui oleh dunia. Oleh karena itu dengan terbentuknya BPPD
Bangli, dengan tugas dan tanggung jawab untuk mempromosikan Pariwisata Daerah
Bangli akan menjadi sangat relevan dan signifikan.
Mardjana berharap kedua kekuatan yang berbentuk Badan ini hendaknya selalu berjalan hand-to-hand dan saling menopang di bawah kendali, arahan dan dukungan penuh Pemkab Bangli. BPPD Bangli dan Badan Pengelola Pariwisata Bangli bersama Pemerintah Kabupaten Bangli, khususnya Dinas Pariwisata Bangli diharapkan dapat berkolaborasi secara baik dengan pegiat pariwisata, hotel dan restoran, pemandu wisata, desa wisata dan pokdarwis sehingga menciptakan suatu langkah bersama dalam membangun dan membangkitkan pariwisata di wilayah Kabupaten Bangli. “Tanpa dukungan Pemkab Bangli, keberadaan BPPD Bangli tidak berarti apa-apa,” jelas jebolan Fakultas Ekonomi Universitas Monash Melbourne, Australia ini.
Ditambahkan DR. Mardjana, keberadaan objek wisata yang dimiliki
selayaknya dikelola secara baik dan tepat agar mampu menarik lebih banyak
wisatawan baik mancanegara maupun domestik. “Daya tarik wisata yang dikelola
dengan baik merupakan titik awal untuk mampu mendatangkan wisatawan lebih
banyak, yang mana pada akhirnya akan meningkatkan pertumbuhan perekonomian di
Bangli,” ujar GM Toya Devasya Natural Hot Spring ini.
Daya tarik wisata yang
dibangun dengan baik tambahnya, tidak akan efektif dan memberikan hasil
maksimal bila tidak diperkenalkan secara luas ke masyarakat mancanegara maupun
domestik. Untuk itu harus dibarengi dengan upaya sosialisasi secara luas, baik
secara off-line atau konvensional maupun secara digital dalam bentuk promosi
dan pemasaran yang masif dan terstruktur.
Peran promosi dan
pemasaran yang terstruktur sangat dibutuhkan untuk memperkenalkan destinasi
wisata yang dipunyai Bangli. Dalam konteks ini, dan dalam era industri 4.0
yakni suatu era dimana penggabungan antara teknologi otomasi dan teknologi
cyber berjalan begitu cepatnya, maka digital marketing sudah menjadi keharusan.
Sekiranya BPPD yang baru terbentuk ini mempunyai cukup dana maka program digital marketing akan menjadi
program pertama dan utama dalam mempromosikan Bangli. “Kita harus mampu
memperkenalkan produk dan destinasi wisata Bangli kepada dunia. Dan Digital
Marketing akan mampu menembus dunia tanpa harus memperhatikan sekat teritorial
negara,” jelas sosok pekerja keras yang tidak suka duduk di belakang meja ini. (*/balu1)
PELATIHAN: Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pariwisata saat mengadakan Pelatihan Keamanan dan Keselamatan Daya Tarik Wisata, di Four Hotel, Jalan Raya Puputan Renon, Kamis (27/6). (Foto: Hms Dps)
Denpasar, baliilu.com – Situasi aman serta tingkat keselamatan tinggi adalah kondisi ideal yang harus dimiliki setiap tempat wisata atau daerah yang berpotensi memiliki Daya Tarik Wisata (DTW). Dalam rangka memenuhi semua faktor itu, Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pariwisata, mengadakan Pelatihan Keamanan dan Keselamatan Daya Tarik Wisata, di Four Hotel, Jalan Raya Puputan Renon, Kamis (27/6).
Dihadiri oleh Asisten l Sekretariat Daerah Kota Denpasar, I Made Toya dan Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Putu Riyastiti, pelatihan ini melibatkan sejumlah pengusaha, pengelola, dan juga perwakilan desa/kelurahan yang memiliki potensi DTW di daerah masing-masing.
Saat membacakan sambutan Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara, Asisten I Sekretariat Daerah Kota Denpasar, Made Toya menyampaikan meski Kota Denpasar berada dalam zona yang aman untuk dikunjungi, namun penting bagi semua kalangan untuk tetap menjaga stabilitas dan standarisasi keamanan, kenyamanan serta keselamatan di setiap tempat destinasi wisata.
“Untuk merealisasikannya, dibutuhkan penguatan pemahaman serta kompetensi dari pengusaha, pelaku, dan juga pengelola tempat wisata. Selain itu, partisipasi masyarakat dan stakeholder juga adalah faktor pendukung terwujudnya keamanan dan keselamatan di tempat destinasi,” katanya.
Selanjutnya, Made Toya juga mengemukakan, keamanan dan keselamatan juga adalah faktor krusial yang akan mempengaruhi citra sebuah destinasi wisata. Oleh karenanya, menjadi penting untuk dapat meyakinkan calon wisatawan dan juga memberikan bukti nyata soal keamanan dan kenyamanan destinasi wisata.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Kota Denpasar, Putu Riyastiti dalam laporannya mengungkapkan, tujuan utama diadakannya pelatihan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dan pengetahuan pengelola dan pekerja daya tarik wisata sehingga mampu menciptakan keamanan dan keselamatan pada daerah DTW masing-masing.
“Kami melibatkan 47 orang peserta yang akan mengikuti pelatihan selama 3 hari di dalam kelas. Setelah usai, peserta nantinya akan kita ajak untuk mempraktekkan di lapangan,” jelasnya.
Putu Riyastiti selebihnya menuturkan, pada kegiatan pelatihan ini terdapat beberapa narasumber yang dilibatkan untuk memberikan materi kepada para peserta. Antara lain yang berasal dari dunia pariwisata, unsur kepolisian dan juga beberapa narasumber dari bidang terkait lainnya. (eka/bi)
PELATIHAN: Pelaksanaan Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata yang digelar Dinas Pariwisata Kota Denpasar di B Hotel, Denpasar, Selasa (11/6). (Foto: Hms Dps)
Denpasar, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar melalui Dinas Pariwisata kembali menggelar Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata untuk keenam kalinya. Kegiatan yang dilaksanakan sebagai upaya untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi pengelola desa wisata ini dibuka Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Denpasar, AA Gde Risnawan di B Hotel, Denpasar, Selasa (11/6). Kegiatan yang digelar selama tiga hari ini turut menghadirkan narasumber dari kalangan akademisi dan praktisi.
Kadis Pariwisata Kota Denpasar, Ni Luh Putu Ryastiti mengatakan, kegiatan ini merupakan pelatihan ke-6, yang telah dilaksanakan oleh Dinas Pariwisata Kota Denpasar dalam upaya untuk mempersiapkan SDM Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang kompeten dan unggul. Sebelumnya, Dinas Pariwisata Kota Denpasar mengadakan pelatihan berkaitan dengan Kepemanduan Wisata, Pelatihan Ekonomi Kreatif, Pelatihan Pemandu Wisata Outbound (Fasilitator Experential Learning), Pelatihan Tata Kelola Destinasi, Bisnis dan Pemasaran Pariwisata, Pelatihan Pengelolaan Destinasi bagi para pengelola destinasi, dan saat ini Pelatihan Pengelolaan Desa Wisata.
Lebih lanjut dijelaskan, pelatihan ini dilaksanakan selama 3 hari dengan rincian 3 hari di B Hotel Denpasar dan praktek lapangan pada tanggal 13 Juni 2024 di Desa Wisata Kutuh Kabupaten Badung. Kegiatan ini diharapkan mampu meningkatkan pengetahuan, motivasi, dan kompetensi pengelola desa wisata agar lebih professional dan berkualitas dalam melakukan pengelolaan desa wisata dan memberikan pelayanan kepada wisatawan.
“Kami berharap rekan-rekan di desa/kelurahan mengetahui potensi pariwisata dan ekonomi kreatif yang ada di daerahnya, sehingga dapat bersama-sama memepersiapkan sarana/prasarana, kelembagaan dan SDM yang dapat menunjang pengembangan dan pengelolaan yang berkelanjutan.
Sementara Asisten Perekonomian dan Pembangunan Setda Kota Denpasar, AA Gde Risnawan mengatakan bahwa perkembangan pariwisata yang melibatkan peran serta masyarakat menjadi prioritas pembangunan kepariwisataan berkelanjutan di Kota Denpasar. Dimana, pengelolaan desa wisata bertujuan untuk mewujudkan pengelolaan dan kualitas pelayanan yang berdaya saing melalui penerapan standar dan ketentuan yang berlaku secara nasional di desa wisata.
Dikatakannya, Kota Denpasar yang merupakan daerah perkotaan, namun tetap berupaya untuk mengembangkan desa wisata yang berkelanjutan. Hal tersebut menjadi tantangan tersendiri di tengah perkembangan pariwisata global yang semakin pesat.
Pihaknya berharap, melalui pelatihan pengelolaan desa wisata saya berharap para pengelola desa wisata di kota denpasar mendapatkan tambahan ilmu, menggali potensi yang dimiliki di daerahnya masing-masing. Sehingga terjalin sinergitas dan kolaborasi yang baik bagi sesama pengelola desa wisata, pemerintah, akademisi, industri dan media.
“Semoga pelatihan ini dapat meningkatkan pemahaman dan meluaskan wawasan tentang kepariwisataan yang berkelanjutan. Ikuti pelatihan 3 hari ini dengan sungguh-sungguh, sehingga ilmu yang diberikan dapat diserap dengan semaksimal mungkin,” ujarnya. (eka/bi)
TERIMA KUNJUNGAN: Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menerima kunjungan Director General of Hong Kong Economic and Trade Office (HKETO), Miss Libera Cheng di Kantor Walikota Denpasar, Senin (3/6). (Foto: Hms Dps)
Denpasar, balilu.com – Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menerima kunjungan Director General of Hong Kong Economic and Trade Office (HKETO), Miss Libera Cheng di Kantor Walikota Denpasar, Senin (3/6).
Kunjungan ini merupakan penajajakan awal guna membahas berbagai peluang kerja sama multisektor antara Kota Denpasar dengan HKETO. Sehingga dapat terjalin kerja sama yang saling menguntungkan dan mempererat hubungan antarkota.
Dalam pertemuan yang berlangsung hangat dan penuh semangat tersebut, Wawali Arya Wibawa mengemukakan harapan perihal potensi kerja sama kedua pihak dapat diwujudkan. Untuk itu, penjajakan kerja sama kedua pihak sangat diperlukan. Diharapkan, melalui pertemuan ini potensi kerja sama di bidang pariwisata, budaya, smart city serta masalah sosial dapat terjalin antara Pemkot Denpasar dan HKETO.
“Saat ini Pemkot Denpasar memang tengah fokus pada penjajakan kerja sama dengan banyak kota di dunia sebagai langkah pengembangan Kota Denpasar,” ujarnya.
Arya Wibawa menambahkan, Denpasar memiliki kalender event untuk berbagai macam festival yang akan diselenggarakan. Denpasar memiliki Kasanga Festival, D’Youth Festival, Sanur Village Festival, Rare Angon Festival hingga Denpasar Festival sebagai ajang pelestarian dan ruang kreativitas insan muda dan atraksi pariwisata di Kota Denpasar
Sementara, Director General of HKETO, Miss Libera Cheng pada kesempatan yang sama mengapresiasi langkah Pemkot Denpasar yang telah berkenan menerima kunjungan dan berdiskusi untuk kemungkinan kerja sama kedua pihak. Dimana, pihaknya ingin menawarkan kerja sama terkait bidang pariwisata dan budaya serta sosial yang nantinya diharapkan dapat memberikan manfaat bagi kedua belah pihak.
“Terima kasih atas sambutan yang luar biasa. Kami mengapresiasi langkah Pemkot Denpasar dalam rencana kerja sama dengan HKETO,” ujar Libera Cheng.
Kunjungan delegasi HKETO ini menjadi penanda langkah awal dalam membangun hubungan yang lebih erat dengan Denpasar. Pariwisata Denpasar merupakan suatu yang unik karena menjadikan budaya sebagai core.
“Kami optimis pertemuan ini akan membuahkan kesepakatan yang akan memberikan manfaat yang baik bagi kedua belah pihak. Untuk itu kami menunggu kalender event dari Pemkot Denpasar,” imbuhnya. (eka/bi)