Monday, 17 February 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

EKONOMI & BISNIS

Wagub Cok Ace Dorong Inovasi Pengembangan Potensi Desa Hadapi Era New Normal

BALIILU Tayang

:

de
WAGUB TJOKORDA OKA ARTHA ARDANA SUKAWATI

Denpasar, baliilu.com – Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) mendorong inovasi dan kreativitas pengembangan potensi desa menghadapi era new normal di tengah pandemi Covid-19. Hal tersebut disampaikannya saat tampil sebagai pembicara pada seminar nasional yang dilaksanakan secara daring, Kamis (2/7-2020).

Wagub Cok Ace yang mengikuti seminar dari ruang kerjanya menyampaikan Indonesia mempunyai keragaman seni, budaya, adat dan tradisi yang menjadi ciri khas tiap daerah. Adat dan tradisi itu tumbuh dan berkembang di setiap desa yang tersebar dari Sabang hingga Merauke.

Menurutnya, dengan modal seni, budaya, adat dan tradisi, setiap desa bisa dikembangkan menjadi desa wisata. Dia berpendapat, pengembangan  desa wisata akan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat. Hanya, menghadapi new normal, pengembangan desa wisata membutuhkan sentuhan inovasi, kreatifitas, manajemen pengelolaan yang baik serta sentuhan teknologi.

Oleh sebab itu, ia mengapresiasi gagasan Baliwood Land, sebuah konsep desa wisata film bertaraf internasional yang berlokasi di Abiansemal Dauh Yeh Cani, Kabupaten Badung. Penglingsir Puri Ubud ini berharap Baliwood Land terus menggali dan mengembangkan potensi desa-desa di Bali. Namun ia mengingatkan agar dalam upaya menggali dan mengembangkan potensi desa wisata, Baliwood Land senantiasa melibatkan masyarakat sebagai subjek, bukan memposisikan mereka sebagai objek.

Pada bagian lain, Guru Besar ISI Denpasar ini juga mengingatkan agar pengembangan desa wisata tetap mengindahkan isu yang berkaitan dengan protokol kesehatan Covid-19 yaitu kebersihan, kesehatan dan keamanan. “Mungkin yang dikembangkan adalah kelompok-kelompok kecil,” pungkasnya.

Seminar mengambil tema “Desa Global Menyikapi Persaingan Global dan Transformasi Baru: Telaah Kebijakan Pembaharuan dan Berbagi Pengalaman Menyambut Era New Normal”. Kegiatan ini menampilkan sejumlah pembicara yang  mengupas potensi yang perlu digali dan dikembangkan oleh desa menghadapi era new normal.

Baca Juga  Ny. Putri Koster Ajak Orangtua Tanamkan Semangat Nasionalisme Sejak Dini

Pembicara yang tampil pada seminar ini yaitu Kepala Pusat Penelitian Ekonomi – LIPI Dr. Agus Eko Nugroho yang memaparkan bangun kerangka teori dan konsep tentang modal sosial dan pembangunan desa. Berikutnya ada Direktur Direktorat Perfilman, Musik, dan Media Baru, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Ahmad Mahendra yang membawakan materi tentang kekayaan budaya adalah modal dasar pembangunan. Pembicara lainnya yaitu Dr. Bonivasius Prasetya dari Kementerian Desa PDDT, Dr. Syaifulah dari Kementerian Parekraf dan Dr. Agung Suryawan Wiranatha selaku Ketua Pusat Unggulan Pariwisata Universitas Udayana.

Seminar juga menampilkan Dr. Arvin Miracelova yang berbagi pengalaman tentang bagaimana kekayaan alam dan budaya lokal dari sebuah desa dapat dikelola menuju kekayaan dunia melalui inovasi digital (Baliwood Land Development). Seminar nasional desa juga dimeriahkan kehadiran sejumlah bintang tamu yang berbagi pengalaman dalam membangun kekuatan budaya, sumber daya manusia, masyarakat desa dan kreatifitas. Mereka antara lain Indah Miracelova dari Baliwood Academy dan CEO Smactivation Putu Naindra. (*/gs)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

EKONOMI & BISNIS

Pimpin High Level Meeting TPID, Pj. Gubernur Bali Tekankan Pentingnya Langkah Strategis Agar Inflasi Tetap Terjaga

Published

on

By

PIMPIN HLM: Pj. Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali pada Senin (17/2) di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali. (Foto: Hms BI Bali)

Denpasar, baliilu.com – Pj. Gubernur Bali S.M. Mahendra Jaya memimpin High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali yang bertajuk “Mewujudkan Ketahanan Pangan Provinsi Bali Melalui Penguatan Lahan Pangan Berkelanjutan, Pengairan, dan Benih Unggul”. Kegiatan ini berlangsung di Ruang Tirta Gangga, Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Denpasar, pada Senin (17/2).

Dalam kesempatan tersebut, ia menekankan pentingnya langkah strategis untuk menjaga inflasi sesuai target. “Target kita berada pada rentang 2,5% ± 1%, jadi harus dijaga agar tidak melebihi batas tersebut. Inilah gunanya kita duduk bersama,” tegasnya. Acara ini turut dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali R. Erwin Soeriadimadja, Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Dr. Ferry Irawan, Koordinator Kelompok Kerja Harga Pangan Produsen dan Konsumen Badan Pangan Nasional Dr. I Gusti Ketut Astawa, serta seluruh Tim TPID Provinsi Bali.

Meskipun angka inflasi Bali lebih tinggi dibandingkan nasional, yakni 2,41% (yoy) berbanding 0,76% (yoy), namun secara umum masih tergolong moderat dalam rentang 2,5%. Hal ini menunjukkan aktivitas ekonomi yang sehat serta daya beli masyarakat yang tetap baik. Selain itu, ia menambahkan bahwa pertumbuhan ekonomi Bali pada 2024 mencapai 5,48%, lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional sebesar 5,03%.

Ia juga menguraikan beberapa faktor penyebab inflasi, seperti gangguan cuaca ekstrem yang menghambat produksi dan distribusi pangan, kenaikan harga BBM, kebijakan distribusi gas elpiji 3 kg, meningkatnya harga Crude Palm Oil (CPO) dan emas global yang berdampak pada kenaikan harga minyak goreng dan perhiasan, serta perkiraan meningkatnya permintaan canang sari dan sembako pada Februari–Maret. “Kondisi ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah karena berpengaruh pada daya beli masyarakat dan stabilitas ekonomi Bali,” tambahnya.

Baca Juga  Wagub Tjok. Ace, Ajak Insan Pariwisata Jaga Keberlangsungan Alam Sekitar

Pagi itu, Pj. Gubernur Mahendra Jaya juga menegaskan agar TPID terus mendorong pertumbuhan ekonomi Bali agar tetap positif di atas 5%. “Hal ini akan mendukung daya beli masyarakat di tengah tantangan inflasi,” tandasnya, seraya mengapresiasi kerja keras TPID yang telah bekerja sama ngrombo menyelesaikan berbagai persoalan ekonomi di Bali.

Sementara itu, Kepala Perwakilan BI Provinsi Bali R. Erwin Soeriadimadja menjelaskan bahwa acara ini bertujuan menjaga stabilitas harga sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi di Bali. Ia mengakui bahwa meskipun inflasi Bali lebih tinggi dari nasional, namun masih dalam batas koridor inflasi nasional sekitar 2,5%. “Ini adalah hasil kerja keras kita bersama, tetapi kita tetap harus mewaspadai tekanan inflasi ke depan,” ujarnya. Menurutnya, inflasi terbesar di Bali disumbang oleh sektor makanan, minuman, dan tembakau yang mencapai 8,36%. “Beberapa komoditas hortikultura juga mengalami inflasi, tetapi fokus kita tetap pada stabilitas sektor makanan dan minuman,” imbuhnya.

Pada 2025, ia menekankan beberapa faktor yang perlu diwaspadai dalam menekan inflasi, baik global maupun nasional. Dari sisi global, perang dagang dan krisis energi dapat berdampak pada inflasi. Sementara di tingkat nasional, tantangan utama dalam waktu dekat adalah hari besar keagamaan dan libur panjang. “Di sisi lain, Bali juga menghadapi tantangan internal, seperti berkurangnya luas lahan sawah yang menyebabkan penurunan produksi pangan. Oleh karena itu, sektor pertanian dan perikanan harus diperkuat demi mewujudkan ketahanan pangan,” jelasnya.

Deputi Bidang Koordinasi Pengelolaan dan Pengembangan Usaha BUMN Dr. Ferry Irawan menambahkan bahwa HLM TPID telah menyepakati tiga langkah strategis untuk menjaga inflasi tetap stabil. Langkah-langkah tersebut adalah: (1) menjaga inflasi 2025 pada kisaran 2,5% ± 1% guna mendukung akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional, (2) menjaga inflasi komponen Volatile Food (VF) pada kisaran 3,5–5,0%, serta (3) memperkuat koordinasi pusat dan daerah dengan menetapkan Peta Jalan Pengendalian Inflasi 2025–2027.

Baca Juga  Kasatgas Dewa Indra: Optimis Covid-19 Bisa Diakhiri, jika Posko Desa dan Satgas Gotong Royong Berintegrasi

“Program Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPP) di berbagai wilayah Indonesia akan terus dilanjutkan pada 2025 untuk mendukung ketahanan pangan dan stabilitas harga,” pungkasnya. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Triwulan IV 2024, Kinerja Kegiatan Dunia Usaha di Bali Masih Bertumbuh

Published

on

By

kinerja dunia usaha bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok baliilu)

Denpasar, baliilu.com – Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha (SKDU) mengindikasikan kinerja kegiatan dunia usaha di Provinsi Bali pada triwulan IV 2024 masih tetap positif meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya. Hal ini tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) kegiatan dunia usaha sebesar 29,56%, lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya yang tercatat sebesar 65,08%.

Hal tersebut dipengaruhi beberapa faktor seperti cuaca ekstrim dan jumlah kunjungan wisatawan ke Bali pada triwulan IV 2024 tidak setinggi triwulan sebelumnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, Erwin Soeriadimadja, menyampaikan bahwa kinerja SKDU Provinsi Bali pada triwulan IV 2024 masih bertumbuh meskipun tidak setinggi triwulan sebelumnya. Curah hujan tinggi pada pada triwulan IV 2024 diprakirakan sebagai faktor yang mempengaruhi kondisi kegiatan usaha di Provinsi Bali. Beberapa Lapangan Usaha (LU), seperti LU Pertanian, Kehutanan dan Perikanan mengalami penurunan karena berakhirnya masa panen.

Erwin mengungkapkan penurunan pada LU Pertanian sejalan dengan kapasitas produksi terpakai LU Pertanian pada triwulan IV 2024 sebesar 72,47%, atau menurun dibandingkan triwulan sebelumnya sebesar 79,86%. Lebih lanjut, LU Akomodasi Makan dan Minum (akmamin) turut mengalami penurunan.

Responden menyampaikan hal tersebut dipengaruhi oleh menurunnya aktivitas wisata pada saat libur Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan tahun baru akibat cuaca hujan. Penurunan LU Akmamin juga terlihat dari menurunnya tingkat kunjungan wisatawan pada triwulan IV 2024.

Berdasarkan data Angkasa Pura, lanjut Erwin, jumlah kunjungan domestik triwulan IV 2024 sebanyak 1,22 juta orang, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 1,37 juta orang. Kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) juga turut mengalami penurunan, dengan jumlah kunjungan wisman pada triwulan IV 2024 sebanyak 1,75 juta orang, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 1,98 juta orang.

Baca Juga  Ny. Putri Koster Ajak Orangtua Tanamkan Semangat Nasionalisme Sejak Dini

Meskipun demikian, sebutnya, responden memprakirakan kegiatan dunia usaha pada triwulan I 2025 akan tumbuh positif dengan SBT sebesar 34,55%. Hal ini terutama didorong oleh capaian LU Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan yang diprakirakan akan meningkat seiring dengan dimulainya musim panen pada komoditas utama seperti padi.

Selain itu, LU Perdagangan juga menunjukkan potensi pertumbuhan kinerja usaha sejalan dengan adanya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Idul Fitri. ‘‘SKDU merupakan survei triwulanan Bank Indonesia yang bertujuan untuk memberikan gambaran tentang kondisi kinerja dunia usaha, memberikan indikasi arah perkembangan perekonomian, serta menyediakan informasi tentang ekspektasi pelaku usaha terhadap perkiraan inflasi,‘‘ ujar Erwin.

Pelaksanaan SKDU di Provinsi Bali dilakukan terhadap 130 pelaku usaha yang tersebar di seluruh Provinsi Bali dan mewakili 17 kategori lapangan usaha. Metode perhitungan dilakukan dengan saldo bersih tertimbang yakni dengan menghitung selisih antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban meningkat dengan persentase jumlah respons yang memberikan jawaban menurun, dan dengan memperhitungkan bobot masing-masing lapangan usaha. (gs/bi)

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Ekonomi Bali Tetap Kuat, Tumbuh 5,48% Sepanjang 2024

Published

on

By

ekonomi bali 2024
Infografis Pertumbuhan Ekonomi Bali Triwulan IV dan FY 2024. (Foto: BI Bali)

Denpasar, baliilu.com – Rilis Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali, menunjukkan ekonomi Bali pada triwulan IV 2024 tetap tumbuh tinggi sebesar 5,19% (yoy), meskipun melambat dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,43% (yoy).

Capaian ini menempatkan Bali pada peringkat kesepuluh dari 38 provinsi di Indonesia dan berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional sebesar 5,02% (yoy). Dengan perkembangan tersebut, ekonomi Bali secara keseluruhan 2024 tumbuh positif pada 5,48% (yoy), lebih tinggi dibandingkan ekonomi nasional sebesar 5,03% (yoy).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja melalui keterangan pers mengatakan bahwa pertumbuhan Bali yang tetap kuat tersebut menjadi indikator penting akan ketahanan dan potensi ekonomi wilayah dalam menghadapi tantangan global dan domestik. Dari sisi pengeluaran, peningkatan ekonomi Bali didorong oleh pertumbuhan pada investasi dan aktivitas ekspor. Investasi menguat sebesar 4.19% (yoy) sejalan dengan akselerasi penyelesaian konstruksi proyek strategis.

Sedangkan ekspor, lanjut Erwin, utamanya pada ekspor jasa, meningkat seiring peningkatan jumlah wisatawan mancanegara sebesar 17.65% (yoy). Adapun Konsumsi Rumah Tangga dan Konsumsi Pemerintah tumbuh kuat meski melambat. Kuatnya Konsumsi Rumah Tangga didorong oleh aktivitas Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Natal dan Tahun Baru. Konsumsi Pemerintah dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) juga tetap tumbuh kuat didorong pelaksanaan Pilkada serentak 2024.

Erwin Soeriadimadja menegaskan bahwa dari sisi lapangan usaha (LU), terdapat tiga LU dengan pertumbuhan tertinggi yakni LU Akomodasi, Makan, dan Minum (Akmamin), LU Pengadaan Listrik dan Gas, dan LU Industri Pengolahan. LU Akmamin yang menjadi kontributor ekonomi Bali tumbuh sebesar 10,24% (yoy). Kinerja LU ini didukung oleh tingginya kunjungan wisatawan mancanegara yang mencapai 17,65% (yoy). ‘‘Rata-rata Tingkat Penghunian Kamar (TPK) Hotel Bintang juga tetap tinggi sebesar 63%, yang turut memberikan dampak positif bagi sektor pariwisata dan sektor terkait lainnya,‘‘ ujar Erwin.

Baca Juga  Update Covid-19 (21/9), 6 Pasien Meninggal, Kasus Positif Meningkat Sebanyak 139 Orang

Sejalan dengan LU Akmamin, sebutnya, LU Pengadaan Listrik dan Gas juga tumbuh tinggi sebesar 9,5% (yoy) yang salah satunya tercermin dari tetap tingginya pertumbuhan konsumsi listrik sejalan dengan meningkatnya aktivitas pariwisata. Selain itu, LU Industri Pengolahan tumbuh sebesar 9,40% (yoy) yang juga tercermin dari meningkatnya penyaluran kredit untuk LU Industri Pengolahan.

KPw BI Bali Erwin Soeriadimadja mengungkapkan bahwa Bank Indonesia memperkirakan ekonomi Bali akan tetap tumbuh kuat pada Triwulan I 2025 didukung oleh momentum HBKN Imlek, Nyepi, dan Idul Fitri. Untuk mendukung pertumbuhan yang berkelanjutan dan inklusif, perlu dilakukan beberapa hal sebagai berikut:

i) Penguatan Sektor Padat Karya: mendorong Bali sebagai destinasi pariwisata dunia yang berbasis budaya dan kearifan lokal melalui sektor pariwisata, mendorong Bali swasembada pangan melalui sektor pertanian, dan mendorong Bali sebagai sentra industri kecil menengah berbasis agro dan ekonomi kreatif melalui sektor industri. ii) Sinergi Pengendalian Inflasi Melalui Kolaborasi Strategis Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID): menciptakan ekosistem ketahanan hulu-hilir, efisiensi distribusi komoditas pangan strategis, dan penguatan Data Neraca Pangan. iii) Sinergi Perluasan Pembiayaan Pembangunan melalui peningkatan Implementasi Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM), penguatan koordinasi lintas instansi dalam rangka fasilitasi business matching kepada UMKM, serta peningkatan pembiayaan investasi di luar APBN dan APBD melalui optimalisasi Regional Investor Relations Unit. iv) Sinergi Perluasan Digitalisasi Sistem Pembayaran dan Elektronifikasi Transaksi Pemerintah Daerah (ETPD) melalui Kolaborasi Lintas Sektor Mempercepat Perluasan Digitalisasi Sistem Pembayaran dan Pelindungan Konsumen yang meliputi perluasan akseptansi dan ekosistem digital, perluasan dan peningkatan transaksi ETPD, penguatan keamanan dan pelindungan konsumen.

‘‘Melalui kolaborasi yang berkelanjutan dengan pemerintah pusat dan daerah, serta pelaku ekonomi lokal, Bank Indonesia berkomitmen untuk mendukung pertumbuhan ekonomi Bali yang hijau, tangguh, dan sejahtera. Bank Indonesia optimis bahwa melalui sinergi antarsektor, Bali dapat terus meningkatkan daya tarik ekonominya, baik di skala nasional maupun global,‘‘ pungkasnya. (gs/bi)

Baca Juga  Kasatgas Dewa Indra: Optimis Covid-19 Bisa Diakhiri, jika Posko Desa dan Satgas Gotong Royong Berintegrasi

Advertisements
ucapan nataru
Advertisements
nataru
Advertisements
stikom
Advertisements
ucapan Imlek DPRD Badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca