Karangasem, baliilu.com
– Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia
Provinsi Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si, mengatakan upacara Pamahayu Jagat yang digelar bertepatan
dengan Purnama Kasa, 5 Juli 2020, bertempat di Pura Agung Besakih, merupakan
kelanjutan dari upacara sebelumnya seperti ngarutang
guru piduka dan ngaturang peneduh jagat.
‘’Ngaturang Peneduh Jagat bertujuan supaya jagat Bali
teduh dari Covid-19, ngaturang guru piduka mungkin ada kesalahan
sehingga Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan cobaan dengan adanya gering agung ini,’’ papar Ngurah Sudiana
usai mengikuti upacara Pamahayu Jagat,
Minggu (5/7-2020) di Pura Agung Besakih.
Sudiana melanjutkan, setelah kondisi mulai agak normal, lalu
dilanjutkan dengan upacara Pamahayu Jagat.
Mahayu-hayuning buana agar jagat Bali
ini supaya rahayu, harmonis dengan ngaturang
suksma kepada Ida Bhatara, Ida Sang Hyang Widhi wasa. Semoga dengan upacara
ini kita selalu mendapat perlindungan dari Sesuhuan.
Keharmonisan tidak saja di antara umat manusia, tetapi juga keharmonisan
alam semesta. Keharmonisan baik di alam bawah, alam tengah dan alam atas. ‘’Inilah
yang sangat penting dari tujuan upacara Pamahayu
Jagat ini,’’ terang Sudiana.
Di dalam upacara ini ada prosesi nuwek bagia pulakerti. Dipaparkan, bagia pulakerti adalah simbol yang kita tuwek adalah kebahagiaan. Artinya, semoga dengan nuwuk bagia pulakerti secara simbolis
selalu kebahagiaan itu tertuju kepada umat manusia dan alam semesta.
Pulakerti bermakna
yang baik-baik itu selalu ditanam. Selalu berbuat baik sehingga selalu mendapatkan
pahala yang baik, baik sekala maupun niskala.
Setelah upacara Pamahayu
Jagat, masih ada rangkaian upacara berikutnya yang akan dilaksanakan tahun
2021 dalam rangka menjaga dan melindungi Bali dari hal-hal buruk. Bentuk upacara
berupa pekelem di pemucuning jagat Bali untuk mengunci
jagat Bali dengan kekuatan niskala
anugerah dari Ida Bhatara supaya Bali senantiasa dilindungi. Selanjutnya tahun
2022 akan kembali digelar upacara yang akan
diumumkan kemudian.
Terkait secara sekala
grafik kasus positif masih terus meningkat, Sudiana menyatakan mungkin
meningkat tetapi bisa diatasi dengan tingkat kesembuhan yang juga cukup tinggi.
Karena itu harapan kita setelah upacara Pahamayu
Jagat ini tingkat kesembuhan semakin meningkat lagi dan tidak ada pasien
Covid-19 yang meninggal dunia. ‘’Kalau pun ada agar seminimal mungkin,’’ ujar
Sudiana.
Untuk menghindari terpapar Covid di tengah memasuki pelaksanaan
Tatanan Kehidupan Bali Era Baru, Sudiana berharap agar masyarakat Bali tetap disiplin
mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Baik selalu menggunakan
masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan had
sanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menjaga pola hidup bersih
dan sehat. dengan demikian mudah-mudahan kita akan terhindar dari Covid-19.
Jelang memasuki Tatanan Kehidupan Bali era Baru, pelaksanaan
persembahyangan di tempat suci sudah bisa dilaksanakan, baik di pura, masjid, wihara,dll
dengan mengikuti protokol kesehatan. ‘’Kita sudah membuat panduan tentang bagaimana
tata cara di pura sesuai protokol kesehatan, baik tempat duduk, tirtanya,
kerumunannya, bagaimana upacara panca yadnya dll. PHDI dan Majelis Desa Adat sudah
menyusun konsep dan tanggal 9 Juli ini sudah bisa diterapkan,’’ pungkas
Sudiana. (gs)