Wednesday, 26 March 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Ketua PHDI Bali: Jaga Keharmonisan Alam Semesta melalui Upacara ‘’Pamahayu Jagat’’

BALIILU Tayang

:

de
KETUA PHDI BALI PROF. DR. DRS. I GUSTI NGURAH SUDIANA, M.SI.

Karangasem, baliilu.com  – Ketua Parisadha Hindu Dharma Indonesia Provinsi Bali Prof. Dr. Drs. I Gusti Ngurah Sudiana, M.Si, mengatakan upacara Pamahayu Jagat yang digelar bertepatan dengan Purnama Kasa, 5 Juli 2020, bertempat di Pura Agung Besakih, merupakan kelanjutan dari upacara sebelumnya seperti ngarutang guru piduka dan ngaturang peneduh jagat.

‘’Ngaturang Peneduh Jagat bertujuan supaya jagat Bali teduh dari Covid-19, ngaturang guru piduka mungkin ada kesalahan sehingga Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan cobaan dengan adanya gering agung ini,’’ papar Ngurah Sudiana usai mengikuti upacara Pamahayu Jagat, Minggu (5/7-2020) di Pura Agung Besakih.

Sudiana melanjutkan, setelah kondisi mulai agak normal, lalu dilanjutkan dengan upacara Pamahayu Jagat. Mahayu-hayuning buana agar jagat Bali ini supaya rahayu, harmonis dengan ngaturang suksma kepada Ida Bhatara, Ida Sang Hyang Widhi wasa. Semoga dengan upacara ini kita selalu mendapat perlindungan dari Sesuhuan.

Keharmonisan tidak saja di antara umat manusia, tetapi juga keharmonisan alam semesta. Keharmonisan baik di alam bawah, alam tengah dan alam atas. ‘’Inilah yang sangat penting dari tujuan upacara Pamahayu Jagat ini,’’ terang Sudiana.

Di dalam upacara ini ada prosesi nuwek bagia pulakerti. Dipaparkan, bagia pulakerti adalah simbol yang kita tuwek adalah kebahagiaan. Artinya, semoga dengan nuwuk bagia pulakerti secara simbolis selalu kebahagiaan itu tertuju kepada umat manusia dan alam semesta.

Pulakerti bermakna yang baik-baik itu selalu ditanam. Selalu berbuat baik sehingga selalu mendapatkan pahala yang baik, baik sekala maupun niskala.

Setelah upacara Pamahayu Jagat, masih ada rangkaian upacara berikutnya yang akan dilaksanakan tahun 2021 dalam rangka menjaga dan melindungi Bali dari hal-hal buruk. Bentuk upacara berupa pekelem di pemucuning jagat Bali untuk mengunci jagat Bali dengan kekuatan niskala anugerah dari Ida Bhatara supaya Bali senantiasa dilindungi. Selanjutnya tahun 2022 akan kembali digelar upacara  yang akan diumumkan kemudian.

Baca Juga  Gubernur Koster Minta ISI Denpasar Bangkitkan Kekayaan dan Kejayaan Budaya Bali

Terkait secara sekala grafik kasus positif masih terus meningkat, Sudiana menyatakan mungkin meningkat tetapi bisa diatasi dengan tingkat kesembuhan yang juga cukup tinggi. Karena itu harapan kita setelah upacara Pahamayu Jagat ini tingkat kesembuhan semakin meningkat lagi dan tidak ada pasien Covid-19 yang meninggal dunia. ‘’Kalau pun ada agar seminimal mungkin,’’ ujar Sudiana.

Untuk menghindari terpapar Covid di tengah memasuki pelaksanaan Tatanan Kehidupan Bali Era Baru, Sudiana berharap agar masyarakat Bali tetap disiplin mengikuti protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Baik selalu menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun di air mengalir atau menggunakan had sanitizer, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan menjaga pola hidup bersih dan sehat. dengan demikian mudah-mudahan kita akan terhindar dari Covid-19.

Jelang memasuki Tatanan Kehidupan Bali era Baru, pelaksanaan persembahyangan di tempat suci sudah bisa dilaksanakan, baik di pura, masjid, wihara,dll dengan mengikuti protokol kesehatan. ‘’Kita sudah membuat panduan tentang bagaimana tata cara di pura sesuai protokol kesehatan, baik tempat duduk, tirtanya, kerumunannya, bagaimana upacara panca yadnya dll. PHDI dan Majelis Desa Adat sudah menyusun konsep dan tanggal 9 Juli ini sudah bisa diterapkan,’’ pungkas Sudiana. (gs)

Advertisements
iklan dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Upacara Melasti, Sucikan Diri Sebelum Perayaan Hari Raya Nyepi

Published

on

By

melasti pura jagatnatha buleleng
Pura Agung Jagatnatha Buleleng saat melakukan upacara melasti pada Selasa (25/3). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Menjelang perayaan Hari Raya Nyepi di Bali pada umumnya, Buleleng pada khususnya, masyarakat beragama Hindu biasanya menggelar berbagai rangkaian upacara. Salah satunya upacara melasti.

Upacara melasti biasanya dilakukan sebelum perayaaan Hari Raya Nyepi yang bertujuan untuk wujud kebersamaan dan ketulusan umat dalam menyucikan diri sebelum memasuki Catur Brata Penyepian.

Ritual ini pun terbilang cukup mengundang banyak masyarakat yang mengikutinya dengan berjalan kaki dari lokasi upacara sampai dengan pantai di tempat daerah itu sendiri.

Pada Nyepi Tahun Caka 1947, Pura Agung Jagatnatha Buleleng saat ini melakukan upacara melasti yang dihadiri langsung Bupati Buleleng, I Nyoman Sutjidra bersama Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna yang didampingi OPD lingkup Pemkab Buleleng, tokoh masyarakat dan pengempon Pura Agung Jagatnatha Buleleng, pada Selasa (25/3).

Pelaksanaan dari melasti kali ini dimulai dari mendak Ida Bhatara di Catus Pata tepatnya depan Pura Agung Jagatnatha, selanjutnya dilakukan mekalayas di jeroan, kemudian diiring ke Segara Buleleng.

Sesampai di Pura Segara, prosesi dilanjutkan dengan mengusung Ida Bhatara turun ke laut untuk menyentuh air laut yang biasa dikatakan Mekekobok sebagai simbol penyucian, kemudian dilanjutkan dengan rangkaian pecaruan serta persembahyangan bersama, dan kembali lagi ke Pura Agung Jagatnatha untuk dilanjutkan mesineb ke tempat pesucian.

Adapun rute yang dilaluinya, dari Pura Agung Jagatnatha Buleleng Jln. Pramuka lanjut Jln. Ponegoro, Jln. Erlangga sampai di Eks pelabuhan Buleleng. (gs/bi)

Advertisements
iklan dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Baca Juga  Update Sabtu (6/6), Warga Kelurahan Pemecutan Denpasar Terkonfirmasi Positif Covid-19
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Wawali Arya Wibawa Hadiri ‘’Upakara Melaspas’’ dan ‘’Pasupati Pratima’’ di Pura Dalem Sudha Sidakarya

Published

on

By

wawali arya wibawa
HADIRI UPAKARA: Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri Upakara Melaspas dan Pasupati Pratima, Pacanangan dan Sri Sedana di Pura Dalem Sudha, Desa Adat Sidakarya, bertepatan dengan Rahina Soma Kliwon, Wuku Wariga, Senin (23/3). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa menghadiri Upakara Melaspas dan Pasupati Pratima, Pacanangan dan Sri Sedana di Pura Dalem Sudha, Desa Adat Sidakarya, bertepatan dengan Rahina Soma Kliwon, Wuku Wariga, Senin (24/3). Upakara tersebut dilaksanakan setelah proses perbaikan serta renovasi tuntas dilaksanakan.

Hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Komisi III DPRD Kota Denpasar, I Wayan Suadi Putra, Kabag Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara, Plt. Camat Denpasar Selatan, Komang Pendawati, serta krama Desa Adat Sidakarya. Dalam kesempatan tersebut, Wawali Arya Wibawa turut mengikuti proses silih asih serangkaian upakara tersebut.

Bendesa Adat Sidakarya, I Ketut Suka saat diwawancarai menjelaskan bahwa Upakara Melaspas dan Pasupati Pratima, Pacanangan dan Sri Sedana di Pura Dalem Sudha, Desa Adat Sidakarya ini dilaksanakan setelah proses perbaikan tuntas dikerjakan. Dimana, upakara melaspas dan pasupati ini dilaksanakan guna melengkapi rangkaian proses agar Ida Bhatara kembali berstana di Pratima dan Pacanangan tersebut.

Dikatakannya, upakara ini merupakan wujud sradha dan bhakti krama Desa Adat Sidakarya kepada Ida Bhatara Sesuhunan. Hal ini tentunya diharapkan dapat memberikan anugerah kesejahteraan, kesehatan serta kemakmuran bagi seluruh krama desa.

“Semoga melalui upacara ini krama Desa Adat Sidakarya selalu dalam lindungan Tuhan, dan diberikan anugerah kemakmuran serta kerahayuan,” ujarnya.

Wakil Walikota Denpasar I Kadek Agus Arya Wibawa dalam kesempatan tersebut mengatakan, Upakara Melaspas dan Pasupati Pratima, Pacanangan dan Sri Sedana di Pura Dalem Sudha, Desa Adat Sidakarya ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan upakara ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana,” ujar Arya Wibawa. (eka/bi)

Baca Juga  Gubernur Koster Ajak PSMTI Bali Bersatu Membangun Bali

Advertisements
iklan dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Desa adat Manistutu Gelar Ngaben Massal, Diikuti 55 Sawa

Published

on

By

ngaben desa manistutu
HADIRI UPACARA: Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, saat menghadiri Upacara Pitra Yadnya Pengabenan lan Memukur Kolektif Kusa Pernawa yang berlangsung di Desa Adat Manistutu, Kecamatan Melaya, pada Rabu (19/3/2025). (Foto: Hms Jembrana)

Jembrana, baliilu.com – Bupati Jembrana I Made Kembang Hartawan, turut serta menghadiri Upacara Pitra Yadnya Pengabenan lan Memukur Kolektif Kusa Pernawa yang berlangsung di Desa Adat Manistutu, Kecamatan Melaya, pada Rabu (19/3/2025). Upacara yang penuh makna ini juga meliputi kegiatan Atma Wedana Nyekah Massal, diikuti oleh 55 sawa yang melaksanakan mukur dan mungkah, sedangkan untuk ngelungah diikuti 59 peserta.

Dalam kesempatan tersebut, Bendesa Desa Adat Manistutu I Wayan Reden menyampaikan rasa terima kasih kepada pemerintah daerah, khususnya kepada Bupati Jembrana, atas dukungan yang telah diberikan. “Kami mengucapkan terima kasih atas bantuan yang telah diberikan, sehingga upacara ini bisa berjalan dengan lancar. Semua ini juga berkat dukungan dari Bapak Bupati Jembrana,” ujarnya.

Sementara itu, Bupati Kembang Hartawan memberikan apresiasi tinggi kepada krama Desa Adat Manistutu atas semangat persatuan yang mereka tunjukkan dalam melaksanakan upacara tersebut. “Saya menghargai semangat kebersamaan yang ditunjukkan oleh krama desa dalam melaksanakan Upacara Pitra Yadnya ini. Semoga prosesi ini terlaksana dengan ikhlas yang tulus,” katanya.

Lebih lanjut, Bupati Kembang berharap agar semua keluarga yang terlibat dalam upacara ini dapat melaksanakan rangkaian acara dengan penuh rasa tanggung jawab sebagai wujud bhakti kepada leluhur. “Saya berharap rangkaian upacara ini dapat berjalan dengan lancar, serta memberikan manfaat bagi kita semua, sesuai dengan harapan bersama,” tambah. (gs/bi)

Advertisements
iklan dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Baca Juga  Gubernur Koster Ajak PSMTI Bali Bersatu Membangun Bali
Lanjutkan Membaca