Denpasar, baliilu.com
– Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19)
di Bali Dewa Made Indra menyampaikan dalam rangka mendukung kebijakan
pemerintah pusat ‘’Masker untuk Semua”, seluruh masyarakat Bali diminta
menggunakan masker kain setiap bepergian keluar rumah, dengan tujuan untuk mencegah penyebaran dan
melindungi diri sendiri dari Covid-19.
Dalam konferensi pers yang digelar Senin petang (6/4-2020)
di Denpasar ini, Dewa Indra mengharapkan semua pihak untuk dapat berdonasi
masker dalam rangka penguatan pencegahan Covid-19. Untuk itu, Pemprov
malalui Disperindag Provinsi Bali telah melakukan penjajakan dengan 50 perusahaan
garmen yang ada di Bali untuk memproduksi masker kain, sehingga masyarakat
tidak kesulitan dalam memperoleh masker kain. ‘’Kami juga mengimbau masyarakat
agar dengan menggunakan masker kain memperhatikan kebersihannya, maksimal
setiap 4 jam sekali, masker tersebut harus sudah dicuci dengan sabun atau
deterjen,’’ ujar Dewa Indra seraya menegaskan masker yang digunakan oleh tenaga
medis adalah masker N95 dan masker bedah.
Masker ini sangat penting, kata Dewa Indra, karena masker memiliki
dua fungsi. Bagi yang sakit dengan menggunakan masker virusnya tidak menular.
Bagi orang yang sehat menggunakan masker menghindarkan dirinya terinfeksi Covid-19.
‘’Masker ini seperti filosogi agama kita Tat
Twam Asi. Masker menjaga supaya saya tidak menyakiti anda, dan supaya anda
bisa melindungi saya. Jadi sama-sama saling melindungi,’’ ujar Dewa Indra.
Ketua Harian Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Bali Dewa Indra tak
henti-hentinya mengimbau kepada warga anak buah kapal (ABK) yang baru pulang
dari luar negeri adalah pahlawan devisa dan dari luar daerah untuk melaksanakan
karantina mandiri/isolasi diri sendiri di rumah masing-masing minimal 14 hari
dengan menerapkan protokol isolasi diri sendiri dengan penuh disiplin dan
tanggung jawab untuk keselamatan masyarakat. Dengan melaksanakan hal ini
merupakan wujud dari pahlawan kemanusiaan.
Selain itu, satgas yang ada di masing-masing desa memiliki
tugas dan tanggung jawab untuk mengawasi para anak buah kapal atau para migran
Indonesia serta para santri yang sedang melaksanakan isolasi mandiri. Selain
satgas, para petugas kesehatan baik puskesmas maupun puskesmas pembantu juga
harus mengawasi dan memberikan edukasi terhadap masyarakat desa yang belum
paham terhadap keberadaan dan penularan maupun pencegahan dari virus ini.
Dewa Indra menegaskan terkait pekerja migran Indonesia (PMI)
atau anak buah kapal (ABK) yang di-rapid
test merupakan prosedur yang ditambahkan oleh Provinsi Bali. Sedangkan SOP
secara nasional tidak ada memberlakukan rapid
test kepada PMI di bandara karena mereka sudah memiliki health sertificate dari negara asalnya,
dan hanya perlu dicek suhu badannya. ‘’Namun untuk memastikan lebih jauh, maka Pemprov
Bali menerapkan rapid test di bandara.
Jika hasil rapid test yang menunjukkan
potensi positif maka akan dikarantina sedangkan yang menunjukkan negatif akan
dipersilakan pulang dengan catatan karantina mandiri minimal 14 hari. Sedangkan
bagi PMI yang berstatus negatif dan bisa pulang tersebut, maka pada hari ke-8
mereka harus kembali melakukan rapid test
pada petugas kesehatan di masing-masing kabupaten/kota. Jika pada hari ke-8
hasilnya positif maka akan dikarantina
oleh pemerintah dan dilakukan tes PCR.
Terkait ketersediaan rapid
test, Dewa Indra menjelaskan periode pertama mendapat bantuan dari pusat 4.800
rapid test, Pemda Bali dengan segala
upaya juga sudah menganggarkan membeli 4.000 rapid test tahap pertama tapi yang datang baru 400 rapid test. Terakhir pemerintah pusat
kembali memberikan 8.400 rapid test
yang digunakan sampai hari ini. Persediaannya di provinsi sudah semakin
berkurang tetapi di kabupaten/kota masih cukup tersedia.
‘’Mudah-mudahan besok datang lagi rapid test , karena kami mengarahkan
lagi bukan dari pusat tetapi Bapak Gubernur berkomunikasi langsung dengan pihak
Kedutaan Besar Indonesia di Singapura untuk membantu membelikan rapid test dan sudah mendapatkan 20 ribu
rapid test. Jadi Bpk Gubernur bekerja
keras untuk terus memperkuat upaya pencegahan, beliau berkomuniaksi langsung
dengan Duta Besar kita di Singapura untuk membelikan rapid test dan ventilator. Rapid
test sudah mendapat laporan tiba di Jakarta sebanyak 20 ribu, tetapi masih
proses bea cukai, mudah-mudahan kalau sudah clear
besok bisa datang ke Bali. Di luar rapid
test, Pemprov Bali juga mengadakan ventilator. Sudah mendapatkan, namun untuk membawanya pulang tidak mudah karena
penerbangan sangat terbatas.
Upaya mengantisipasi proyeksi kasus penyebaran virus corona
yang semakin meningkat, Gugus Tugas Pemprov Bali sudah memikirkan perkembangan
tingkat resiko yang akan dihadapi dan menyiapkan strategi untuk meresponsnya.
Bukan hanya menyediakan hotel untuk tenaga medis jika terjadi keadaan buruk,
juga tempat karantina yang lebih banyak lagi. Juga rumah sakit khusus, lab
tambahan untuk uji swab kedua di Lab RS Unud.
Menanggapi perbedaan data antara kabupaten/kota dan provinsi,
Dewa Indra menjelaskan data provinsi bersumber dari data kabupaten/kota. Jika
terkait positif atau sembuh maka kita harus cek ke pusat sehingga data harus
sinkron dengan pusat. Untuk itu Bapak Gubernur telah bersurat kepada kabupaten/kota,
untuk kasus positif hanya diumumkan oleh Gugus Tugas Covid-19 Provinsi Bali.
Dewa Indra mengimbau kepada seluruh masyarakat untuk tetap
tenang, meyakini bahwa Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi,
Kabupaten/Kota), segenap unsur TNI, Polri dan instansi-instansi lainnya sedang
bekerjasama, sedang bergotong royong melakukan upaya-upaya pencegahan
penyebaran virus Covid-19. (*/gs)