Friday, 18 April 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Pemkot Denpasar ‘’Ngaturang Bhakti Pujawali’’ di Pura Pengubengan Besakih

BALIILU Tayang

:

purnama
SEMBAHYANG: Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa saat sembahyang bersama serangkaian Pujawali di Pura Pengubengan Besakih, Sabtu (20/7). (Foto: Hms Dps)

Karangasem, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar menghaturkan Pujawali di Pura Pengubengan Besakih, Sabtu (20/7). Pelaksanaan Pujawali yang bertepatan dengan Purnama Kasa ini dipuput Ida Pedanda Gede Manu Singaraga, Griya Sangkan Gunung, Karangasem dan Ida Pendada Putra Datah Griya Saraswati Budakeling.

Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota I Kadek Agus Arya Wibawa hadir mengikuti prosesi pelaksanaan Pujawali bersama tokoh masyarakat desa setempat dan pemedek. Hadir pula Sekda Kota Denpasar, IB Alit Wiradana, Ketua TP PKK Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua Gabungan Organisasi Wanita (GOW) Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa serta OPD di lingkungan Pemerintah Kota Denpasar.

Walikota Jaya Negara di sela-sela pelaksanaan persembahyangan bersama menyampaikan bahwa Pemkot Denpasar setiap tahun melaksanakan upacara Bhakti Pujawali di Pura Pengubengan, Besakih. Hal ini merupakan wujud sradha dan bhakti umat kepada sang pencipta.

Dikatakannya, pelaksanaan Pujawali merupakan momen penting untuk menyampaikan rasa penghormatan dan pemujaan kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa serta mempertahankan hubungan harmonis dengan umat manusia dengan Ida Sang Hyang Widi Wasa.

“Harapan kita bersama memperoleh keberkahan dan kesucian yang lebih besar dalam kehidupan serta meneguhkan nilai-nilai keagamaan dan menjaga integritas moral, serta menerapkan ajaran agama dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Jaya Negara.

Sementara Panitia Pujawali, Jro Mangku Nyoman Artawan mengatakan, Pujawali di Pura Pengubengan Besakih dilaksanakan setiap tahun sekali bertepatan dengan Purnama Sasih Kasa. Dimana, tahun ini Ida Bhatara Pura Pengubengan Nyejer selama tiga hari.

“Semoga dengan upacara Pujawali yang dilaksanakan Pemkot Denpasar dapat memberikan berkah kepada seluruh umat masyarakat Bali serta alam semesta beserta isinya selalu dalam lindungan Tuhan,” ujarnya. (eka/bi)

Baca Juga  Pemkot Denpasar Siap Bersaing dalam Lomba KTNA Provinsi Bali 2024

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan

BUDAYA

Bendesa Adat Se-Kota Denpasar ‘‘Ngayah‘‘ Baris Gede di Pura Agung Besakih

Published

on

By

Baris Gede
NGAYAH BARIS GEDE: Bendesa Adat se-Kota Denpasar ‘’ngayah’’ Tari Baris Gede saat Bhakti Penganyar Kota Denpasar serangkaian Karya Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Rabu Pon Sungsang, Rabu (16/4). (Foto: ags)

Karangasem, baliilu.com – Beragam elemen turut dilibatkan Pemerintah Kota Denpasar saat Bhakti Penganyar Kota Denpasar serangkaian Karya Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih, Rabu Pon Sungsang, Rabu (16/4).

Pada upacara Bhakti Penganyar tersebut, Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara turut ngayah mesolah Topeng Wali bersama Paguyuban Seniman Kota Denpasar, Bendesa Adat se-Kota Denpasar turut ngayah Tari Baris Gede, serta WHDI Kota Denpasar dan LPD se-Kota Denpasar turut ngayah Tari Rejang Renteng yang diiringi oleh Sekaa Gong Waja Swara, Banjar Wangaya Kaja.

Perwakilan Bendesa Adat, AA Ketut Oka Adnyana saat dikonfirmasi mengatakan, bhakti penganyar ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Sehingga menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai implementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan ngayah serangkaian bhakti penganyar ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai implementasi Tri Hita Karana,” ujarnya.

Hal senada disampaikan Bendesa Adat Penatih Puri, I Gusti Ngurah Gede Marhaendra Jaya. Ia menjelaskan bahwa momentum ngayah ini merupakan wahana untuk meningkatkan ketaatan kepada Tuhan. Hal ini juga menjadi momentum untuk mulat sarira atau introspeksi diri. Sehingga, kedepannya dapat lebih baik dalam menjalankan kewajiban dan tugas sesuai dengan profesi.

“Ini merupakan momentum untuk kita berbhakti kepada Tuhan, sebagai wahana introspeksi diri atau mulat sarira,” jelasnya. (ags/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan
Baca Juga  IETPD Kota Denpasar Tembus 3 Besar Nasional, Wawali Arya Wibawa: Momentum Perluasan Digitalisasi, Optimalisasi Pendapatan Daerah
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Pemkot Denpasar ‘’Ngaturang Bhakti Penganyar’’ Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih

Published

on

By

penganyar denpasar
NGAYAH: Walikota Jaya Negara bersama Paguyuban Seniman Kota Denpasar tampak ngayah mesolah topeng wali saat upacara Bhakti Penganyar serangkaian Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih bertepatan dengan Buda Pon Wuku Sungsang, Rabu (16/4). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Jajaran Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan Bhakti Penganyar serangkaian Karya Tawur Tabuh Gentuh dan Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih bertepatan dengan Buda Pon Wuku Sungsang, Rabu (16/4). Pelaksanaan Bhakti Penganyar dipimpin Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Ketua DPRD Kota Denpasar, I Gusti Ngurah Gede beserta Anggota DPRD Kota Denpasar.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Jaya Negara bersama Paguyuban Seniman Kota Denpasar tampak ngayah mesolah topeng wali. Turut hadir Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Ketua TP. PKK Kota Denpasar, Ny. Sagung Antari Jaya Negara, Ketua GOW Kota Denpasar, Ny. Ayu Kristi Arya Wibawa, Ketua DWP Kota Denpasar, Ny. Widnyani Wiradana serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar.

Silih berganti pemedek datang di kawasan Penataran Pura Agung Besakih untuk ngaturang bhakti sejak puncak Karya pada Purnama Kedasa, Sabtu (12/4) lalu. Pelaksanaan Bhakti Penganyar Pemkot Denpasar diawali dengan pengilen Tari Rejang Renteng, Wayang Lemah dan Topeng Wali. Merdu suara tetabuhan Gong Gede, kekidungan serta denting genta menambah khidmat suasana. Rangkaian prosesi diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput oleh Ida Pedanda Gede Putra Talikup, Griya Kawolubiau Muncan.

Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara didampingi Wakil Walikota, I Kadek Agus Arya Wibawa mengatakan, pelaksanaan Karya Ida Bhatara Turun Kabeh di Pura Agung Besakih ini merupakan momentum bagi seluruh umat Hindu untuk meningkatkan sradha dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Selain itu, momen ini juga baik dimanfaatkan sebagai ajang mulat sarira. Sehingga, keseimbangan alam semesta beserta isinya dapat tercipta.

Baca Juga  Jadi Narasumber di Seminar Nasional KBMHD Undiknas, Walikota Jaya Negara Ajak Generasi Milenial Bangun Ekosistem Kreatif Wujudkan HOTS

“Tentu ini merupakan momentum bagi kita bersama untuk meningkatkan sradha dan bhakti umat, serta memohon asung kertha wara nugraha Ida Sang Hyang Widi Wasa,” jelasnya.

Jaya Negara menambahkan, pelaksanaan Bhakti Penganyar juga bertujuan sebagai ungkapan rasa syukur Pemerintah Kota Denpasar atas kelancaran dalam menjalankan swadharma membangun daerah. Dimana, rasa persatuan (menyama braya) umat Hindu harus terus dipupuk agar yadnya sebagai wujud syukur dapat terus kita laksanakan guna meningkatkan sradha dan bakti umat sesuai dengan swadarma menuju keseimbangan alam semesta.

“Melalui Bhakti Penganyar ini diharapkan mampu memberikan energi Dharma yang dapat memberikan hal positif bagi jagat Bali untuk membersihkan dan menetralisir hal-hal negatif yang tidak diinginkan demi terciptanya keseimbangan jagat beserta isinya,” imbuhnya.

Untuk diketahui, rangkaian untuk pelaksanaan upacara Ida Batara Turun Kabeh, berlangsung selama 21 hari. Untuk puncak Karya Ida Bhatara Turun Kabeh jatuh pada Purnama Sasih Kedasa pada 12 April lalu. Setelahnya, pada tanggal 13 April sampai dengan 2 Mei dilaksanakan upacara penganyar dari seluruh kabupaten/kota se-Bali, dan juga dari panitia karya upacara Pura Agung Besakih. Untuk panyineban karya akan dilaksanakan pada 3 Mei 2025. (eka/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Masuk WBTB, Tradisi Bukakak Simbol Kesuburan Desa Giri Emas

Published

on

By

Ngusaba Bukakak
NGUSABA BUKAKAK: Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra bersama Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna saat menghadiri tradisi Ngusaba Bukakak Desa Giriemas, Kecamatan Sawan digelar pada Purnama Sasih Kedasa, Minggu (13/4). (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Masuk sebagai salah satu Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) di Kabupaten Buleleng, Tradisi Ngusaba Bukakak Desa Giriemas, Kecamatan Sawan digelar pada Purnama Sasih Kedasa, Minggu (13/4).

Hadir pada kesempatan ini, Bupati Buleleng I Nyoman Sutjidra bersama Wakil Bupati Buleleng, Gede Supriatna yang didampingi OPD terkait di lingkup Pemkab Buleleng.

Ketua Panitia, Wayan Sunarsa menyampaikan Tradisi Bukakak merupakan simbol kesuburan Desa Giri Emas yang berujud seekor burung garuda terbuat dari ambu (daun enau muda) dengan dihiasi bunga kembang sepatu (pucuk bang).

Ngusaba Bukakak tersebut bertujuan untuk mengucapkan terima kasih kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewi Kesuburan, atas kesuburan tanah dan segala hasil pertanian yang melimpah.

Lebih lanjut, Sunarsa mengatakan Bukakak juga merupakan simbol perpaduan antara sekta Siwa, Wisnu dan Sambhu. Dimana, untuk sarana ditempatkan di dalam Bukakak yakni seekor babi yang diguling sebagian tubuhnya.

“Babi itu hanya matang di bagian punggungnya saja, sedangkan bagian bawahnya dibiarkan mentah. Sehingga babi tersebut memiliki 3 warna yakni merah, putih dan hitam,” ucap Sunarsa.

Tidak hanya bentuknya yang unik, Bukakak ini juga hanya diperbolehkan mengusung warga yang sudah dewasa, untuk yang masih remaja diperbolehkan mengusung sarad alit.

Pakaiannya pun lain. Untuk warga yang dewasa atau sudah nikah menggunakan pakaian putih merah, sedangkan yang masih remaja atau belum nikah menggunakan pakaian putih kuning. (gs/bi)

Advertisements
nyepi dprd badung
Advertisements
dprd bali nyepi
Advertisements
stikom bali
Advertisements
iklan
Baca Juga  Pemkot Denpasar Siap Bersaing dalam Lomba KTNA Provinsi Bali 2024
Lanjutkan Membaca