Denpasar, baliilu.com – Setelah melakukan sejumlah langkah antisipasi
terhadap isu wabah African Swine Fever (ASF) di sejumlah wilayah di Bali hingga kematian babi dapat dikendalikan, Pemprov Bali kini berupaya memulihkan
kepercayaan masyarakat agar tidak khawatir mengkonsumsi daging babi.
Upaya yang dilakukan Pemprov Bali yakni menggelar kampanye “daging babi aman dikonsumsi asalkan diolah melalui
proses memasak yang benar”. Kegiatan yang dilaksanakan di Kantor Dinas
Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali, Jumat (7/2/2020), dihadiri
Gubernur Bali yang diwakili Sekda Provinsi Bali Dewa Made Indra.
Dewa Indra mengatakan
kampanye ini bertujuan untuk meyakinkan masyarakat bahwa
mengkonsumsi daging babi di tengah isu adanya virus ASF ini masih tetap aman. Asal dagingnya dimasak
secara benar, sampai benar-benar matang. Karena virus ini mati jika dimasak
dengan temperatur tertentu.
Sampai saat ini, kata Dewa Indra, status
virus ASF di Bali masih suspect, belum positif. Balai veteriner yang ada di
Bali sudah mengambil sampel dan melakukan uji laboratorium. Namun belum bisa
memastikan sehingga dikirim lagi ke balai veteriner yang ada di Medan. Hal ini
mengingat, wabah ASF sudah duluan ada di sana, sudah ada penanganan sehingga
telah berpengalaman untuk mengindentifikasi virus ini.
‘’Meskipun statusnya suspect, namun karena sudah menyebabkan kematian babi
dalam jumlah yang cukup signifikan yaitu 888 ekor, kasus ini tentu kita harus
waspadai. Tolong, media hati-hati dalam memberikan informasi, karena dalam kasus penyebaran virus ada beberapa tahapan
yaitu dalam pengasawan, suspect (diduga) dan terakhir baru positif. Jangan
langsung menyebut positif meskipun gejalanya mirip. Untuk penentuan status
suspect hingga positif, harus melalui proses uji laboratorium dulu,’’ terang Dewa Indra mengingatkan.
Selain upaya penanganan, lanjut Dewa Indra, yang
lebih penting adalah upaya pengendalian yang dilakukan saat ini. ‘’Kawan-kawan di dinas
mulai provinsi hingga kabupaten/kota dan veteriner terus melakukan upaya untuk meredam
penyebaran virus ini dibantu kementerian pertanian khususnya dirjen peternakan
dan kesehatan hewan,’’ ujarnya.
Sejalan dengan upaya pengendalain, dilakukan
pula edukasi masyarakat supaya memilih pakan babi yang sehat. Kalau memberi
pakan dari sisa makanan dari warung, rumah tangga atau hotel, pastikan dimasak
hingga mendidih. Selain itu, kebersihan kandang babi juga harus diperhatikan.
Sesering mungkin semprot kandang dengan disinfektan yang sudah dibagikan secara
gratis oleh dinas pertanian.
Dewa Indra menegaskan upaya pengendalian yang dilakukan telah membuahkan hasil karena beberapa
hari terakhir tak ada lagi laporan kematian babi. Dan terkait dengan
perayaan Galungan,
dalam situasi seperti saat ini, konsumsi lawar dengan darah mentah tidak direkomendasi.
Dewa Indra menekankan,
kampanye daging babi aman dikonsumsi diharapkan mampu
mengembalikan kepercayaan masyarakat sehingga harga daging babi di pasaran
dapat kembali dikatrol karena bagi masyarakat Bali, babi mempunyai nilai
ekonomi.
Sementara itu, Direktur Kesehatan Hewan
Kementerian Pertanian Drh. Fadjar Sumping Tjatur Rassa, Ph.D menyampaikan bahwa daging babi
merupakan sumber protein. Untuk itu kasus kematian babi di Bali yang terjadi sejak Desember 2019
perlu disikapi. Belakangan ini terjadi gejala penyebaran wabah penyakit hewan
secara global. Bali yang memiliki populasi ternak babi cukup tinggi harus
waspada karena virus ini belum ada obat dan vaksinnya.
Di samping itu, agar
meningkatkan kewaspadaan dengan menerapkan standar
operasional. ‘’Saya mengapresiasi langkah pengendalian yang berhasil dilaksanakan daerah Bali. Sebaiknya juga menerapkan
bioskuriti pada peternakan rakyat, batasi keluar masuk kandang. Peternak jangan
gunakan pakan dari sisa makanan,’’
kata Fadjar seraya menegaskan virus ini tidak menular ke
manusia, jadi jangan takut dan khawatir berlebihan. Produk olahan babi aman
untuk dikonsumsi.
Kadis Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi
Bali Ir. Ida Bagus Wisnuardhana, M.Si melaporkan bahwa dalam sepuluh hari
terakhir kematian babi sudah nol. Hal itu menunjukkan bahwa upaya pengendalian
yang dilakukan cukup berhasil. Namun ia berharap hal itu jangan membuat lengah. Upaya penyemprotan
kandang dengan disinfektan terus diinteksifkan. Kampanye daging babi aman
dikonsumsi melibatkan pegawai Pemprov Bali dan sejumlah undangan seperti PHDI,
akademisi dan Gabungan Usaha Peternak Babi (GUBI). Kampanye ditandai dengan
pemotongan babi guling oleh Sekda Dewa Indra yang dilanjutkan dengan makan
bersama olahan daging babi.
(*/balu1)