Thursday, 28 September 2023
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Raja Klungkung XII Ida Dalem Smara Putra: Bangga, Pusat Kebudayaan Bali Dibangun di Klungkung

BALIILU Tayang

:

se
IDA DALEM SMARA PUTRA: Raja Klungkung XII.

Klungkung, baliilu.com –  Rencana Pemerintah Provinsi Bali membangun kawasan Pusat Kebudayaan Bali di Kabupaten Klungkung,  dalam rangka mewujudkan visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali disambut positif Raja Klungkung XII Ida Dalem Smara Putra.

‘’Kami berterima kasih karena Pemprov Bali sudah memilih Klungkung sebagai lokasi dari Pusat Kebudayaan Bali tersebut,’’ terang Ida Dalem Smara Putra kepada media baliiilu.com (29/1-2020). Raja keturunan XXII dari dinasti Majapahit ini menuturkan kalau berbicara Bali era Majapahit, peradaban Bali pusatnya di Klungkung.

Ida Dalem melanjutkan memang waktu zamannya Dalem Waturenggong, Bali pernah berjaya dan kebudayaan mencapai puncak keemasan. Namun kebudayaan Bali tidak muncul saat itu, karena kebudayaan Bali sudah ada sejak zaman dulu. Hanya ketika zaman Ida Dalem Waturenggong pembinaan akan kebudayaan Bali demikian meluas. Jika dilihat dari zaman Majapahit, Ida Dalem Waturenggong adalah generasi ketiga setelah Sri Aji Dalem Kresna Kepakisan. ‘’Kita merasa senang dan bangga, karena Pemprov mengingat kebudayaan masa lalu,’’ ujar jebolan ITS Surabaya ini.

Ida Dalem berharap, pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung agar Pemprov Bali betul-betul mengkaji apa kebudayaan Bali masa lalu yang menyebabkan Bali sampai sekarang tetap menjadi tujuan wisata dunia atau destinasi wisata yang terfavorit di dunia. ‘’Supaya betul-betul teridentifikasi. Jangan sampai kebudayaan yang dikenal kemudian tercemari oleh hal-hal yang negatif. Supaya Pemprov hati-hati bagaimana di era masa kini kebudayaan masa lalu itu masih tetap lestari. Di era modernisasi, globalisasi, atau di era modern yang sekarang diistilahkan di era Bali baru, kebudayaan lama itu tetap lestari. Itu yang kami harapkan,’’ ujar Ida Dalem yang pernah mengabdi di Perhubungan.

Baca Juga  Wawali Jaya Negara Hadiri Karya Ngadegan Lan Pasupati Sesuhunan Pura Mpu Aji Dukuh Sakti Kesiman

Bukan bermaksud mengagungkan diri, ‘’Tetapi supaya dilihat bahwa kami meneruskan sebagai generasi penerus Ida Dalem Waturenggong. Apa yang kami warisi dari dulu bisa dipakai juga sebagai referensi dalam pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung,’’ harap Ida Dalem seraya menekankan jangan sampai kita merasa ada budaya yang tidak kita kenal.

Dalam penyusunan kebudayaan Bali era baru dengan tetap melestarikan kebudayaan yang sudah diwarisi dari para leluhur. ‘’Dan ini harus betul-betul teliti, mau mengajegkan budaya Bali. Mengajegkan budaya yang mana? Dari dulu ya begini apa yang sudah kita laksanakan,’’ pungkas Ida Dalem.

Terkait rencana pembangunan Pusat Kebudayaan Bali di Klungkung, sebelumnya Gubernur Bali Wayan Koster didampingi Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menggelar konsultasi publik terkait rencana pembangunan  kawasan Pusat Kebudayaan Bali, serta pembangunan prasarana pengendali banjir Tukad Unda dan Waduk Muara Unda di Kabupaten Klungkung di Wantilan Pura Watu Klotok, Klungkung, pada Senin 27 Januari 2020.

Dalam sambutannya, Gubernur Koster menyampaikan bahwa pembangunan dalam bidang kebudayaan merupakan salah satu prioritas yang terkandung dalam visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Wujud nyata dari pembangunan kebudayaan tersebut salah satunya adalah Pusat Kebudayaan Bali.

Gubernur Koster menguraikan, pembangunan Pusat Kebudayan Bali memiliki nilai penting dan strategis dalam upaya pelestarian budaya di mana budaya  merupakan keunggulan yang dimiliki oleh Bali. (*/Balu1)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Sekda Adi Arnawa Hadiri ‘’Piodalan Jelih Nyatur’’ di Pura Pasek Gelgel Abiansemal

Published

on

By

sekda adi arnawa
SERAHKAN PUNIA: Sekda Wayan Adi Arnawa menyerahkan dana aci saat menghadiri upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes (Potong Gigi) di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Kamis (28/9). (Foto: ist)

Badung, baliilu.com – Sekretaris Daerah I Wayan Adi Arnawa mewakili Bupati Badung menghadiri upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes (Potong Gigi) di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Kamis (28/9). 

Upacara ini dipuput oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wija Karma Niyasa dari Griya Puser Tegal Wangi Jagapati, yang juga turut dihadiri perwakilan Camat Abiansemal, Perbekel Desa Sibangkaja Ni Nyoman Rai Sudani, Jero Bendesa Sibangkaja I Nyoman Ciriata, serta masyarakat setempat. Pada kesempatan tersebut Sekda Adi Arnawa menyerahkan dana secara simbolis sebesar Rp. 100 juta yang diterima oleh Ketua Panitia I Nyoman Toya dan disaksikan masyarakat setempat.

Dalam sambrama wacananya, Sekda Adi Arnawa mengajak masyarakatnya untuk tidak berhenti-henti menghaturkan rasa bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang berstana di Pura Pasek Gelgel, semoga Beliau selalu memberikan keselamatan dan kesehatan kepada masyarakat di Sibangkaja yang sudah melaksanakan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes.

“Kita ketahui bersama, bahwa baru saja kita melewati pandemi Covid-19, astungkara saat ini Badung sudah mulai membaik, semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Ida Batara yang berstana di Pura Pasek Gelgel, tetap memberikan kita keselamatan dan kerahayuan bagi semua masyarakatnya. Pemerintah Kabupaten Badung selalu memberikan perhatian serta berkomitmen meringankan beban masyarakatnya dari segi kegiatan keagamaan. Saya mengajak masyarakat untuk tetap menjaga rasa persatuan dan kesatuan, apalagi kita di Badung merupakan daerah pariwisata, yang perlu dijaga kenyamanan dan keamanan beserta kearifan lokal, budaya, adat, seni dan budaya. Semoga upacara ini berjalan dengan lancar, labda karya sidaning don,” jelasnya.

Sementara itu Prawartaka Karya I Wayan Sutarsa dalam laporannya menyampaikan, terimakasih kepada Bapak Sekda Badung yang sudah hadir dalam pelaksanaan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja.

Baca Juga  Klarifikasi Reopening, ‘’New Normal - New Happening’’ di Toya Devasya Hot Spring Waterpark

“Tujuan kegiatan ini yakni meringankan orang tua di Sibangkaja yang ingin menuntaskan utang kepada anak. Kami disini bersatu untuk mengambil langkah-langkah pelaksanaan upacara. Berkenaan dengan biaya yang digunakan merupakan swadaya dari masing-masing warga. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah sudah ikut menyaksikan pelaksanaan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes,“ tutupnya. (gs/bi)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Bupati Sanjaya ‘‘Nyaksiang‘‘ Karya Agung di Pura Tri Kahyangan Desa Adat Batungsel

Published

on

By

bupati sanjaya
BERFOTO: Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. berfoto bersama dengan prajuru dan krama desa adat usai mengikuti persembahyangan bersama yang digelar di Pura Bale Agung Desa Adat Batungsel, Pupuan, Minggu (24/9). (Foto: ist)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. menghadiri undangan persembahyangan bersama Prajuru Desa Adat dalam rangka upacara Ngenteg Linggih di Pura Luhur Pucak Kedaton, serta Karya Agung Saba Gede di Pura Tri Kahyangan Desa Adat Batungsel. Persembahyangan bersama tersebut digelar di Pura Bale Agung Desa Adat Batungsel, Pupuan, Minggu (24/9).

Turut hadir pada persembahyangan itu, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan dan salah satu anggotanya, Sekda, para Asisten dan Kepala OPD di lingkungan Pemkab Tabanan, Kepala Bagian di lingkungan Setda Kabupaten Tabanan, Camat dan unsur Forkopimcam Pupuan, Penglingsir Jero Subamia, Perbekel, Bendesa Adat serta Prajuru Adat, dan juga masyarakat setempat yang sangat antusias menyambut kegiatan.

Di kesempatan itu, Bupati Sanjaya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh krama Batungsel sebagai salah satu pencapaian dalam bidang pelestarian tradisi, seni, adat, agama dan budaya yang ada. Dimana hal ini sangat selaras dengan visi Pemkab Tabanan, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani, (AUM).

“Bahagia sekali perasaan titiang bisa hadir di tengah-tengah krama Batungsel. Luar biasa Ngenteg Linggih yang di-set-up oleh krama disini, apalagi dari dulu tiang sudah tahu, bahwa krama Batungsel memiliki tatanan budaya, perarem, awig-awig yang khusus dan tidak dimiliki Desa Adat kebanyakan di Kabupaten Tabanan. Sampai hari ini tetap dijaga dan tetap dilestarikan, ini patut mendapat apresiasi,” ujar Sanjaya.

Selaku Kepala Daerah, Sanjaya juga menyampaikan, bahwa sudah merupakan kewajiban seorang Bupati hadir bersama jajaran untuk mendukung serta membantu pembangunan yang dilakukan krama. Hal ini juga dikatakannya sebagai bentuk perwujudan bhakti terhadap krama atas sinergi yang telah ditunjukkan dalam membangun Tabanan. Untuk itu, Sanjaya meminta agar kekompakan dan semangat gotong-royong serta sinergi ini tetap dijaga untuk mewujudkan pembangunan ke depan.

Baca Juga  Buku Puisi Berisi QR-Code, Tumbuhkan Minat Baca

Sebelumnya, Ketua Panitia Karya menyampaikan terimakasih atas apresiasi dan perhatian dari Bupati beserta jajaran dalam persembahyangan ini. Pihaknya juga menyampaikan kebanggaannya karena Bupati Tabanan dengan bersama jajaran, hadir memenuhi keingginan krama/masyarakat, nyaksiang Karya yang dilakukan oleh pihaknya. Dimana kehadiran Bupati beserta jajaran juga dikatakannya menambah semangat dan motivasi masyarakat yang merupakan sejarah baru karya pihaknya dihadiri murdaning jagat.

Tiang mewakili seluruh Desa Adat, Penglingsir dan juga masyarakat Batungsel, menyampaikan terimakasih yang setinggi-tingginya dan semoga Bupati beserta jajaran selalu diberikan kerahayuan serta selamat sentosa dalam menjalankan tugas,” ujarnya sekaligus pada kesempatan itu pihaknya menyampaikan uraian upacara/upakara dari karya yang dilaksanakan krama Batungsel kepada seluruh hadirin. (gs/bi)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Walikota Jaya Negara ‘’Ngayah Nyangging‘‘ Serangkaian ‘‘Metatah‘‘ Massal di Desa Dauh Puri Kaja

Published

on

By

walikota jaya negara
NYANGGING: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah Nyangging serangkaian Karya Mapandes/Metatah Massal Desa Dauh Puri Kaja, bertempat di Wantilan Pura Agung Lokanatha Lumintang bertepatan dengan Sukra Umanis Merakih, Jumat (22/9). (Foto: ist)

Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara ngayah Nyangging serangkaian Karya Mapandes/Metatah Massal yang digelar pertama kalinya oleh Desa Dauh Puri Kaja, Kecamatan Denpasar Utara, di Wantilan Pura Agung Lokanatha Lumintang bertepatan dengan Sukra Umanis Merakih, Jumat (22/9).Walikota Jaya Negara ngayah Nyangging serangkaian metatah masal Desa Dauh Puri Kaja di Wantilan Pura Agung Lokanatha Lumintang, Jumat (22/9)

Terlihat sejak pagi ratusan warga sudah tampak memadati areal Bale Peyadnyan untuk mengikuti prosesi upacara mepandes massal. Dimana, dari prosesi upacara mepandes massal ini turut melibatkan penyandang disabilitas sebagai peserta.

Turut hadir dalam kesempatan tersebut, Ketua Komisi I DPRD Kota Denpasar, I Ketut Suteja Kumara, Camat Denpasar Utara, I Wayan Yusswara, serta undangan dan tokoh masyarakat desa setempat.

Di sela Karya Mepandes, Walikota Denpasar, IGN. Jaya Negara mengatakan bahwa ritual potong gigi (mepandes) yang merupakan salah satu ritual Manusa Yadnya yang wajib dilakukan.

“Dalam agama Hindu mepandes wajib dilakukan ketika anak menginjak usia remaja atau sudah dewasa. Ritual ini bertujuan untuk mengendalikan 6 sifat buruk manusia yang menurut agama Hindu dikenal dengan istilah Sad Ripu (enam musuh dalam diri manusia),” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, selain merupakan sebuah kewajiban yang dilaksanakan dalam kehidupan, metatah merupakan upacara untuk menetralisir sifat buruk dalam diri manusia yang disebut dengan Sad Ripu yang meliputi Kama (sifat penuh nafsu indriya), Lobha (sifat loba dan serakah), Krodha (sifat kejam dan pemarah), Mada (sifat mabuk atau kemabukan), Matsarya (sifat dengki dan irihati), dan Moha (sifat kebingungan atau susah menentukan sesuatu).

Sementara Perbekel Desa Dauh Puri Kaja, I Gusti Ketut Sucipta mengatakan, kegiatan metatah massal ini sudah untuk pertama kalinya diadakan oleh Desa Dauh Puri Kaja.

Baca Juga  Wawali Jaya Negara Hadiri Karya Ngadegan Lan Pasupati Sesuhunan Pura Mpu Aji Dukuh Sakti Kesiman

“Dimana metatah massal ini diikuti oleh 43 orang peserta dengan 5 sangging, yang diikuti warga wed/asli desa setempat yang nantinya akan terus kami adakan secara rutin setiap 2 tahun sekali,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, kegiatan ini merupakan sebuah program baru dari Desa Dauh Puri Kaja. Yang mana program ini bertujuan untuk membantu dan meringankan beban masyarakat kurang mampu sehingga dapat menekan pengeluaran masyarakat dalam melaksanakan yadnya, dikarenakan semua ini gratis. (eka/bi)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca