Denpasar, baliilu.com – Pemerintah Provinsi Bali melalui Ketua
Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona Virus Disease (Covid-19) di
Bali Dewa Made Indra melalui konferensi pers, Jumat (17/4-2020) di kantor Dinas
Kominfos Provinsi Bali Renon, Denpasar memaparkan sejak 22 Maret hingga Kamis
(16/4-2020) sudah sebanyak 9.647 pekerja migran Indonesia (PMI) asal Bali yang pulang,
termasuk yang datang dari Pelabuhan
Benoa Kamis (16/4) sebanyak 117 orang yang setelah di-rapid test semuanya
negatif.
Namun sesuai informasi
yang didapatkan dari Kementerian Luar Negeri, kata Dewa Indra, masih ada PMI
yang akan pulang dalam waktu ke depan ini. ‘’Kami masih
mendapatkan informasi dari Kementerian Luar Negeri tentang kepulangan beberapa
sahabat-sahabat kita baik melalui Bandara Ngurah Rai maupun melalui Pelabuhan
Benoa,’’ ujar Dewa Indra.
Untuk
Pelabuhan Benoa, lanjut Dewa
Indra, mendapat informasi ada 4 kapal yang merapat. Kamis (16/4), kemudian Jumat (17/4)
sebanyak 51 orang, 17 di
antaranya dari Bali. Sabtu (18/4) besok akan merapat 1 unit kapal, dan
kemudian lusa
akan merapat lagi 1 unit kapal. ‘’Untuk sementara dari Pelabuhan Benoa itu dulu, kita tunggu lagi arahan dari Pemerintah Pusat. Mengenai lagi berapa PMI yang akan pulang, ini bagian yang sangat
sulit kami identifikasi, termasuk Kementerian Luar Negeri juga tidak bisa mendapatkan data yang
pasti,’’ imbuh Dewa Indra.
Mengapa, ungkap Dewa Indra, karena para PMI ini mereka berangkat
dengan melamar langsung pada agen-agen yang mengirim mereka ke kapal pesiar. Jadi pemerintah tidak memiliki data yang pasti. ‘’Ini menjadi pelajaran
bagi kita ke depan harus diatur mekanisme agar agen-agen yang memiliki tenaga
kerja ke kapal pesiar agar melaporkan berapa, siapa, darimana yang dikirim tersebut. Sehingga
kita punya data. Ini pelajaran penting yang harus kita ambil,’’ ujarnya.
Terkait transmisi lokal, Dewa Indra menegaskan ada
yang terjangkit dari PMI yang sedang dirawat, dari orang yang pernah terjangkit di daerah lain, dan juga ada yang
terjangkit dari warga negara asing.
Yang terpapar dari daerah terjangkit misalnya di Jembrana ada seorang pegawai negeri
yang melaksanakan tugas ke Jakarta, mereka tidak tahu terinfeksi, lalu pulang kemudian istrinya terinfeksi.
Kemudian
ada lagi PNS Pemprov Bali yang tugas ke luar daerah tidak tahu dirinya
terinfeksi lalu pulang kemudian anaknya satu orang terinfeksi. Tapi ada juga yang di rumah sakit. Kita
sudah tahu ada 2 orang tenaga medis yang terinfeksi karena menangani pasien Covid-19.
Dewa Indra
menyampaikan sampai hari ini penyebaran Covid-19 baik di Bali, di Indonesia maupun di
dunia masih terus berlanjut.
Belum menunjukkan tanda-tanda yang menggembirakan. Salah satu sumber resiko yang
berpotensi menimbulkan peningkatan jumlah kasus positif Covid-19 di Bali adalah
sahabat kita yang memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri. Oleh karena itu maka
strategi yang terus dilakukan adalah menguatkan terus-menerus proses screening, proses pemeriksaan di
pintu masuk strategis kita adalah Bandara Ngurah Rai baik di kedatangan
internasional maupun di kedatangan domestik.
Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Bali ini baik
dari unsur pemerintah daerah,
unsur TNI, Polri, dari unsur pemerintah pusat yakni KKP, otoritas Bandara Ngurah Rai dengan segenap unsur
yang ada di bandara, bersama-sama bersinergi melakukan upaya-upaya pemeriksaan yang semakin
ketat. ‘’Kita evaluasi terus-menerus apa pun yang kita temukan hari ini sebagai kelemahan maka kita
evaluasi untuk kita sempurnakan lagi,’’
ujar Dewa Indra.
Tujuannya adalah untuk memastikan agar semua
orang yang datang dari luar negeri, baik itu warga negara asing yang sekarang ini sudah mulai sangat
menurun jumlahnya, maupun saudara-saudara kita atau sahabat-sahabat kita yang pernah
bekerja di luar negeri, harus dipastikan sebelum pulang ke kampung halamannya mereka negatif Covid-19.
Oleh karena itu, penyempurnaan pemeriksaan terus dilakukan. Dalam 4 hari mulai Kamis (16/4), hari ini, besok dan lusa, atas amanah dari Gugus Tugas Nasional kita juga
menerima PMI
yang pulang di Pelabuhan Benoa.
Ini adalah amanah
yang diberikan oleh pemerintah pusat melalui Gugus Tugas Nasional agar Provinsi Bali memfasilitasi kepulangan para pekerja migran kita di
Pelabuhan Benoa.
Untuk
itu, upaya screening juga akan dilakukan di Pelabuhan Benoa. Seluruh
PMI yang berada di kapal pesiar yang akan berlabuh di Pelabuhan Benoa, dilakukan rapid test dengan
baik untuk mengetahui atau mengidentifikasi yang mana positif, yang mana negatif. Sesuai dengan kesepakatan bupati/walikota se-Bali
yang positif menjadi tanggung jawab provinsi, yang negatif dikembalikan ke kab/kota di bawah pengawasan pemerintah kab/kota.
Untuk PMI yang tidak berasal
dari Bali maka sudah berbagi tugas, pemerintah pusat melalui Gugus Tugas Nasional
bersama kepala BP3TKI dengan agen kapal pesiar untuk memfasilitasi kepulangan
PMI ini secepat mungkin.
Kita terus mengupayakan
PMI yang berasal dari luar Bali tiba di Benoa untuk mengikuti proses pemeriksaan
tes yang ketat, dan kemudian difasilitasi untuk segera pulang ke kampung halamannya
masing-masing.
Jika pada hari itu
mereka mendapatkan tiket pesawat ke kampung halamannya maka hari itu diberangkatkan,
jika belum ada penerbangan paling lambat besoknya terkirim. Jadi tidak akan ada PMI asal daerah lain yang lama-lama di Bali, tidak akan ada dan ini
sudah menjadi komitmen antara Gubernur Bali dengan Gugus Tugas Nasional.
‘’Oleh karena itu, tentu kami mengharapkan pemahaman dan juga dukungan semua pihak. Perbedaan-perbedaan pendapat adalah hal yang biasa, tetapi ketika pemerintah
sudah mengambil keputusan maka sebagai aparat pemerintah kita harus melaksanakan dengan
sebaik-baiknya,’’ ujar Dewa Indra.
Terkait jumlah kasus positif masih memperlihatkan angka pertambahan dari
hari ke hari,
baik yang disumbangkan dari PMI yang pulang dari berbagai negara, maupun karena transmisi lokal, atau karena datang dari
daerah terjangkit maka semua masyarakat Bali harus tetap waspada.
Waspada untuk melindungi diri kita, waspada untuk melindungi anggota keluarga kita, untuk melindungi
masyarakat kita. Karena itu kami tidak akan
pernah bosan untuk
menyampaikan imbauan kepada seluruh masyarakat Bali, untuk selalu menggunakan
masker terutama sekali ketika
berkomunikasi dengan orang lain,
tetap harus rajin mencuci tangan menggunakan sabun pada air yang
mengalir,
kemudian disiplin menjaga jarak fisik dalam berkomunikasi, dalam berinteraksi dengan orang lain serta sebisa
mungkin mengurangi aktivitas di luar rumah.
Ini
penting sekali karena ini adalah cara-cara yang mudah, cara-cara yang mudah
dipahami,
cara-cara yang tidak membutuhkan biaya mahal, cara-cara yang tidak menimbulkan resiko yang tinggi, tetapi kalau dilakukan
dengan penuh disiplin maka akan efektif untuk meredam penyebaran Covid-19.
Terkait ketersediaan alat
pelindung diri (APD), Dewa Indra menegaskan persediaan rapid test, masker bedah maupun masker N95 semuanya masih
dalam keadaan cukup untuk satu minggu kedepan. ‘’Bukan
berarti setelah satu minggu kita akan kehabisan, tidak.
Karena kita juga
selalu menambah ketersediaan APD, rapid test dan lain-lain yang kita butuhkan untuk memastikan bahwa proses
penanganan kawan-kawan kita yang positif tetap berjalan dengan baik dan aman,’’ pungkas Dewa Indra. (*/gs)