Denpasar, baliilu.com
– Sampai Selasa petang (21/4) kasus positif Covid-19 di Bali didominasi 82,67
persen dari imported case dan daerah
terjangkit. Komposisi ini menentukan strategi yang dilakukan Pemerintah Provinsi
Bali melalui Tim Gugus Tugas Covid-19.
‘’Karena sumber resiko di Bali adalah imported case, maka strategi yang diutamakan adalah melakukan screening dan pemeriksaan yang sangat ketat,
baik di Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa dan Gilimanuk. Tak ada orang yang
masuk atau bisa masuk ke tengah masyarakat kalau dia positif Covid-19,’’ terang
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra saat video
conference, Selasa petang (21/4-2020) di Kantor Dinas Kominfos Provinsi Bali
Renon, Denpasar.
Oleh karena itu, kata Dewa Indra yang juga Sekda Bali, proses
pemeriksaan dilakukan seketat mungkin. Baik melalui serangkaian pemeriksaan seperti
suhu tubuh dan rapid test. Agar setiap
orang diketahui segera, positif, reaktif terhadap Covid-19 atau tidak.
Dewa Indra lanjut menginformasikan perkembangan update Covid-19 sampai Selasa petang
dimana ada pertambahan kasus positif sebanyak 10 orang dari warga negara Indonesia.
10 orang ini terdiri dari 7 orang punya riwayat perjalanan ke luar negeri
(PMI), transmisi local 2 orang dan dari daerah terjangkit 1 orang. Jumlah akumulatif
positif sampai sore ini sebanyak 150 orang. Untuk yang sembuh belum mendapat
laporan, dengan kata lain masih tetap 42 orang, yang meninggal masih tetap 3
orang.
Selanjutnya pasien yang masih dalam perawatan baik di rumah
sakit dan karantina sebanyak 105 orang. Dari jumlah akumulatif positif 150 orang
terdiri dari 8 orang WNA dan 142 WNI. Sedangkan 142 orang WNI menurut sumber
dimana terinfeksi, dari imported case
sebanyak 99 orang, dari daerah terjangkit 17 orang, dan transmisi lokal 26
orang.
Sementara itu, jika dipersentasekan antara yang terjangkit
melalui transmisi lokal dan imported case
sebagai berikut. Positif transmisi lokal sebanyak 26 orang sama dengan 17,33%
dari akumulatif positif sebanyak 150 orang. Positif dari imported case (baik dari luar negeri dan daerah terjangkit)
sebanyak 124 orang sama dengan 82,67%.
Artinya, kata Dewa
Indra, dari 150 orang terkonfirmasi ini yang terjadi melalui transmisi lokal 17,33%
dan imported case 82,67%. Angka ini
penting untuk bisa memahami strategi apa yang dilakukan Pemerintah Provinsi Bali.
Karena strategi yang diterapkan tidak harus persis sama dengan daerah lain. Pendekatannya
sangat tergantung pada sumber resikonya.
Kalau di ibukota Jakarta kasus positif banyak terjadi karena
transmisi local, maka strategi penanganan penyebaran Covid-19 melalui pembatasan
aktivitas penduduk, untuk membatasi ruang gerak warga masyarakat.
Namun sumber resiko di Bali adalah imported case, tegas Dewa Indra, maka strategi yang diutamakan
adalah melakukan screening dan
pemeriksaan yang sangat ketat, baik di Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Benoa dan Gilimanuk.
‘’Tak ada orang yang masuk atau bisa masuk ke tengah masyarakat kalau dia
positif Covid-19,’’ ujar Dewa Indra.
Oleh karena itu, proses pemeriksaan dilakukan sangat ketat.
Baik melalui serangkaian pemeriksaan suhu tubuh dan rapid test. Pemeriksaan yang seketat mungkin ini agar setiap orang bisa
segera diketahui apakah positif, reaktif terhadap Covid-19 atau tidak.
Jika setelah melalui rapid
test dinyatakan positif maka diambil oleh Pemprov Bali untuk dirawat di RS
PTN Unud, RSUP Sanglah atau karantina Pemprov Bali agar benar-benar tidak masuk
ke tengah-tengah masyarakat. Jika hasilnya negatif maka akan dikarantina pemerintah
kabupaten/kota selama 14 hari.
Meskipun yang positif terkonfirmasi melalui transmisi lokal 17,33%
bukan berarti Tim Gugus Tugas mengabaikan cara pencegahan melalui transmisi lokal.
Pada prioritas, angka 17,33 persen ini tentu juga angka yang penting. ‘’Kita berharap
angka ini tidak naik. Strategi untuk mengendalikan agar transmisi lokal tidak
bertambah lagi tentu berbeda dengan strategi untuk menghadapi imported case,’’ ujar Dewa Indra.
Untuk mencegah transmisi local naik, Dewa Indra menyatakan kita
harus disiplin betul untuk menerapkan, semua warga Bali menggunakan masker
terutama di luar rumah, berinteraksi dengan orang lain, rajin mencuci tangan
dengan sabun di air yang mengalir, harus berusaha terus menjaga jarak aman
dengan orang lain, kita semua berupaya menghindari tempat ramai, berinteraksi
dengan banyak orang. Karena kita tidak pernah tahu apakah yang diajak berinteraksi
positif atau tidak, mengingat banyak orang yang positif tidak menunjukkan
gejala seperti demam, batuk atau sesak napas dll.
‘’Oleh karena itu, untuk mengendalikan kasus transmisi lokal
tidak berkembang terus, saya tidak pernah berhenti untuk mengajak masyarakat
disiplin dalam menjalankan upaya-upaya pencegahan. Karena kunci utama untuk mencegah
penyebaan Covid-19 melalui transmisi lokal adalah menggunakan masker, mencuci
tangan, menjaga jarak dan menghindari kerumunan, keramaian. Jika itu bisa
dilakukan oleh seluruh masyarakat Bali maka kasus transmisi lokal tidak akan
bertambah,’’ ujar Dewa Indra optimis.
Sedangkan kasus imported
case agak sulit dikendalikan. Mengapa, karena masih banyak warga masyarakat
Bali yang merupakan PMI sedang pulang ke Bali. Karena mereka menghadapi persoalan
di perusahaan tempat bekerja di luar negeri. ‘’Jadi tidak mungkin kita mengambil
kebijakan menghambat atau mencegah, atau mengerem imported case ini dengan kita mengambil kebijakan tidak mempersilakan
pulang, itu tidak mungkin kita lakukan karena PMI yang pulang ini adalah warga
masyarakat kita sendiri,’’ ungkap Dewa Indra.
Yang terpenting adalah meskipun terus pulang, terus berdatangan,
Tim Gugus Tugas memastikan melakukan screening,
pemeriksaan yang sangat ketat di bandara dan pelabuhan sebagai pintu masuk Bali.
Meski kasus ini bertambah angkanya, mereka tidak kita lepas di tengah masyarakat,
sehingga mereka tidak menginfeksi orang lain di masyarakat.
‘’Mudah-mudahan melalui upaya kita bersama maka Covid-19 ini
dapat kita kendalikan bersama di Bali dan penyebarannya bisa kita tekan sampai
pada titik yang rendah sehingga kehidupan masyarakat bisa pulih kembali dan
aktivitas perekonomian bergerak, berputar lagi dan kehidupan masyarakat menjadi
normal. (*/gs)