Thursday, 15 May 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

EKONOMI & BISNIS

Bertahan di Tengah Pandemi, Petani Sayur Ngurah Gedet Bersyukur Ada Pasar Pangan Murah

BALIILU Tayang

:

de
NGURAH PUTU, Petani sayur asal Banjar Auman Pelaga Petang Badung yang merasakan manfaat gelaran Pasar Pangan Murah setiap Jumat pagi.

DARI sederet pedagang yang berjualan di gelaran Pasar Pangan Murah yang diprakarsai Pemerintah Provinsi Bali di depan Kantor Gubernur Bali Renon Denpasar, Jumat (17/7-2020), ada seorang lelaki yang sibuk melayani pembeli. Ia dengan cekatan memasukkan sayur-mayur ke dalam kantong yang diborong para ASN sehabis olahraga di lapangan Niti Mandala.

Ia adalah Ngurah Putu atau akrab dipanggil Ngurah Gedet, seorang petani asal Banjar Auman Desa Pelaga Petang, Badung. Ngurah Gedet ikut hadir di Pasar Pangan Murah sejak pagi menjual hasil produksi kebunnya sendiri yang rata-rata serba organik. Mulai dari daun paku, pucuk labu, koll, sawi, sayur hijau, bokcai, keladi, ubi, wortel, jeruk, lemon bali, hingga madu asli produksi sendiri.

Meski masih muda, pria yang berusia 31 tahun ini tak merasa canggung berjualan sayur, bahkan tak pernah merasa malu menjadi petani apalagi gengsi. Ia mengaku menjadi petani karena keharusan bukan pilihan. ‘’Kalau boleh memilih lebih baik saya jadi pengusaha atau pejabat,’’ katanya sedikit bergurau.

Tetapi Ngurah Gedet harus menjadi petani karena dari orangtuanya memang seorang petani. ‘’Kalau bukan saya siapa lagi yang meneruskan orangtua saya sebagai petani,’’ ungkap Gedet memberi alasan.

de
TAK CANGGUNG, Ngurah Gedet tak canggung melayani pembeli.

Kebetulan istri yang mendampinginya juga punya komitmen yang sama mau hidup bersama sebagai petani dalam artian pekerja langsung. Lahan perkebunan sekitar 1 hektar dari warisan orangtua ditambah mengontrak lahan 2,5 hektar, ia sekeluarga ditemani 4 pekerja dari kampung yang setiap hari di kebun menanam berbagai jenis sayuran.

Ngurah Gedet memaparkan sebelum pandemi Covid-19 mewabah di Bali yang melumpuhkan sektor pariwisata, ia sanggup memproduksi 450-500 kg sayur-mayur per hari yang diserap pasar hotel dan restoran melalui Pelaga Farm.  Jika dinilai sekitar 4,5 juta per hari tetapi belum dipotong beaya tenaga kerja, pemeliharaan, transportasi dll.

Baca Juga  Update Covid-19 (13/7) di Bali, Pasien Sembuh terus Meningkat Tercatat 97 Orang

Untuk memenuhi pasar hotel dan restoran yang harus kontinu setiap hari, ia mengajak anak-anak muda ikut bertani. Sambil berbagi ilmu dan mencari peluang pasar, sistem produksi di antara rekan petani diatur bergiliran per minggu. ‘’Kalau saya sendiri belum bisa melayani sendiri, karena itu kita gabung sesama petani untuk memenuhi permintaan pasar yang harus kontinu tiap hari,’’ ujarnya.

Namun pandemi Covid-19 membuat petani sayur kelimpungan. Biasanya per hari 450-500 kg sayur terserap pasar, sejak 4 bulan lalu per hari hanya laku sekitar 30-50 kg. ‘’Terus terang, niki yang menjadi masalah di kelompok dan saya pribadi. Sampai sayur saya terbuang. Kalau kita tak tanam sayur takutnya ketika normal dan barang kita diperlukan tidak ada maka kita dianggap tidak komitmen,’’ujarnya seraya mengatakan tidak berani mengatakan rugi walau kenyataan sayur terbuang.

Untuk mempertahankan hidup dan juga beberapa pekerja, Ngurah Gedet dan juga petani lainnya berkeliling menjual hasil perkebunan. Di antaranya mendapat peluang berjualan di gelar Pasar Pangan Murah setiap hari Jumat di halaman kantor Dinas Pertanian Bali. Di Pasar Pangan Murah ini seluruh hasil perkebunannya yang dijual dengan harga jauh lebih murah dari harga pasar umum dengan kualitas yang masih segar dan organik ludes terjual.

Ngurah Gedet pun juga berkesempatan mendapat peluang menjaja hasil perkebunannya di ajang Pasar Pangan Murah yang diprakarsai Pemerintah Provinsi Bali di depan Kantor Gubernur Jumat (17/7) lalu. Seluruh barang dagangannya pun  habis terjual. ‘’Kami berterimakasih kepada Ibu Gubernur (Ny. Putri Koster, red) yang sudah mengundang kami untuk berjualan di sini sehingga hasil perkebunan kami bisa laku,’’ ujar Ngurah Gedet penuh syukur.

Baca Juga  NET89 Peduli Gelar Aksi Donor Darah dan Donasikan Dana CSR ke Panti Asuhan

Ngurah Gedet mengaku bersyukur ada gelaran Pasar Pangan Murah setiap hari Jumat yang sangat membantu memasarkan barang-barang hasil produksi petani. Selain petani bisa berhadapan langsung dengan pembeli juga menghindarkan terjadinya kerumunan jika petani hanya fokus berjualan di pasar umum. (gs)

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan

EKONOMI & BISNIS

Inflasi Bali Tetap Terjaga di Tengah HBKN Galungan

Published

on

By

inflasi bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok)

Denpasar, baliilu.com – Berdasarkan rilis BPS Provinsi Bali, perkembangan harga gabungan kabupaten/kota perhitungan inflasi di Provinsi Bali pada April 2025 secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,73% (mtm), lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mengalami inflasi 1,61% (mtm).

Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali meningkat menjadi 2,30% (yoy) dari 1,89% (yoy) pada Maret 2025, dan masih terjaga dalam rentang target 2,5±1%. Inflasi bulan April 2025 di Provinsi Bali tetap terkendali, namun terdapat beberapa komoditas yang perlu mendapat perhatian karena mengalami peningkatan harga seperti komoditas bawang merah dan bawang putih. Untuk itu, ke depan tetap diperlukan penguatan pengendalian inflasi melalui kolaborasi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) khususnya dalam rangkaian Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Kuningan dan libur nasional pada Mei 2025. Secara spasial, seluruh Kota/Kabupaten IHK mengalami inflasi bulanan dan tahunan.

Kabupaten Tabanan mengalami inflasi bulanan tertinggi sebesar 1,09% (mtm) atau 2,52% (yoy), diikuti Kota Singaraja yang mengalami inflasi bulanan sebesar 0,80% (mtm) atau 1,82% (yoy). Selanjutnya, Kota Denpasar mengalami inflasi bulanan sebesar 0,69% (mtm) atau 2,69% (yoy), dan Kab. Badung mengalami inflasi bulanan sebesar 0,49% (mtm) atau 1,80% (yoy).

Secara bulanan, inflasi di Provinsi Bali terutama disumbang oleh kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, serta kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, seiring dengan normalisasi tarif listrik dan peningkatan harga emas perhiasan. Berdasarkan komoditasnya, secara tahunan inflasi bulan April 2025 terutama bersumber dari kenaikan harga cabai rawit, daging babi, kopi bubuk, bawang merah, dan minyak goreng.

Baca Juga  Kelurahan Panjer Gelar Pemantauan Prokes, Hari Ini Sasar Pasar Nyanggelan

Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga tomat, daging ayam ras, sawi hijau, telur ayam ras, dan bensin. Penurunan harga daging ayam ras seiring dengan peningkatan pasokan ayam pedaging dari daerah sentra. Ke depan, beberapa risiko yang perlu diwaspadai antara lain peningkatan permintaan barang dan jasa pada libur nasional di akhir Mei, dan kenaikan harga emas perhiasan serta minyak goreng seiring tingginya harga global emas dan Crude Palm Oil (CPO).

Selain itu, terdapat risiko peningkatan harga daging babi didorong tetap tingginya permintaan dari luar daerah di tengah rangkaian HBKN.

Untuk memitigasi risiko inflasi ke depan, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengungkapkan bahwa Bank Indonesia Bali terus memperkuat sinergi dan inovasi bersama seluruh Kabupaten/Kota di Bali untuk mengimplementasikan strategi 4K pengendalian inflasi, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif. Dalam jangka menengah panjang, Bank Indonesia Bali juga mengajak seluruh TPID untuk bersama-sama menjaga stabilitas harga dan mewujudkan ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas lahan pertanian. Produktivitas dapat ditingkatkan melalui penguatan implementasi regulasi perlindungan lahan pangan berkelanjutan dan mitigasi alih fungsi lahan, penguatan pengairan, implementasi benih unggul, serta perluasan hilirisasi.

Selanjutnya, kata Erwin, Bank Indonesia bersama TPID Provinsi dan Kabupaten/Kota di Bali akan terus memperkuat dan memperluas implementasi Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP), melalui peningkatan produktivitas pertanian, optimalisasi kerjasama antar daerah, peningkatan efisiensi rantai pasok dengan penciptaan ekosistem ketahanan pangan yang melibatkan BUMDes, perumda pangan, dan koperasi, serta kerja sama hulu-hilir antara petani, penggilingan, perumda pangan, dan horeka (hotel, restoran, dan kafe) disertai dengan penguatan implementasi regulasi optimalisasi penggunaan produk lokal oleh horeka di daerah.

Baca Juga  Rai Mantra: Waspadai Penularan Covid-19 dari Klaster Upacara Keagamaan dan Perkantoran

“Melalui sinergi tersebut, Bank Indonesia Bali meyakini inflasi Provinsi Bali pada tahun 2025 akan tetap terjaga dalam kisaran target inflasi nasional 2,5%±1%,‘‘ pungkasnya. (gs/bi)

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Resiliensi Ekonomi Indonesia: Langkah Pemerintah Hadapi Gejolak Global

Published

on

By

ekonomi indonesia
Pada Triwulan I-2025, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 4,87% (yoy), melampaui negara-negara ASEAN lainnya. (Foto: kemenkeu.go.id)

Jakarta, baliilu.com – Indonesia tetap menunjukkan ketahanan ekonominya meskipun menghadapi ketidakpastian global yang disebabkan oleh kebijakan perdagangan internasional yang berubah-ubah. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mengungkapkan langkah-langkah strategis yang diambil oleh pemerintah untuk menjaga stabilitas dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, melalui keterangan resminya (7/5).

Salah satu fokus utama adalah perundingan tarif dengan Amerika Serikat yang sedang berlangsung sejak kebijakan tarif resiprokal. Pemerintah Indonesia menegaskan bahwa perundingan terkait tarif resiprokal sudah dimulai dan diharapkan dapat selesai dalam waktu 60 hari, sebagaimana yang telah disepakati. Pemerintah Indonesia tidak hanya menyatakan sikap, tetapi juga mengajukan proposal konkret kepada AS dengan semangat kerja sama bilateral yang adil.

Selain itu, Pemerintah juga menekankan pentingnya diversifikasi mitra dagang sebagai respons terhadap ketidakpastian global.

“Target kita memang memperluas pasar. Jadi kalau kita melihat episentrumnya di Amerika untuk ketidakpastian dan gejolak ini, maka kita mencari daerah lain yang kita bisa masuki,” lanjut Menko Airlangga dikutip dari laman kemenkeu.go.id.

Indonesia akan terus mengoptimalkan kerja sama internasional melalui forum-forum seperti RCEP, I-EU CEPA, dan CPTPP untuk memperluas akses pasar di luar AS.

Meskipun menghadapi tantangan global, perekonomian Indonesia tetap menunjukkan ketahanan yang solid. Pada Triwulan I-2025, ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 4,87% (yoy), melampaui negara-negara ASEAN lainnya. Pertumbuhan ini didorong oleh sektor konsumsi rumah tangga dan sektor produksi seperti pertanian yang mencatatkan pertumbuhan 10,52%.

Pemerintah juga mencatatkan penciptaan lapangan pekerjaan yang cukup signifikan pada kuartal pertama 2025, dengan 594.104 lapangan pekerjaan tercipta dari sektor industri PMDN dan PMA. Menko Airlangga menyampaikan bahwa ini adalah bukti nyata bahwa meskipun ada ketidakpastian global, Indonesia mampu menjaga momentum positif dalam penciptaan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan ekonomi. (gs/bi)

Baca Juga  Dari Sidparda, Ketua Kwarda Bali: Berharap Pramuka Penegak dan Pandega jadi Pelopor Kegiatan dalam Tatanan Kehidupan Era Baru

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Survei Maret 2025, Optimisme Konsumen Bali Tetap Terjaga

Published

on

By

RAMAI: Suasana di pasar tradisional yang selalu ramai pembeli menandai optimisme konsumen Bali tetap terjaga. (Foto: gs)

Denpasar, baliilu.com – Optimisme konsumen di Bali pada Maret 2025, masih terus bertumbuh di tengah tantangan global dan nasional yang semakin dinamis. Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali periode Maret 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat pada level optimis (indeks >100), meningkat sebesar 0,9% (mtm) dari 137,8 menjadi 139,0.

Pertumbuhan IKK secara moderat sejalan dengan adanya perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Ramadan. Capaian IKK Provinsi Bali lebih tinggi daripada nasional yang justru mengalami penurunan menjadi 121,1 dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 126,4.

Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilakukan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.

Peningkatan komponen IKK terjadi pada Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) sebesar 2,8% (mtm) menjadi 151,3. Sementara tertahannya pertumbuhan IKK lebih tinggi disebabkan oleh penurunan pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar -1,3% (mtm) menjadi 126,7. Meskipun demikian, Indeks Kegiatan Usaha Saat Ini tetap terjaga sejak periode sebelumnya sebesar >100,0.

Hal tersebut menunjukkan bahwa optimisme konsumen masih tetap terjaga terhadap prospek ekonomi. Berbagai upaya dan sinergi pemerintah telah diimplementasikan untuk menjaga konsumsi di Provinsi Bali, antara lain intensifikasi operasi pasar murah dan pemantauan harga komoditas bahan pangan utama seperti beras, cabai, bawang, telur, gula pasir, dan minyak goreng.

Selain itu, pemerintah juga menerapkan diskon harga tiket pesawat pada periode Idulfitri 2025. Melalui berbagai upaya tersebut, inflasi Provinsi Balisampai dengan Maret 2025 tetap terjaga pada level 1,89% (yoy) dan berada dalam rentang target 2,5±1%.

Baca Juga  Update Covid-19 (13/7) di Bali, Pasien Sembuh terus Meningkat Tercatat 97 Orang

Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) terus bersinergi untuk menjaga stabilitas inflasi di Bali demi menjaga daya beli masyarakat. Stabilitas inflasi yang terjaga diharapkan mampu mendorong konsumsi rumah tangga, meningkatkan investasi, serta mendukung produktivitas ekonomi di Bali.

Dukungan berupa stimulus dari pemerintah diharapkan mampu menciptakan pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, meskipun dihadapkan pada tantangan ekonomi nasional dan global. Oleh karena itu, kolaborasi antara Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat memegang peranan penting dalam menjaga kestabilan harga serta memperkuat daya beli. (gs/bi)

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
itb stikom bali
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca