SARASEHAN: Peserta sarasehan dengan tema: ‘’Dampak Negatif Virus Corona : Solusi Alternatif Menuju Pariwisata Bali Berkelanjutan’’ yang digelar, 7 Februari 2020 di Toya Devasya, Toya Bungkah Kintamani Bangli.
Kintamani, baliilu.com
– Bali tak pernah surut diguncang musibah. Bali pernah terperanjat oleh
dentuman bom Bali 1 dan 2 yang meluluhlantakkan pariwisata Bali, isu flu burung
(SARS), masalah rabies hingga Gunung Agung meletus. Musibah itu pun berlalu seiring
semangat saling bantu membantu di antara masyarakat Bali. Begitu pula virus
corona dalam tiga pekan ini yang terus menjadi perhatian dunia yang berdampak
signifikan terhadap pariwisata dan perekonomian Bali.
Namun kesigapan langkah pemerintah daerah melalui Gubernur Bali dan Wagub serta jajarannya yang dengan cepat merespons penyebaran virus corona agar tidak terjadi di Bali menumbuhkan semangat dari seluruh komponen pariwisata. Di antaranya Dewan Perwakilan Wilayah Nawa Cita Pariwisata Indonesia (NCPI) Bali bersama Toya Devasya Natural Hot Spring yang memprakarsai sarasehan dengan tema: ‘’Dampak Negatif Virus Corona : Solusi Alternatif Menuju Pariwisata Bali Berkelanjutan’’ yang digelar, 7 Februari 2020 di Toya Devasya, Toya Bungkah Kintamani Bangli.
Hadir sebagai nara sumber ibu Konjen China Ms Sun Hi Lua,
anggota DPD RI perwakilan Bali Made Mangku Pastika, Kepala Disparda Putu Astawa,
perwakilan dari perbankan serta dihadiri stake holder kepariwisataan,
pertanian, perbankan, kepolisian, TNI dll.
KETUA NCPI BALI: Agus Maha Usadha
Ketua NCPI Bali Agus Maha Usadha mengawali sarasehan memberi semangat dengan kutipan syair Crisye ‘’Badai pasti berlalu’’. Menginspirasi bahwa musibah yang kini mendera Bali segera akan berakhir jika kita bergandeng tangan saling bantu membantu. Salah satunya dengan menggelar sarasehan yang diharapkan memberikan solusi alternatif menuju pariwisata Bali berkelanjutan.
Konjen China mendapat sesi pertama. Diwakili Ms. Sun Li Hua, istri Konjen sebelum memaparkan perkembangan virus corona
di Tiongkok menyempatkan diri duet bersama Mangku Pastika menyanyikan lagu
Mandarin, sebuah apresiasi terhadap lagu
yang membumi di hati masyarakat dunia, wujud sikap empati pada dunia khususnya
Tiongkok.
IBU KONJEN CHINA: Ms. Sun Li Hua
Ibu Konjen China kemudian memaparkan langkah kongkret yang dilakukan Tiongkok untuk menanggulangi virus corona. Pertama mengantisipasi penularan virus corona terjadi antar-manusia. Sejak 22 Januari, Pemerintah Tiongkok sudah menutup wilayah Wuhan, dan meminta warganya tidak bepergian ke luar tempat. Biasanya saat Imlek orang bepergian sampai melebihi persentasi, namun kali ini menurun 85 persen. Tidak ada warga Tiongkok yang bepergian ke tempat lain.
Demikian pula memperlama masa masuk anak-anak SMA dan universitas,
untuk mendapatkan hasil penyebaran tidak jauh lagi. Termasuk tidak memberikan
izin bepergian ke luar negeri untuk mengurangi penyebaran virus corona di negara
lain. ‘’Keadaan ini benar-benar memberikan imbas dan tekanan yang sangat besar
bagi pariwisata, bukan hanya untuk Indonesia, Bali tapi juga Benoa Eropa, Asean,
Amerika,’’ ujarnya.
Sementara itu, langkah berikutnya untuk menyembuhkan pasien
yang terpapar virus corona, Tiongkok banyak mendatangkan para ahli. Tenaga medis
yang melakukan penanggulangan ada 60 grup terdiri dari 7 ribu dokter dan
suster.
Pemerintah juga membangun dua rumah sakit di Wuhan. Dalam
waktu 10 hari mendirikan dua rumah sakit yang menampung 2600 pasien dengan fasilitas dan tempat tidurnya. ‘’Di rumah
sakit ini juga menggunakan teknologi paling terbaru, dengan pengobatan terbaru
demi langkah tercepat mengobati pasien virus corona. Tiongkok juga siap membangun 20 rumah
sakit lagi yang menampung 10.000 pasien,’’ tegasnya.
IBU KONJEN: Sempat menikmati Toya Devasya
Langkah berikutnya dalam rangka menanggulangi penyebaran virus corona, pemerintah bekerja sama dengan memberikan informasi secara tranparan dan langsung kepada negara di dunia untuk menyikapi masalah ini dengan terus up-date informasi.
Ditegaskan bahwa
Tiongkok melakukan pencegahan ini sudah melebihi standar atau syarat yang
diberikan oleh WHO. Semua fasilitas dan pergerakan penanggulangannya juga sudah
melebihi syarat atau standar yang diberikan WHO.
Ibu Konjen juga menginformasikan data terakhir menunjukkan penyebaran virus corona di Wuhan sudah semakin menurun. Sebaliknya yang disembuhkan semakin banyak. Berita per tanggal 6 Februari pasien terjangkit yang sudah disembuhkan sebanyak 387 orang. Dan yang terbaru sudah 1540 yang bisa disembuhkan, dengan persentase semakin hari semakin meningkat.
Atas dukungan dan kerjasamanya, ibu Konjen mengucapkan
terimakasih atas langkah Pemerintah Provinsi Bali. Dalam mencegah penyebaran
virus corona, pemerintah Bali telah menyediakan
tiga rumah sakit yang memiliki fasilitas lengkap dan 3 rumah sakit swasta.
BUDAYA BALI: Begitu dekat dengan budaya Tiongkok
Musibah ini tidak dapat dihindari, mungkin yang bisa dilakukan dengan menggunakan kesempatan ini untuk introspeksi diri, bagaimana membenahi dan memperbaiki perjalanan-perjalanan wisata, meningkatkan lagi fasilitas pariwisata di Bali. Kesibukan di saat high-season, saat ini bisa dimanfaatkan dekat dengan keluarga, menjaga kesehatan, guide Mandarin lebih mengasah lagi tentang Bali, kebudayaan, sejarah serta meningkatkan kemampuan berbahasa Mandarin. ‘’Nantinya badai ini akan berlalu dan sudah siap dengan fasilitas yang baru,’’ katanya.
Sun Li Hua menyudahi paparannya dengan keyakinan virus corona
ini pasti akan berakhir, semua akan kembali seperti semula. ‘’Di Tiongkok musim
semi akan datang, saya berharap musim yang baru ini akan sama bersemi kembali
di Bali. Berakit rakit ke hulu berenang renang ketepian. Bersakit sakit dahulu
bersenang senang kemudian,’’ akhir dari pembicaraannya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Putu Astawa
memaparkan jumlah turis Tiongkok ke Bali tahun 2019 sebanyak 1,185 juta, atau 18
persen dari jumlah turis mancanegara ke Bali sebanyak 6,3 juta. Tiongkok
menduduki nomor 2 setelah Australia. Atau jika dirupiahkan yang masuk dari sektor
pariwisata, dari 6,3 juta wisatawan ke Bali dalam setahun menyumbang 124
triliun, atau dari Tiongkok sekitar 25 triliun.
KADISPARDA PUTU ASTAWA: Kami merasa empati dan turut prihatin
’’Musibah virus corona yang terjadi di Tiongkok saat ini sangat mempengaruhi perekonomian dunia dan juga Bali. Karena itu, ini harus serius dibenahi dan kami merasa empati dan turut prihatin atas kejadian ini,’’ kata Putu Astawa seraya menyatakan telah mengupayakan berbagai langkah di antaranya mengumpulkan kadis kesehatan, direktur rumah sakit, untuk menggalang tidak ada informasi yang simpang siur. Begitu juga menggelar rapat koordinasi otoritas bandara, menyamakan persepsi dalam mengambil langkah-langkah yang sama termasuk secara massif mengedarkan surat edaran melalui media social.
Dalam waktu dekat juga akan mengumpulkan 34 konjen yang ada
di Bali untuk menyampaikan bahwa Pemerintah Bali sangat konsen menjaga agar
Bali tidak sampai terinfeksi virus corona. Memastikan bahwa Bali aman,
sekaligus meminta tamunya agar dialihkan ke Bali.
Pemerintah daerah juga segera melayangkan surat kepada
Presiden, untuk memohon mengalihkan rapat-rapat atau pertemuan ke Bali. Begitu juga tiket pesawat ke Bali agar
diturunkan. Untuk mengisi kekosongan, Garuda misalnya bisa pergi ke India untuk membawa penumpang
ke Bali. Demikian juga, mengusulkan kepada travel agent untuk membuat paket
murah. Dalam waktu dekat Bali juga menggelar festival kopi internasional.
Sementara itu, anggota DPD RI perwakilan Bali Made Mangku
Pastika juga optimis badai yang dalam istilahnya hanya angin semilir segera
akan berlalu. Terlebih lagi pemerintah dengan seluruh jajarannya dan para stake
holder sudah sangat siap untuk mengantisipasi, mengakomodasi dan memberikan
berbagai fasilitas dan pelayanan jika seandainya ada terindikasi terpapar virus
corona.
MANGKU PASTIKA: Dari 1 Milyar ada 300 juta orang kaya di China
Mantan Gubernur Bali ini memastikan, Bali bisa melewati dampak virus corona ini karena sudah siap sejak dulu. Bali sudah berpengalaman, pernah terkena bom Bali satu dan dua, flu burung (SARS), isu-isu yang lain tentang wabah yang terjadi seperti masalah rabies, gunung meletus . Itu semua bisa ditanggulangi dengan baik. ‘’Jadi saya minta jangan pesimis. Penyakit yang paling berat pun bisa dan pasti ada obatnya. Cuma karena kaget-kaget aja kita sekarang. Apalagi oleh pemberitaan di media,’’ ujarnya.
Terkait dengan pemberitaan hoax yang berdampak buruk
terhadap kehidupan masyarakat, bahkan ada kemungkinan pihak-pihak lain yang
ingin menghancurkan Bali, Indonesia dan mungkin China, Mangku Pastika mengajak mari kita satukan
pendapat-pendapat, satukan statemen-statemen melalui media center. ‘’Karena persoalan ini tidak hanya persoalan
kesehatan, tetapi menyangkut berbagai hal lain, pariwisata, perekonomian,
ekspor impor dll. Jadi perlu dibentuk satu media senter dimana semua orang bisa
bertanya kesana untuk mendapatkan penjelasan yang benar,’’ katanya seraya
menandaskan media senter ini diharapkan secara berkala memberikan penjelasan,
meng-update apa yang telah dilakukan
baik oleh Tiongkok, Indonesia maupun Bali.
TOYA DAVASYA: Tampilkan kearifan lokal
Mangku Pastika juga meminta menggunakan momentum virus corona ini untuk introspeksi, memperbaiki yang kurang, membuat wisatawan China happy. Ia meminta wisatawan Tiongkok yang ada di Bali agar diperlakukan sebaik-baiknya. Mereka akan menjadi ambassador kita. Jika jumlahnya 5 ribu, maka sebanyak itu yang akan menjadi ambassador di Tiongkok.
Mangku Pastika menjabarkan, potensi pariwisata Tiongkok
sangat besar. Dari 1 milyar penduduknya,
300 juta adalah orang kaya. ‘’Jadi baru masuk 1 juta terlalu sedikit.
Baru beberapa persen. Target saya 10 juta. Dan itu orang super rich paling banyak dari Tiongkok. Mari
kita telusuri, kita sediakan apa yang mereka suka,’’ kata Mangku Pastika yang
langsung menggalang dana buat beli masker yang akan dikirim ke China melalui
Konjen China. (balu1)
AUDIENSI: Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya berfoto bersama usai menerima audiensi Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Ni Wayan Giri Adnyani bersama Deputi Pemasaran Kemenparekraf RI, Ni Made Ayu Marthini, Direktur Marketing Komunikasi Kemenparekraf RI, Titus Haridjati dan Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf RI, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani,di Ruang Rapat Adhi Sabha, Kantor Gubernur Bali, Senin (25/9). (Foto: ist)
Denpasar, baliilu.com – Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya menegaskan bahwa pungutan wisatawan asing yang rencananya mulai diberlakukan pada tahun 2024, penggunaannya akan fokus pada dua hal penting yaitu penanganan sampah serta pelestarian budaya. Hal ini disampaikannya saat menerima Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Ni Wayan Giri Adnyani di Ruang Rapat Adhi Sabha, Kantor Gubernur Bali, Senin (25/9).
Pj. Mahendra Jaya yang turut didampingi oleh Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Tjok Bagus Pemayun dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Bali, I Made Teja menyampaikan bahwa penanganan sampah akan menjadi fokus penggunaan dari dana yang dihasilkan dari pungutan wisatawan asing. Hal ini dilakukan karena wisatawan asing yang datang ke Bali selama berlibur tentu menghasilkan sampah yang harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan bau maupun merusak lingkungan yang dapat berimbas pada kenyamanan berwisata jika tidak tertangani dengan baik.
Demikian pula halnya dengan kebudayaan yang merupakan tulang punggung pariwisata Bali sehingga kelestariannya harus terus dijaga. Dengan diberlakukannya pungutan bagi wisatawan asing yang berkunjung ke Bali mulai tahun 2024, yang penggunaannya terfokus pada penanganan sampah dan pelestarian budaya maka diharapkan Bali sebagai destinasi pariwisata dunia akan terjaga tidak saja kelestarian lingkungannya tetapi juga budayanya yang adi luhung.
“Pungutan wisatawan asing ini sudah memiliki payung hukum berupa Pergub serta Perda dan akan mulai diterapkan di tahun 2024. Untuk itu sosialisasi sangat penting, tidak hanya terkait tata cara pungutannya tetapi juga penggunaannya harus diketahui, dengan demikian wisatawan asing akan paham bahwa pungutan ini dalam penggunaannya nanti akan mengedepankan transparansi dan terfokus pada penanganan sampah dan pelestarian budaya,” imbuhnya.
Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, S.M. Mahendra Jaya saat menerima Sekretaris Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Ni Wayan Giri Adnyani di Ruang Rapat Adhi Sabha, Kantor Gubernur Bali, Senin (25/9). (Foto: ist)
Dalam audiensi yang juga dihadiri oleh Deputi Pemasaran Kemenparekraf RI, Ni Made Ayu Marthini, Direktur Marketing Komunikasi Kemenparekraf RI, Titus Haridjati serta Kepala Biro Komunikasi Kemenparekraf RI, I Gusti Ayu Dewi Hendriyani, Pj. Gubernur Bali juga meminta dukungan dari Kemenparekraf RI dalam upaya mendorong industri kreatif baik itu pemasarannya, pengemasannya maupun peningkatan kualitas produk, sehingga industri kreatif di Bali akan semakin berkembang serta mampu bersaing di pasar mancanegara.
Menanggapi pemberlakuan pungutan wisatawan asing, Sekretaris Kemenparekraf RI menyampaikan bahwasannya pihaknya siap untuk membantu dan bersinergi dalam upaya bersama-sama menyosialisasikan pungutan ini kepada wisatawan asing. Pemberlakuan pungutan ini harus disosialisasikan sedini mungkin dan secara terus-menerus agar para wisatawan tidak kaget. Untuk itu perlu disiapkan narasi yang tepat, prosedur yang jelas serta penggunaan dana yang transparan. Pihaknya sangat mendukung penggunaan dana pungutan wisatawan asing difokuskan untuk penanganan sampah karena dengan penanganan sampah yang baik maka akan tercipta destinasi wisata yang nyaman. Demikian halnya dengan pelestarian budaya, dimana budaya Bali yang uniklah yang membuat pariwisata Bali berbeda dengan destinasi wisata lainnya di mancanegara. Kemenparekraf RI juga sangat mendukung pengembangan industri kreatif di Bali dengan secara rutin melakukan pembinaan kepada para pelaku UMKM baik berupa pelatihan pengemasan produk maupun pemasarannya. (gs/bi)
MASUKAN: Bupati Nyoman Giri Prasta memberi masukan saat penayangan Master Plan Desa Mengwi di Ruang Rapat Giri Gosana Kantor Perbekel Mengwi, Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (17/9). (Foto: ist)
Badung, baliilu.com – Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta memberi masukan pada Penayangan Master Plan Desa Mengwi sekaligus hadir pada acara ramah tamah dengan PKK se-Desa Mengwi bertempat di Ruang Rapat Giri Gosana Kantor Perbekel Mengwi, Kecamatan Mengwi, Badung, Minggu (17/9).
Hadir dalam kesempatan ini Camat Mengwi I Nyoman Suhartana beserta unsur Tripika Kecamatan Mengwi, Perbekel Desa Mengwi I Nyoman Swarjana, Bendesa Adat Mengwi Ida Bagus Oka, tokoh masyarakat dan PKK se-Desa Mengwi.
Dalam sambutannya Bupati Badung I Nyoman Giri Prasta, menyampaikan rasa syukur rasa bangga bisa hadir sekaligus melihat video master plan untuk pembangunan di Desa Mengwi. Dirinya ingin pembangunan Desa Mengwi betul-betul dikelola oleh masyarakat Mengwi.
“Bagi warga yang hidup, lahir, mati di Mengwi Utpeti, Stiti, Pralina miliki bersama-sama itu yang saya inginkan. Jangan perorangan, jangan kelompok, yang saya inginkan masyarakat Mengwi ini harus menjadi tuan di rumahnya sendiri, seperti ada kawasan pariwisata ke depan di Mengwi. Saya tidak ingin masyarakat Mengwi tidak terlibat dalam pembangunan desanya sendiri, yang saya inginkan semua masyarakat Mengwi harus terlibat karena pembangunan Mengwi ini supaya benar-benar menjadi pendapatan desa yang akan dikembalikan sepenuhnya lagi kepada desa,” ucapnya.
Lebih lanjut dikatakan, dengan sketsa gambar Duk Print Master Plan itu akan menghabiskan anggaran kurang lebih Rp.125 miliar. “Saya setuju dengan Duk Print Master Plan tadi, siapa yang mau maju silahkan saya akan dukung sepenuhnya selama saya masih menjadi Bupati dan diharapkan pembangunan itu sudah rampung. Kepada Perbekel saya harapkan juga dalam pelaksanaannya semua Banjar dilibatkan dalam pembangunan wilayah Desa Mengwi, kita harus bersatu membuat jembatan emas buat generasi ke depan, dan harapan saya kepada Perbekel Mengwi di tahun 2023 ini tuntaskan Rumah Sehat Layak Huni untuk masyarakat di Mengwi setelah itu baru pikirkan ke depan untuk kemajuan Mengwi, tetapi untuk memajukan Mengwi ini masyarakat dan tokoh-tokoh harus bersatu jika tidak bersatu kita tidak akan berhasil untuk memajukan Desa Mengwi ini,” pesan Giri Prasta.
Ditambahkan, Perbekel dan masyarakat harus gotong-royong mewujudkan master plan yang ditayangkan tadi untuk mewujudkan Desa Wisata dimana desa wisata ini adalah home base-nya pariwisata.
“Desa Wisata itu didalamnya berisi Agro Wisata Pariwisata yaitu wisata berbasis dengan perkebunan, ada Ekowisata yakni wisata yang berbasis dengan lingkungan, ada Health Wisata yaitu wisata yang berbasis dengan kesehatan, dan Culture Wisata, wisata yang berbasis dengan seni dan budaya. Inilah home base-nya Desa Wisata, maka saya pastikan Mengwi ini kalau bicara masalah ikatan ibukota yang ada di Kecamatan Mengwi ini yang terdiri dari Desa dan Kelurahan harus bagus jangan sampai ibukota kecamatan ini tidak bagus,” tutupnya.
Sementara itu Perbekel Desa Mengwi I Nyoman Swarjana mengucapkan banyak terimakasih atas kehadiran Bapak Bupati Badung bersama undangan lainnya dimana Desa Mengwi memperlihatkan dan menayangkan Master Plan pembangunan di wilayah Desa Mengwi. Adapun kegiatan-kegiatan di tahun 2022 yang intinya berkaitan dengan pembangunan-pembangunan diantaranya Kantor Desa Mengwi, finishing Balai Banjar Munggu dan yang lainnya. Lanjut di tahun 2023 pertama di bulan Maret sudah masuk dana hibah pembangunan Balai Banjar Serbaguna Banjar Delod Bale Agung, Lebah Pangkung dan Balai Banjar Lebah Pangkung ini diawali dari hibah tanah dan pembangunannya sudah berjalan 80%. Selain ini hibah di induk juga sudah terealisasi untuk acara Atma Wedana dan bantuan lainnya juga sudah banyak yang terealisasi untuk pembangunan di wilayah Mengwi.
“Dapat kami sampaikan dan pertunjukan melalui video master plan yang Bapak Bupati tonton, itulah konsep kami ke depan untuk menata wilayah yang ada di Desa Mengwi apalagi yang sering bapak ucapkan membangun Badung dari desa, konsep itulah yang kami pakai pedoman. Oleh karena itu mudah-mudahan konsep yang kami tunjukan melalui master plan yang ini bisa bapak realisasikan dananya untuk pembangunan di wilayah Desa Mengwi,” pintanya. (gs/bi)
Air Terjun Bengbengan di Desa Lemukih Buleleng. (Foto: ist)
Buleleng, baliilu.com – Buleleng terkenal kaya akan keindahan alam, utamanya alam pedesaan. Air terjun Bengbengan adalah salah satu potensi keindahan alam yang dimiliki Desa Lemukih di Kecamatan Sawan.
Desa Lemukih merupakan salah satu desa yang saat ini masih terjaga keasriannya. Sepanjang jalan desa terdapat hamparan pohon cengkeh, kopi, manggis yang memanjakan mata kita untuk melihatnya.
Desa ini memiliki luas wilayah 39,70 km persegi dengan jumlah penduduk 4.335 orang yang sebagian besar bermata pencarian sebagai petani. Desa Lemukih kini sedang mengembangkan Daerah Tujuan Wisata (DTW) seperti, Air Terjun Fiji, Gerombong, Ikut Sampi, Yeh Mampeh, Lalang dan Bengbengan.
Media menemui salah satu anggota Bumdes Lemukih, Ketut Susila pada Sabtu (16/9). Ketut Susila menyampaikan bahwa Desa Lemukih kini sedang mengembangkan Air Terjun Bengbengan. Air Terjun Bengbengan awalnya bernama Brembengan (jurang).
Ketut Susila menambahkan, akses jalan menuju air terjun berjarak 1 km dari Kantor Desa Lemukih. Pengunjung dapat menuju lokasi dengan menggunakan kendaraan roda empat atau roda dua dengan parkir di Banjar Nangka. Selanjutnya, pengunjung melewati jalan setapak dengan puluhan anak tangga yang berjarak 100 meter sampai ke air terjun.
“Sepanjang jalan setapak, pengunjung akan melihat pemandangan dengan panorama yang indah dan sejuk,” ucapnya. Dengan posisi lokasi air terjun, wisatawan yang hobi tracking wajib untuk mencobanya.
Adapun ketinggian Air Terjun Bengbengan kurang lebih 50 meter dengan memiliki air yang jernih bersumber dari mata air langsung. Harga tiket pengunjung sebesar 20 ribu rupiah untuk wisatawan mancanegara dan 10 ribu rupiah untuk wisatawan lokal/domestik. “Dalam menjaga kebersihannya, kami telah menyiapkan kantong sampah baik organik, maupun nonorganik,” tegasnya.
Untuk meningkatkan pelayanan kepada wisatawan, DTW tengah memanfaatan teknologi berupa fasilitas e-ticketing. Pemerintah Desa Lemukih sedang dalam proses pengajuan kerja sama dengan Pemerintah dalam proses digitalisasi tersebut.
“Mudah-mudahan tahun ini prosesnya berjalan dengan lancar dan sesuai harapan kami, sehingga pengelolaan Desa Wisata Lemukih menjadi lebih akuntabel,” harapnya.
Sementara itu, Perbekel Lemukih, I Nyoman Singgih mengungkapkan, Desa Lemukih tidak hanya mengandalkan DTW air terjun. Desa Lemukih memiliki beberapa perkebunan yang membuat Desa Lemukih menjadi salah satu desa mandiri.
Melihat potensi yang ada, Perbekel Singgih berharap kedepannya Desa Lemukih semakin maju. Pembukaan Turyapada Tower di Yeh Ketipat merupakan pintu awal dari pengembangan pariwisata Desa Lemukih.
“Pengembangan pariwisata ini sangat mengangkat perekonomian Desa Lemukih terutama kepada generasi muda maupun pengusaha,” tutupnya.
Pihaknya mengajak kepada wisatawan mancanegara dan lokal untuk melihat seni budaya, pemandangan alam, serta keindahan panorama yang ada di Desa Lemukih. (gs/bul)