Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

SENI

Duta Kesenian Barong dan Baleganjur PKB XLVI Duta Denpasar Siap Berikan Penampilan Terbaik

Jadi yang Pertama Tampilkan Barong dengan Pengiring Sekehe Gong Wanita

Loading

BALIILU Tayang

:

duta kesenian denpasar
PEMBINAAN: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat menghadiri Pembinaan Sekeha Nayakanari dan Sekeha Gong Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh oleh Tim Kesenian Kota Denpasar yang digelar di Jaba Puri Agung Jematang, Jumat (17/5) petang. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Duta Kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVI Tahun 2024 terus melaksanakan persiapan. Tak terkecuali Sekeha Nayakanari yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong dan Sekeha Gong Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Baleganjur. Keduanya pun dipastikan siap pentas dan memberikan sajian terbaik pada event seni tahunan Provinsi Bali ini. Hal tersebut terungkap saat pelaksanaan Pembinaan oleh Tim Kesenian Kota Denpasar yang digelar di Jaba Puri Agung Jematang, Jumat (17/5) petang.

Tampak hadir langsung untuk memberikan dukungan dan semangat, Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara bersama Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana. Hadir pula Anggota DPRD Kota Denpasar, AA Putu Gede Wibawa, Tim Pembina Seni dan Konsultan Seni Kota Denpasar.

Dalam kesempatan tersebut, Walikota Jaya Negara memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekeha Nayakanari yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong dan Sekeha Gong Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Baleganjur.

Dikatakannya, secara umum kedua sekehe ini telah menunjukkan penampilan yang optimal. Terlebih Sekeha Gong Nayakanari yang merupakan sekehe gong wanita dan kali ini menjadi pengiring Tari Barong. Meski demikian, tentunya persiapan harus terus dioptimalkan pada sisa waktu yang tersedia. Sehingga nantinya saat pentas penampilan kedua sekeha ini dapat lebih maksimal.

“Saya berharap seluruh duta kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di PKB terus berlatih untuk memberikan hasil yang terbaik, optimalkan sisa waktu yang tersedia, astungkara memberikan hasil maksimal nantinya dan tetap jaga kesehatan,” ujarnya.

Baca Juga  Berlangsung Meriah, Pembukaan PKB XLVI Kabupaten Tabanan

Kordinator Sekeha Nayakanari, I Wayan Murda mengatakan, beragam persiapan terus dioptimalkan guna memaksimalkan penampilan Duta Barong Kota Denpasar ini. Namun hal yang menarik, tahun ini penambuh pengiringnya adalah wanita.

Dikatakannya, Barong Ket merupakan salah satu kesenian Bali yang erat hubungannya dengan upacara Agama Hindu di Bali. Dalam konsep keagamaan barong diartikan menjadi dua kata yaitu “Bar atau Bor” yang berarti poros dan “Ong” adalah aksara suci yang memiliki simbul Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa). “Mohon dukungan semoga kita bisa memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar,” ujarnya

Hal senada disampaikan Kordinator Sekeha Gong Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh, Anak Agung Ngurah Tresna Adnyana, pihaknya berharap dapat memberikan penampilan dan hasil maksimal untuk Kota Denpasar.

Dimana, lanjut Ngurah Tresna, pada kesempatan kali ini Sekeha Gong Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh membawakan garapan bertajuk Wala Tanda. Garapan ini menceritakan tokoh Ida Padanda Made Sidemen yang dikenal sebagai sosok sastrawan besar di abad ke-20 yang mempunyai komitmen tinggi dalam usaha mengedukasi masyarakat, guna menguasai dan mendalami Seni, Budaya, Adat dan Agama di Bali. Untuk sebuah komitmen beliau berlaku Nandurin Karang Awak yang wujudnya berupa penguasaan segala aktivitas masyarakat yang diistilahkan dengan Wala Tanda.

“Istilah Wala sebutan untuk Walaka atau masyarakat kebanyakan, sedangkan Tanda merupakan pelafalan dari Tandawa yaitu penggabungan dari dinamika, ritme dan melodi yang menghasilkan mantra atau lagu, dengan Mudra yang berupa gerak, semoga bisa memberikan yang terbaik,” ujarnya.

Untuk diketahui Sekeha Nayakanari yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong PKB XLVI akan tampil pada Minggu 16 Juni 2024. Sedangkan Sekeha Gong Cittha Gurnita Kanti, Desa Dauh Puri Kauh yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Baleganjur PKB XLVI akan tampil pada 21 Juni 2024. (eka/bi)

Baca Juga  Wawali Arya Wibawa Hadiri Pembinaan Taman Penasar Sekar Taman Penasar Basugita

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan

SENI

Jadi Duta Denpasar pada Lomba Barong PKB, Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun Siap Berikan yang Terbaik

Published

on

By

Duta pkb Denpasar
HADIRI PEMBINAAN: Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa saat menghadiri Pembinaan Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer sebagai Duta Kota Denpasar pada Wimbakara Barong Ket PKB XPVII di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Panjer, Rabu (7/5) petang. (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Duta Kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di Pesta Kesenian Bali (PKB) XLVII Tahun 2025 terus melaksanakan persiapan. Tak terkecuali Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong yang dipastikan siap pentas dan memberikan sajian terbaik pada event seni tahunan Provinsi Bali ini. Hal tersebut terungkap saat pelaksanaan pembinaan oleh Tim Kesenian Kota Denpasar yang digelar di Wantilan Pura Dalem Desa Adat Panjer, Rabu (7/5) petang.

Tampak hadir langsung untuk memberikan dukungan dan semangat, Wakil Walikota Denpasar, I Kadek Agus Arya Wibawa, Wakil Ketua DPRD Kota Denpasar, Ida Bagus Yoga Adi Putra, Made Oka Cahyadi Wiguna, Ketua Bapemperda DPRD Kota Denpasar, I Nyoman Darsa, Kadis Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, Tim Pembina Seni dan Konsultan Seni Kota Denpasar.

Dalam kesempatan tersebut, Wawali Arya Wibawa memberikan apresiasi atas berbagai persiapan yang dilaksanakan duta kesenian Kota Denpasar, khususnya Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer yang akan menjadi Duta Kota Denpasar pada Lomba Barong.

Dikatakannya, secara umum sekehe ini telah menunjukan penampilan yang optimal. Meski demikian, tentunya persiapan harus terus dioptimalkan pada sisa waktu yang tersedia. Sehingga nantinya saat pentas penampilan sekeha Sekehe Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer ini dapat lebih maksimal.

“Saya berharap seluruh duta kesenian Kota Denpasar yang akan berlaga di PKB terus berlatih untuk memberikan hasil yang terbaik, optimalkan sisa waktu yang tersedia, astungkara memberikan hasil maksimal nantinya dan tetap jaga kesehatan,” ujarnya.

Bendesa Adat Panjer, AA Ketut Oka Adnyana mengatakan, beragam persiapan terus dioptimalkan guna memaksimalkan penampilan Duta Barong Kota Denpasar ini. Dimana, latihan telah dilaksanakan sejak Bulan Januari dan kini memasuki tahapan pematangan materi.

Baca Juga  TP PKK Kabupaten Buleleng Memperkenalkan Keanekaragaman Busana Adat Buleleng di PKB XLVI

Dikatakannya, Barong Ket merupakan salah satu kesenian Bali yang erat hubungannya dengan upacara Agama Hindu di Bali. Dalam konsep keagamaan barong diartikan menjadi dua kata yaitu “Bar atau Bor” yang berarti poros dan “Ong” adalah aksara suci yang memiliki simbul Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).

“Mohon dukungan semoga Sekaa Gong Pancer Gita Werdhi Winangun, Desa Adat Panjer bisa memberikan yang terbaik untuk Kota Denpasar,” ujarnya. (eka/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

SENI

Komjen Chryshnanda Gelar Pameran Seni ‘Mbajing’ di Ubud, Angkat Nilai Moral dan Kemanusiaan

Published

on

By

pameran lukisan Mbajing
PAMERAN: Kalemdiklat Polri, Komjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. saat menggelar pameran lukisan di Ubud pada Jumat malam, 2 Mei 2025. (Foto: Hms Polres Gianyar)

Ubud, Gianyar, baliilu.com – Museum Puri Lukisan Ubud menjadi lokasi penyelenggaraan pameran tunggal bertajuk “Mbajing”, menampilkan karya Kalemdiklat Polri, Komjen Pol. Prof. Dr. Chryshnanda Dwilaksana, M.Si. Pameran dibuka secara resmi pada Jumat malam, 2 Mei 2025, dan menampilkan berbagai karya seni lukis yang bertema refleksi moral, etika, dan kemanusiaan.

Acara pembukaan dihadiri sejumlah tokoh nasional, pejabat pemerintahan, serta seniman dari berbagai daerah. Acara diawali dengan pertunjukan Tari Kayon dan Tari Legong Lasem dari Peliatan. Hadir dalam kesempatan tersebut Wakil Menteri Kebudayaan RI, Giring Ganesha Djumaryo, yang menyampaikan apresiasi terhadap pameran yang menurutnya memperlihatkan sisi humanis dari seorang anggota kepolisian.

Dengan mengangkat tema “Mbajing”, pameran ini mengusung gagasan tentang pergulatan nilai dalam diri manusia, baik antara kebaikan maupun keburukan. Dalam sambutannya, Komjen Chryshnanda menyampaikan bahwa seni dapat menjadi sarana menyampaikan pesan-pesan kemanusiaan dan nilai keadaban yang melampaui batas profesi.

Penglingsir Puri Ubud, Tjokorda Gde Artha Ardhana Sukawati, dalam pernyataannya menyebut pameran ini memberi kontribusi terhadap pelestarian nilai-nilai budaya Ubud sebagai salah satu pusat seni di Bali. Sejarawan asal Prancis, Jean Couteau, yang turut hadir, menilai pameran ini sebagai bentuk dialog antara profesi dan ekspresi artistik.

Pameran dibuka secara simbolis melalui pemukulan gong dan prosesi penulisan pesan kebangsaan, disertai sejumlah penampilan budaya seperti live painting, pemercikan tirta, musik tradisional Baleganjur Gelung Agung, serta pertunjukan Wayang Polisi Dalang. Pengamanan acara dilakukan oleh personel dari Polres Gianyar dan Polsek Ubud.

Pameran “Mbajing” dijadwalkan berlangsung hingga 12 Mei 2025 dan terbuka untuk umum. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan
Baca Juga  Pesona Utsawa Busana Adat 2024 PKB XLVI, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya Dukung Peragaan Busana Ciri Khas Tabanan
Lanjutkan Membaca

SENI

“Rejang Mahadewi”, Tari Wujud Ungkapan Syukur

Published

on

By

Rejang Mahadewi
Tari Rejang Mahadewi. (Foto: Hms Buleleng)

Buleleng, baliilu.com – Seperti layaknya tari Bali kebanyakan menampilkan gerakan mata yang tajam dan memukau penonton, namun di Buleleng sendiri terdapat sebuah tarian rarejangan yang terbilang unik karena dari awal hingga akhir penampilannya dibawakan dengan memejamkan mata.

Ialah “Rejang Mahadewi”, Sebuah tarian dengan kedalaman spiritual dan keanggunan gerak. Tarian ini menjadi simbol persembahan untuk para dewa-dewi, yang ditampilkan perdana oleh Sekaa Gong Kebyar Wanita Sanggar Seni Jagratara. Tarian yang ditata oleh koreografer Bagus Kawiantara berkolaborasi dengan penggarap tabuh I Kadek Rio Julyarta Putra ini bukan sekadar pertunjukan biasa. Para penari menari dengan mata tertutup, sebuah simbol bakti tanpa pamrih kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang terinspirasi dari Tari Sang Hyang Kebyar yang pernah dipentaskan pada Pesta Kesenian Bali (PKB) tahun 2021. Setiap gerakannya yang lembut menggambarkan keanggunan dewi, sementara iringan gong semar pegulingan menciptakan atmosfer magis penuh penghayatan.

“Gerak tari ini lahir dari kontemplasi atas berkah yang terus mengalir dari alam dan Tuhan. Penari yang menari dengan mata tertutup adalah simbol bahwa syukur tak butuh pamer, cukup tulus dan penuh bakti,” ujar I Kadek Rio Julyarta Putra saat dikonfirmasi, Senin (21/4).

Ditambahkannya, bahwa musik dalam tarian ini dirancang untuk menghadirkan suasana hening yang penuh penghayatan dengan balutan gong semar pegulingan.

“Kami ingin menghadirkan suasana hening yang justru menghidupkan kekuatan dari dalam. Musiknya pelan tapi menggugah,” tambahnya.

Penampilan Rejang Mahadewi menjadi salah satu momen istimewa yang tayang perdana pada perayaan HUT Kota Singaraja lalu. Tarian ini tak hanya mengundang kekaguman, tapi juga menjadi pengingat akan pentingnya spiritualitas dalam seni pertunjukan Bali.

Baca Juga  Wawali Arya Wibawa Hadiri Pembinaan Taman Penasar Sekar Taman Penasar Basugita

Dengan kekuatan pesan dan visual yang mendalam, Rejang Mahadewi dipandang sebagai bentuk penghormatan atas kearifan lokal Buleleng, sekaligus upaya pelestarian nilai-nilai luhur dalam kebudayaan Bali. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca