Saturday, 30 September 2023
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Jro Dewa Niang Mangku Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari: Pengempon Tunggal yang Tak Pernah Menyerah

BALIILU Tayang

:

de
BERTIGA: Hanya bertiga mengempon pura yang demikian besar

Jika pemedek berkeinginan masuk ke utama mandala Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari Pengideran Dewata Nawa Sangha di Jalan Antasura Banjar Pondok Peguyangan Kaja Denpasaar lewat pintu pemedal belakang atau dari arah timur, maka pemedek akan melewati rumah Jro Dewa Niang Mangku, pengempon tunggal pura yang dikenal memiliki struktur  bangunan yang unik, berbeda dari pura-pura yang ada di Bali.

Rumah yang demikian sederhana itu hanya didiami satu keluarga, Dewa Made Suci, Jro Dewa Niang Mangku dan putranya Dewa Rai Anom. Hanya keluarga inilah yang kini masih menjadi pengempon setelah ditinggal meninggal beberapa keluarganya.

Ada tiga buah pura yang harus dirawat setiap hari yakni Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari, Pura Kawitan yang berada di sebelah timur rumah Jro Mangku dan linggih Bhatara Ibu berupa padma di jaba Pura Dalem Penataran. Hari demi hari Jro Mangku dan keluarga tak kenal lelah untuk menunaikan kewajiban sebagai pengempon. Bahkan beban terasa berat pun dikerjakan di hari-hari penting seperti purnama, tilem, atau kajeng kliwon.

de
PELINGGIH: Mengikuti pengideran Dewata Nawa Sanga

Utamanya saat piodalan di Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari yang berlangsung mulai nemu anggara kasih setelah Nyepi yang merupakan piodalan di perantenan, nemu purnama piodalan Hyang Siwa Luhur Kanda Pat Sari lanjut nemu tilem piodalan di tetamanan dan perantenan. ‘’Sudah seringkali kami ngebon bahan-bahan upakara agar piodalan bisa berlangsung,’’ ujar Jro Dewa Niang Mangku, yang didampingi suami dan putranya. Sebagai gambaran satu hari saja saat purnama, Jro Dewa Niang Mangku mesti menghabiskan 1.500 canang.

Terlebih lagi suaminya Dewa Made Suci kini dalam kondisi kurang sehat. Berbagai macam penyakit menggerogoti tubuhnya. Dari penyakit infeksi jantung, radang paru, hingga pembengkakan ginjal di bagian kanan. Begitu juga putranya yang masih dalam kondisi kurang stabil. Syukur jaminan kesehatan nasional cukup membantu proses pengobatan mereka.

Baca Juga  Desa Dangin Puri Kangin Rutin Laksanakan Patroli Prokes
de
MELUKAT: Di depan pelinggih Hyang Brahma biasanya Jro Mangku Niang melakukan pengelukatan

Tidak saja keluarga Jro Dewa Niang Mangku yang terus mengalami musibah, keanehan-keanehan juga terjadi di Banjar Pondok. Seperti peristiwa kematian beruntun, hubungan warga yang kurang harmonis dll yang kemudian menuntun warga Banjar Pondok memohon petunjuk.  Akhirnya dikabulkan dengan nangiang kembali Sesuhunan Ratu Mas Meketel mepelawatan rangda yang diiringi tari Legong Dedari yang sempat selama 60 tahun tidak pernah napak pertiwi. Sudah dua kali sesuhunan Ratu Ayu Mas Meketel napak pertiwi pada April 2018 dan September 2019.

Sejak itulah, pelan-pelan warga masyarakat dari berbagai tempat datang ngaturang punia. Termasuk raja Solo yang ikut menyumbang ketika melakukan pemugaran pelinggih namun tidak mengubah bentuk aslinya. Dari pihak pemerintaah kota Denpasar pun juga memberikan sumbangan yang digabungkan dengan bantuan masyarakat sehingga berdiri balai pesandekan sebagai tempat peristirahatan pemedek.

Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari dengan sesolahan Legong Dedarinya kini semakin dikenal masyarakat. Tidak saja oleh warga setempat tetapi juga dari berbagai daerah Bali, Semarang, Madura, Jawa sampai Kalimantan.

Mereka datang dengan tujuan beragam. Ada untuk tujuan melukat, bermeditasi, memohon pengobatan, memohon anak, atau memohon dibukakan saudara empat yang ada dalam diri.

Jro Dewa Niang Mangku mengatakan biasanya para pemedek datang pada hari purnama. Jika datang untuk melukat, banten yang mesti dibawa pejati dengan 1 bungkak  nyuh gadang dan 5 bungkak nyuh gading jika yang melukat satu keluarga. Cukup 1 nyuh gadang dan nyuh gading jika sendirian. Sarana banten dilengkapi bunga tunjung merah, tunjung putih, tunjung ungu, cempaka putih dan cempaka kuning. Dengan sejumlah dupa sesuai jumlah pengurip dewata nawa sanga. Proses pengelukatan akan dilakukan di depan pelinggih Hyang Brahma menghadap ke pelinggih utama Hyang Siwa. Jika ada suami istri memohon anak, maka permohonannya ditujukan kepada Sri Begawan yang berupa pelawatan arca Begawan yang ada di sisi tenggara pelinggih utama Hyang Siwa.

Baca Juga  Desa Dauh Puri Kelod Gencarkan Patroli Wilayah, Sasar Hunian Non-Permanen

Saat-saat hari baik khususnya purnama,  imbuh Jro Mangku, biasanya pemedek banyak yang melakukan meditasi di pelataran pura. Mereka suntuk duduk semalaman. Di Pura Luhur ini juga ada sebuah patung untuk memohon hujan atau penerangan. ‘’Kami tidak pernah memberitahu, tetapi mereka datang,’’ ujar Jro Mangku dalam bahasa Bali.

Kehadiran para pemedek memang cukup membantu Jro Dewa Niang Mangku dan keluarga dalam menjalankan kewajiban sebagai pengempon tunggal. Tetap merawat dan menjaga keharmonisan alam semesta melalui sujud bakti ke hadapan Hyang Bhatara di Pura Luhur Catur Kanda Pat Sari Pengideran Dewata Nawa Sangha. Namun seiring umur yang semakin menua tentu akan semakin berat beban yang harus dipikul, di tengah suami yang sakit dan putra tunggalnya yang belum jua menemukan jodoh. (Balu1)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Pj. Gubernur Mahendra Jaya Hadiri Pujawali di Pura Luhur Pesimpangan Pucak Kedaton

Published

on

By

mahendra jaya
Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya, menghadiri upacara Pujawali di Pura Luhur Pesimpangan Pucak Kedaton di Desa Adat Padangan, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan pada Jumat (29/9) siang sekaligus serahkan punia. (Foto: ist)

Tabanan, baliilu.com – Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya, menghadiri upacara Pujawali di Pura Luhur Pesimpangan Pucak Kedaton di Desa Adat Padangan, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan pada Jumat (29/9) siang, yang bertepatan pula dengan Purnama Kapat, Sukra Pon Tambir. Bersama segenap pengempon pura dan masyarakat yang hadir, Pj. Gubernur Bali turut ngaturang bakti dalam persembahyangan bersama.

Pj. Gubernur Mahendra dalam kesempatan tersebut mengaku sangat terkesan dan berbahagia dengan sambutan hangat masyarakat yang memadati pura yang diempon oleh Desa Adat Padangan, Desa Adat Kebon Padangan, beberapa krama di Banjar Anggasari Desa Munduk Temu dan Desa Adat Kebon Anyar, dan Desa Wanagiri Kauh, Selemadeg tersebut. “Saya sangat terkesan, tidak menyangka akan mendapatkan sambutan seperti ini,” katanya.

Mantan Stafsus Kemendagri RI ini mengajak pula seluruh warga untuk tetap menjaga kerukunan dan suasana guyub serta bergotong-royong, agar semua pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik dalam situasi yang kondusif. “Dan saya mohon doanya semua, agar bisa memimpin Bali dengan baik dalam masa sebagai Penjabat Gubernur sebelum nantinya akan terpilih Gubernur Bali yang baru,” tukasnya.

Kepada generasi muda Pj. Gubernur Bali juga berpesan agar belajar tekun dan giat, guna mencapai cita-cita yang diinginkan. “Dari pengalaman saya tidak ada yang tidak mungkin. Bermimpi setinggi-tingginya tapi jangan tidur setelahnya. Bangun dan persiapkan diri belajar tekun,” katanya. “Saya percaya dengan semangat, tekad, restu orang tua dan leluhur, pasti akan tercapai,” tambahnya lagi.

Sementara itu Bendesa Adat Padangan I Gede Artamba mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya atas kehadiran Pj. Gubernur Bali Mahendra Jaya yang hadir di tengah-tengah puncak upacara Pujawali di Pura Luhur Pucak Pesimpangan Kedaton. “Astungkara, kehadiran Bapak sebagai Murdaning Jagat Bali sebagai saksi, sudah menyempurnakan rangkaian Pujawali kami,” katanya.

Baca Juga  Update Covid-19 di Denpasar (4/9), Kasus Positif Nambah 26 Orang dan Kasus Sembuh Nambah 13 Orang

Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Mahendra Jaya yang didampingi pula Karo Pemkesra Provinsi Bali I Ketut Sukra Negara juga menyerahkan dana punia serta genta kepada pengempon pura setempat. (gs/bi)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Sekda Adi Arnawa Hadiri ‘’Piodalan Jelih Nyatur’’ di Pura Pasek Gelgel Abiansemal

Published

on

By

sekda adi arnawa
SERAHKAN PUNIA: Sekda Wayan Adi Arnawa menyerahkan dana aci saat menghadiri upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes (Potong Gigi) di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Kamis (28/9). (Foto: ist)

Badung, baliilu.com – Sekretaris Daerah I Wayan Adi Arnawa mewakili Bupati Badung menghadiri upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes (Potong Gigi) di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Kamis (28/9). 

Upacara ini dipuput oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wija Karma Niyasa dari Griya Puser Tegal Wangi Jagapati, yang juga turut dihadiri perwakilan Camat Abiansemal, Perbekel Desa Sibangkaja Ni Nyoman Rai Sudani, Jero Bendesa Sibangkaja I Nyoman Ciriata, serta masyarakat setempat. Pada kesempatan tersebut Sekda Adi Arnawa menyerahkan dana secara simbolis sebesar Rp. 100 juta yang diterima oleh Ketua Panitia I Nyoman Toya dan disaksikan masyarakat setempat.

Dalam sambrama wacananya, Sekda Adi Arnawa mengajak masyarakatnya untuk tidak berhenti-henti menghaturkan rasa bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang berstana di Pura Pasek Gelgel, semoga Beliau selalu memberikan keselamatan dan kesehatan kepada masyarakat di Sibangkaja yang sudah melaksanakan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes.

“Kita ketahui bersama, bahwa baru saja kita melewati pandemi Covid-19, astungkara saat ini Badung sudah mulai membaik, semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Ida Batara yang berstana di Pura Pasek Gelgel, tetap memberikan kita keselamatan dan kerahayuan bagi semua masyarakatnya. Pemerintah Kabupaten Badung selalu memberikan perhatian serta berkomitmen meringankan beban masyarakatnya dari segi kegiatan keagamaan. Saya mengajak masyarakat untuk tetap menjaga rasa persatuan dan kesatuan, apalagi kita di Badung merupakan daerah pariwisata, yang perlu dijaga kenyamanan dan keamanan beserta kearifan lokal, budaya, adat, seni dan budaya. Semoga upacara ini berjalan dengan lancar, labda karya sidaning don,” jelasnya.

Sementara itu Prawartaka Karya I Wayan Sutarsa dalam laporannya menyampaikan, terimakasih kepada Bapak Sekda Badung yang sudah hadir dalam pelaksanaan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja.

Baca Juga  Wagub Cok Ace Isi Data Sensus Penduduk Online 2020, Dorong Masyarakat Ikut Sensus

“Tujuan kegiatan ini yakni meringankan orang tua di Sibangkaja yang ingin menuntaskan utang kepada anak. Kami disini bersatu untuk mengambil langkah-langkah pelaksanaan upacara. Berkenaan dengan biaya yang digunakan merupakan swadaya dari masing-masing warga. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah sudah ikut menyaksikan pelaksanaan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes,“ tutupnya. (gs/bi)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Bupati Sanjaya ‘‘Nyaksiang‘‘ Karya Agung di Pura Tri Kahyangan Desa Adat Batungsel

Published

on

By

bupati sanjaya
BERFOTO: Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. berfoto bersama dengan prajuru dan krama desa adat usai mengikuti persembahyangan bersama yang digelar di Pura Bale Agung Desa Adat Batungsel, Pupuan, Minggu (24/9). (Foto: ist)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. menghadiri undangan persembahyangan bersama Prajuru Desa Adat dalam rangka upacara Ngenteg Linggih di Pura Luhur Pucak Kedaton, serta Karya Agung Saba Gede di Pura Tri Kahyangan Desa Adat Batungsel. Persembahyangan bersama tersebut digelar di Pura Bale Agung Desa Adat Batungsel, Pupuan, Minggu (24/9).

Turut hadir pada persembahyangan itu, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan dan salah satu anggotanya, Sekda, para Asisten dan Kepala OPD di lingkungan Pemkab Tabanan, Kepala Bagian di lingkungan Setda Kabupaten Tabanan, Camat dan unsur Forkopimcam Pupuan, Penglingsir Jero Subamia, Perbekel, Bendesa Adat serta Prajuru Adat, dan juga masyarakat setempat yang sangat antusias menyambut kegiatan.

Di kesempatan itu, Bupati Sanjaya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh krama Batungsel sebagai salah satu pencapaian dalam bidang pelestarian tradisi, seni, adat, agama dan budaya yang ada. Dimana hal ini sangat selaras dengan visi Pemkab Tabanan, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani, (AUM).

“Bahagia sekali perasaan titiang bisa hadir di tengah-tengah krama Batungsel. Luar biasa Ngenteg Linggih yang di-set-up oleh krama disini, apalagi dari dulu tiang sudah tahu, bahwa krama Batungsel memiliki tatanan budaya, perarem, awig-awig yang khusus dan tidak dimiliki Desa Adat kebanyakan di Kabupaten Tabanan. Sampai hari ini tetap dijaga dan tetap dilestarikan, ini patut mendapat apresiasi,” ujar Sanjaya.

Selaku Kepala Daerah, Sanjaya juga menyampaikan, bahwa sudah merupakan kewajiban seorang Bupati hadir bersama jajaran untuk mendukung serta membantu pembangunan yang dilakukan krama. Hal ini juga dikatakannya sebagai bentuk perwujudan bhakti terhadap krama atas sinergi yang telah ditunjukkan dalam membangun Tabanan. Untuk itu, Sanjaya meminta agar kekompakan dan semangat gotong-royong serta sinergi ini tetap dijaga untuk mewujudkan pembangunan ke depan.

Baca Juga  Wagub Cok Ace: Di Usia Sangat Muda, Universitas Mahadewa Indonesia Lakukan Lompatan Luar Biasa

Sebelumnya, Ketua Panitia Karya menyampaikan terimakasih atas apresiasi dan perhatian dari Bupati beserta jajaran dalam persembahyangan ini. Pihaknya juga menyampaikan kebanggaannya karena Bupati Tabanan dengan bersama jajaran, hadir memenuhi keingginan krama/masyarakat, nyaksiang Karya yang dilakukan oleh pihaknya. Dimana kehadiran Bupati beserta jajaran juga dikatakannya menambah semangat dan motivasi masyarakat yang merupakan sejarah baru karya pihaknya dihadiri murdaning jagat.

Tiang mewakili seluruh Desa Adat, Penglingsir dan juga masyarakat Batungsel, menyampaikan terimakasih yang setinggi-tingginya dan semoga Bupati beserta jajaran selalu diberikan kerahayuan serta selamat sentosa dalam menjalankan tugas,” ujarnya sekaligus pada kesempatan itu pihaknya menyampaikan uraian upacara/upakara dari karya yang dilaksanakan krama Batungsel kepada seluruh hadirin. (gs/bi)

Advertisements
galungan dprd badung
Advertisements
galungan pemprov
Advertisements
dprd bali
Advertisements
iklan galungan PDI Perjuangan Bali
Advertisements
hut ri
Advertisements
hut bali dprd badung
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca