Denpasar, baliilu.com
– Sekretaris Daerah Provinsi Bali Dewa Made Indra menerima piagam juara lomba
Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru, Produktif dan Aman Covid-19 yang
diselenggarakan Kementerian Dalam Negeri. Tidak tanggung-tanggung, Bali
menyabet dua penghargaan sekaligus dari tujuh kategori yang dilombakan. Kategori
pertama, Provinsi Bali menyabet gelar terhormat juara I untuk sektor / kluster Pasar
Tradisional. Atas prestasi ini Provinsi Bali mendapat hadiah berupa tambahan
Dana Insentif Daerah (DID) sebesar Rp 3 miliar.
Bali juga memperoleh juara II untuk kategori Transportasi Publik dengan nominal hadiah berupa tambahan DID sebesar
Rp 2 miliar.
Penyerahan hadiah dilaksanakan di Sasana Bhakti Praja Gedung
C, Jakarta, Senin (22/6-2020) yang diserahkan langsung oleh Menteri Perdagangan
RI Agus Suparmanto.
Kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri
ini dilaksanakan berdasarkan keharusan semua pihak, semua kalangan untuk
kembali aktif dalam tatanan kehidupan di segala bidang kegiatan secara otomatis
akan berubah drastis, seluruh bidang kegiatan ekonomi akan dilaksanakan dengan
cara yang sangat berbeda dari sebelumnya. Sehingga dibutuhkan inovasi dan
kreativitas agar kegiatan ekonomi produktif tetap jalan, tetapi aman dari
Covid-19.
Memasuki hampir 4 (empat) bulan berjalan wabah corona di
Indonesia belum menunjukkan tanda akan mereda. Penambahan kasus positif yang
semakin meningkat terus mewarnai data baik secara nasional maupun per daerah.
Tentunya hal ini mengharuskan semua pihak untuk turut bersinergi saling
mengingatkan tentang penerapan protokol kesehatan bagi mereka yang beraktivitas
di luar rumah.
Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin mengapresiasi
penyelenggaraan lomba Inovasi Daerah Tatanan Normal Baru, Produktif dan Aman
Covid-19. “Saya sangat menghargai inisiatif Kemendagri untuk memperkuat
kesiapan daerah memasuki tatanan normal baru, sudah tentu diperlukan inovasi
yang menjadi kunci keberhasilan suatu daerah memasuki era produktif dan aman
Covid-19,” hal ini disampaikannya secara virtual dalam acara penganugerahan
bagi para pemenang.
Ditambahkannya, “Sehubungan dengan itu saya sangat
mengapresiasi upaya yang dilakukan oleh Kemendagri untuk memberikan penghargaan
dan insentif pada daerah baik tingkat provinsi, kabupaten/kota, dan bahkan juga
daerah tertinggal. Saya ingin dan saya juga telah mendengar inovasi apa saja
yang telah dihasilkan oleh lebih dari 2.517 inovasi di sektor pasar
tradisional, pasar modern, restoran, hotel, PTSP, tempat wisata dan transportasi
umum. Semua inovasi ini merupakan sumbangan bagi daerah dan sektor ekonomi
lainnya untuk dapat segera menyiapkan tatanan normal baru produktif dan aman Covid-19,”
tutup Wapres.
Sementara itu, Menteri Dalam Negeri RI, Muhammad Tito
Karnavian dalam sambutannya, mengatakan sebagai sesuatu yang baru, tatanan ini
memerlukan pengenalan atau prakondisi agar seluruh masyarakat siap dan mampu
beradaptasi. Prakondisi ini dilakukan dengan protokol kesehatan dalam berbagai
sektor kesehatan dengan simulasi-simulasi,” tegasnya.
Ditambahkan Menteri Tito bahwa upaya prakondisi ini
diinisiasi terutama oleh Pemerintah Pusat melalui Kementerian/ Lembaga, juga
oleh Pemerintah Daerah di semua tingkatan dengan tujuan agar terjadi gerakan nasional
kebersamaan menuju tatanan baru.
“Peran pemda menjadi sangat penting, karena 548 pemda tingkat
I provinsi, dan tingkat II kabupaten/ kota bersentuhan langsung dengan
masyarakat masing-masing. Oleh karena itu, Kemendagri bersama dengan Kemenkeu,
Kemenkes, Gugus Tugas Covid-19, Kemen PAN-RB, Kemenparekraf, Kemendag, dan BNPP
berinisiatif membuat lomba antar-daerah untuk membuat protokol kesehatan
Covid-19 dengan simulasinya di 7 sektor kehidupan yaitu pasar tradisional,
pasar modern, hotel, restoran, tempat wisata, transportasi umum, tempat
Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP),” tuturnya.
Dalam kesiapan untuk memulai aktivitas ekonomi dalam tatanan
normal baru harus diperhatikan dengan baik terutama terkait wilayahnya harus
dipastikan kondusif karena selain produktif kegiatan ekonominya harus
dijalankan dengan protokol kesehatan yang ketat. Untuk itu, ada
rambu-rambu yang dikeluarkan oleh WHO
agar tatanan normal baru produktif aman Covid-19 dapat terwujud. Persyaratan
yang kedua adalah tersedianya layanan dan sistem kesehatan untuk menangani
Covid-19, persyaratan ketiga adalah kemampuan dalam melakukan pelacakan yang
ditandai dengan kecukupan jumlah pelaksanaan testing, dan yang keempat perubahan
perilaku masyarakat yang tidak bisa ditawar dalam kondisi tatanan baru.
Berbagai ahli kesehatan baik nasional maupun internasional
memprediksi pandemi Covid-19 tidak akan
berakhir dengan segera. Oleh karena itu, dunia beradaptasi dengan pandemi ini
dengan melakukan sejumlah inovasi baru dengan tatanan baru atau new normal
life, mengingat pemerintah tidak mungkin melakukan pembatasan terus-menerus
secara ketat apalagi lockdown, yang
memberikan dampak negatif bagi sektor ekonomi dan kesehatan demikian pula
dengan Indonesia.
Upaya adaptasi ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo
beberapa waktu lalu, dengan istilah tatanan kehidupan baru yang produktif, aman
Covid-19. (*/gs)