Denpasar, baliilu.com – Forum Media Peduli Lembaga Perkreditan Desa (LPD) menggelar diskusi nasional bertajuk Forum Media Peduli LPD-BKS LPD dengan mengangkat tema ‘’Eksistensi LPD dalam Pembangunan Perekonomian Desa Adat di Masa Pandemi Covid-19 Menuju Bali Bangkit’’ bertempat di Gedung PWI Bali Lumintang Denpasar, Kamis (17/2/2022). Diskusi yang dibuka secara resmi oleh Ketua PWI Bali IGMB Dwikora Putra ini menghadirkan narasumber dari unsur historis, akademisi, praktisi, unsur penegak hukum, unsur BKS-LPD, MDA serta PHDI.
Keynote speaker sekaligus akademisi, Dr. I Dewa Gede Palguna, S.H., M.Hum., mengatakan keberadaan LPD pertama kali digagas oleh Gubernur Bali Prof. Dr. IB Mantra, dimana untuk menjaga perekonomian dan pemberdayaan desa adat.
“Keberadaan LPD sangat membantu perekonomian Bali, sebagai salah satu kesatuan yang masih ada, dan menjadi lembaga keuangan yang sangat dibutuhkan masyarakat,” ujar Dewa Palguna, dalam diskusi yang diketuai Nyoman Sarmawa dari Forum Media Peduli LPD.
Mantan Hakim Mahkamah Konstitusi ini mengungkapkan, mantan Gubernur Bali Prof. IB Mantra yang menempatkan LPD di desa adat, bukan di desa dinas merupakan ide yang cerdas. Dengan diletakkan di bawah desa adat atau desa pakraman, LPD menganut prinsip semi-autonomous social field. “LPD diatur berdasarkan hukum adat, tetapi juga mengadopsi hukum negara,” kata Dosen Fakultas Hukum Unud ini.
Dewa Palguna menerangkan, LPD sebagai upaya memberikan akses dan perekonomian bagi masyarakat adat. Masyarakat adat berhak mengatur kehidupan berdasarkan keyakinannya. Dengan karakteristiknya yang hanya melayani komunitas, LPD termasuk lembaga forum internum.
Pemerhati LPD IB Rai Dharmawijaya Mantra menuturkan eksistensi LPD menjadi bagian dari kebudayaan, dimana visi misi pembangunan di Bali tidak lepas dari identitas kebudayaan Bali itu sendiri.
“Jika kita membahas LPD, kita anggap menjadi salah satu mata pencaharian ekonomi lokal. Secara kultur, LPD sangat melekat dengan kebudayaan, kita tidak bisa melepaskan masalah ekonomi LPD dengan kebudayaan (saling keterkaitan),” ucapnya.
Di tengah modernisasi, ekonomi dan budaya terus berkembang dan berjalan beriringan, maka pembangunan ekonomi ini harus pula dapat menjaga kelestarian adat budaya dan tradisi masyarakat di Bali, sehingga LPD berperan strategis dalam kontribusi pembangunan sekaligus pertumbuhan dan sistem ekonomi lokal masyarakat di Bali. “LPD ini didirikan untuk membantu desa adat dalam menjalani fungsi-fungsi kultural di Bali,” tegasnya.
Ditambahkan Sekretaris Nayaka MDA Bali Drs. I Gede Nurjaya, M.M., bahwa Bali yang selama ini masih tergantung dengan sektor pariwisata, kini harus berjuang memperkuat ekonomi lokalnya kembali. Maka kehadiran LPD di Bali, tentu menjadi jawaban untuk memperkuat ekonomi Bali.
“Saya mengapresiasi kegiatan ini, dimana diharapkan membuat eksistensi LPD ini sebagai jantung untuk menghidupkan dan memperkuat ekonomi desa adat di Bali,” harapnya.
Sementara itu Kabidkum Polda Bali Kombes Pol. I Gusti Ngurah Rai Mahaputra, S.H., menyampaikan, LPD sebagai lembaga keuangan komunitas dan memiliki dasar hukum adat atau pararem di desa adatnya masing-masing yang berbeda-beda. Eksistensi LPD ke depannya memerlukan sumber daya manusia (SDM) atau tenaga profesional di desa adatnya masing-masing, sesuai perkembangan zaman termasuk teknologi informasi kekinian.
“Pengembangan LPD sangat diperlukan (mencegah kesalahan tata kelola). LPD dapat dibangun dengan melibatkan pemerintah, lewat stimulus-stimulus, dan masalah hukumnya juga perlu diskusikan (mencegah pelanggaran keuangan). Jadi, sifat penegak hukum itu sebenarnya pasif, kalau tidak ada laporan dari masyarakat dan krama adatnya sendiri, kita tidak akan bertindak juga. Sebab, banyak ketidakjelasan dan kerugian yang besar, kalau itu dibiarkan terus kan tidak ada efek jera,” katanya.
Sedangkan, Wakajati Bali Dr. Ketut Sumedana, S.H., M.H., menilai kasus-kasus yang kerap menimpa oknum individu di suatu LPD di Bali, dapat menjadi efek jera bagi pihak-pihak yang ingin melakukan tindakan yang merugikan keuangan suatu LPD. Tata kelola keuangan LPD dia harapkan jangan sampai tertutup dan mesti terlibat terbuka untuk dilakukan pengawasan tata kelola profesional keuangan, hingga memanfaatkan digitalisasi.
“LPD memiliki karakteristik sendiri. Kita semua berharap jangan gunakan uang APBD untuk setoran awal pengelolaan keuangan. Harus ada efek jera (jika ada tindak korupsi), selain itu untuk pencegahan permasalahan, LPD dapat melibatkan pihak pemerintahan dan lembaga pengawasan (audit) semacamnya, hingga MoU, sebelum masalah itu tiba di aparat hukum,” katanya.
Dosen FEB Unud Prof. Dr. Drs. I Wayan Ramantha, AK., MM., CPA., menerangkan LPD menjadi social enterprise sebagai lembaga keuangan mikro yang sudah diakui Bank, yang tujuan misinya adalah sosial.
Ia menyinggung saat ini masih ada kasus hukum menimpa LPD, dimana menimpa individu di LPD, termasuk masalah permodalan suatu LPD. ‘’Misi LPD sebagai social enterprise untuk membantu desa adat dalam menjaga fungsi kulturalnya. Ada 1.436 LPD dan 130 lebih BPR, serta simpan pinjam koperasi. Jika dilihat persentase bermasalah LPD itu lebih kecil, tetapi yang menjadi trending topic-nya lebih sering LPD,” terangnya.
Ketua BKS LPD Drs. Nyoman Cendikiawan, S.H., M.Si., mendukung keberadaan LPD di Bali, yang mana berdasarkan data pendukung eksistensi 1984-2022 sudah berjalan 38 tahun, berdasarkan data LP LPD Per 31 Desember 2021.
“Jumlah LPD mencapai 1.436 LPD, dengan jumlah karyawan 8.356 orang, tabungan 8,5 Triliun, deposito 10,4 Triliun, pinjaman diberikan 15,7 Triliun, total aset 23,2 Triliun, dan laba 300,3 Miliar,” tegasnya.
Menurut pinandhita Drs. I Ketut Pasek Swastika dari unsur PHDI Bali, kehadiran LPD memiliki tujuan kemakmuran untuk jagat Bali. Kemampuan dalam mengelola keuangan ini sesuai tujuan untuk meningkatkan bhakti hingga upacara umat, lewat hasil keuangan di LPD yang dikelola sesama masyarakat desa adat.
“LPD bertujuan untuk meningkatkan kemakmuran umat Hindu di Bali. Kearifan lokal dari pemikiran Gubernur IB Mantra, maka kehadiran LPD untuk menuju kemakmuran dan dharma,” ucapnya.
Narasumber terakhir, Kepala Divisi Dana dan Jasa BPD Bali Ida Bagus Nyoman Ari Suryantara mengatakan kerja sama technical assistance BPD Bali adalah kegiatan pengayoman dari Bank BPD Bali kepada LPD dengan melakukan kegiatan atau peran dalam penyatuan atau pengumpulan dana (pooling of fund). Dan dukungan teknis (technical assistance) dalam digitalisasi LPD dan pembangunan perekonomian desa di masa pandemi Covid-19.
“Tujuan dari technical assistance untuk pengembangan teknologi dan produk, pelatihan SDM LPD, dan kerja sama dalam pemanfaatan produk atau jasa bank berbasis teknologi informasi,” tandasnya. (gs/bi)
TERIMA PENGHARGAAN: Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa saat menerima penghargaan dari Tim Penilai dari Kementerian Dalam Negeri RI pada acara Anugerah IGA Tahun 2024 di Hotel Mercure Surabaya, Kamis (5/12). (Foto: Hms Dps)
Surabaya, Jatim, baliilu.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar kembali meraih penghargaan tingkat nasional di akhir tahun 2024 ini. Dimana, ibu kota Provinsi Bali ini sukses mendulang prestasi dalam ajang Innovative Goverment Award (IGA) tahun 2024 untuk kategori pemerintah kota se-Indonesia yang digelar Kementerian Dalam Negeri. Penghargaan tersebut diterima langsung Wakil Walikota Denpasar, Kadek Agus Arya Wibawa pada acara Anugerah IGA tahun 2024 di Hotel Mercure Surabaya, Kamis (5/12).
Penghargaan ini diberikan oleh Kemendagri kepada Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar atas inovasi unggulan di berbagai bidang. Adapun sebanyak 97 inovasi yang dikirim ke Indeks Inovasi Daerah 2024. Inovasi ini adalah inovasi yang sudah terlaksana di tahun 2022/2023 serta mampu memperoleh nilai kematangan di atas 80.
Wakil Menteri Dalam Negeri RI, Ribka Haluk mengungkapkan bahwa inovasi itu penting dalam kehidupan yang selalu berkembang dinamis, termasuk juga di pemerintahan. Ia mengingatkan bahwa inovasi yang dihasilkan harus benar-benar bermanfaat bagi masyarakat dan juga pemerintahan.
“Maka harus berkreasi, inovasi di semua bidang termasuk pemerintahan, harapan kita inovasi ini bisa membuat sistem yang baik. Inovasi jangan sembarang inovasi, bukan hanya sebatas platform digitalisasi. Saya ucapkan selamat bagi penerima Innovative Goverment Awards tahun 2024,” ujarnya.
Ketua penyelenggara penganugerahan IGA Awards 2024, Kepala Badan Strategis Kebijakan Dalam Negeri, Yusharto Huntoyungo mengungkapkan bahwa IGA Awards 2024 ini telah melewati tahapan penjaringan dari bulan Juni hingga Juli kemudian tahapan pengukuran analisis, indikator, dan indeks inovasi daerah.
“Tahap persentasi kepala daerah memaparkan inovasi unggulan, baik itu inovasi digital dan non-digital. Melibatkan berbagai tim penilai baik itu dari Kementrian, Brin, Ombudsman, UI dan UGM,” ujarnya.
Sementara Wakil Walikota Denpasar Kadek Agus Arya Wibawa mengucap rasa syukur atas penganugerahan IGA Awards yang telah diterima Pemkot Denpasar. Penghargaan yang diterima oleh Pemkot Denpasar ini tentunya sangat membanggakan warga Kota Denpasar, karena telah berhasil mengalahkan ribuan inovasi daerah lainnya di tingkat nasional dan melewati berbagai jenis penilaian.
“Syukur di kompetisi IGA tahun 2024 ini Kota Denpasar mampu meraih penghargaan dalam bidang pemerintahan kabupaten/kota sangat inovatif. Ini menjadi bukti bahwa pelayanan Pemkot Denpasar semakin cepat, transparan, efisien dan inovatif. Semoga inovasi tersebut dapat dirasakan langsung oleh masyarakat,” ujarnya.
Arya Wibawa berharap, ke depan secara keberlanjutan dapat menghadirkan inovasi-inovasi yang mampu mempermudah pelayanan bagi masyarakat Kota Denpasar.
“Untuk itu, kami mendorong OPD agar dapat terus berinovasi, serta berharap inovasi harus terus lahir di Kota Denpasar. Hal tersebut sejalan dengan program Pemkot Denpasar yang menggelar lomba inovasi yang diikuti seluruh OPD setiap tahunnya,” ujar Arya Wibawa.
Selain itu, Arya Wibawa juga menyampaikan bahwa penghargaan ini ia dedikasikan untuk warga Kota Denpasar dan OPD di lingkungam Pemkot Denpasar. (eka/bi)
PENANDATANGANAN MOU: Penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama antara beberapa hotel besar anggota PHRI dengan Perumda Darma Santika Tabanan saat kegiatan Temu Wirasa BI Bali, Rabu, 4 Desember 2024, di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali. (Foto: Hms BI Bali)
Denpasar, baliilu.com – Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali berkolaborasi dengan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Badan Pimpinan Daerah Provinsi Bali menyelenggarakan kegiatan Temu Wirasa dengan tema “Membangun Pariwisata Bali yang Aman, Kreatif, dan Berkelanjutan” pada 4 Desember 2024, berlokasi di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali.
Kegiatan ini dihadiri oleh Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja, Ketua PHRI BPD Provinsi Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok. Bagus Pemayun serta 350 orang pengusaha hotel dan restoran di Provinsi Bali yang merupakan anggota PHRI Provinsi Bali.
Dalam kegiatan dimaksud dilakukan penandatanganan MoU dan Perjanjian Kerja Sama antara beberapa hotel besar anggota PHRI dengan Perumda Darma Santika Tabanan guna mendorong penggunaan produk lokal Bali sekaligus memperkuat rantai pasok demi mendukung keberlanjutan sektor pariwisata.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja, memberikan apresiasi atas kerja sama yang terjalin, karena merupakan wujud nyata langkah strategis guna menciptakan multiplier effect untuk pemberdayaan masyarakat sekitar melalui kehadiran produk lokal, memperkuat rantai pasok komoditas strategis ke industri perhotelan yang secara tidak langsung membantu stabilitas harga barang dan jasa.
”Apabila stabilitas harga terus terjaga maka dapat berdampak pula pada terjaganya daya beli masyarakat dan kesejahteraan masyarakat,” kata Erwin.
Lebih lanjut, kerja sama ini juga selaras dengan Peraturan Gubernur Bali Nomor 99 Tahun 2018 tentang Pemasaran dan Pemanfaatan Produk Pertanian, Perikanan, dan Industri Lokal Bali. Dalam kesempatan tersebut, Erwin juga menyampaikan beberapa tantangan dalam pengembangan pariwisata di Bali.
“Tantangan ke depan adalah bagaimana kita semua menjaga reputasi Bali sebagai major destination wisata yang tidak hanya nasional tapi juga dunia. Pada poin ini kita perlu untuk menata pembangunan sesuai DNA tematik potensi wisata suatu daerah di Bali, memperkuat connectivity antarwilayah, memperkuat kelayakan sarana prasarana, memperkuat perizinan, dan mengoptimalkan digitalisasi guna meningkatkan akses pasar dan kualitas layanan,” tutur Erwin.
Sementara itu, Ketua PHRI BPD Provinsi Bali Prof. Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati, mengatakan bahwa Bali menjadi salah satu destinasi wisata populer di Indonesia, kini bersiap untuk melangkah menuju pariwisata 5.0 yang mengedepankan keberlanjutan dan ekowisata, konektivitas global, serta pengalaman wisata yang dibantu oleh kecerdasan teknologi.
“Untuk itu, dibutuhkan sinergi yang baik antara para pelaku usaha, pemerintah, serta masyarakat Bali untuk menciptakan Bali sebagai destinasi pariwisata digital,” kata Sukawati.
Selanjutnya Kepala Dinas Pariwisata Provinsi Bali Tjok. Bagus Pemayun, menegaskan bahwa pariwisata merupakan pintu gerbang untuk memperkenalkan budaya Bali ke dunia luar. “Pemanfaatan produk lokal untuk pariwisata di Bali tidak hanya mendukung kemajuan ekonomi masyarakat tetapi juga memperkuat identitas Bali serta dapat menciptakan ekosistem pariwisata yang saling menguntungkan antara wisatawan, pemerintah, dan masyarakat,” sebut Pemayun. Lebih lanjut, hal ini juga dapat menciptakan lapangan kerja dan menjaga kelestarian alam dan budaya Bali.
Untuk mendukung pariwisata Bali yang aman, kreatif, dan berkelanjutan, Temu Wirasa kali ini menghadirkan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) serta Gerbang Perlindungan Data Pribadi Indonesia. Kedua lembaga tersebut menekankan pentingnya perlindungan data pribadi dalam menyongsong era digital yang semakin berkembang. Manfaat akselerasi digital di Bali telah dirasakan baik dari sisi infrastruktur, industri, maupun inovasi. Hal ini terwujud melalui prestasi Pemerintah Provinsi Bali yang mendapatkan penghargaan BI Awards sebagai Pemerintah Provinsi yang berhasil mendorong penggunaan QRIS, tidak hanya sektor ritel tapi juga elektronifikasi daerah. Penghargaan ini merupakan pengakuan nasional bahwa Bali yang terdepan dalam memperluas ekosistem digital di masyarakat.
Bank Indonesia Provinsi Bali menyambut positif langkah PHRI dalam memperkuat edukasi pelindungan konsumen di tengah pesatnya digitalisasi, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Bank Indonesia Provinsi Bali terus bersinergi dengan berbagai pihak untuk memperkuat literasi digital di masyarakat, termasuk penyusunan market conduct serta langkah monitoring dan evaluasinya. Upaya tersebut diyakini dapat menciptakan konsumen yang cerdas dan berdaya, mampu mengambil langkah preventif yang tepat, serta aman dalam bertransaksi digital. Akselerasi digital di Bali sudah dirasakan manfaatnya di berbagai sektor, seperti infrastruktur, industri, dan inovasi.
Pertemuan ini dinilai cukup penting untuk terus dilakukan secara berkelanjutan, agar sinergi antara berbagai pihak dan industri perhotelan, sebagai garda terdepan pariwisata Bali, dapat semakin diperkuat. (gs/bi)
TERIMA KUNKER: Pj. Sekda IB. Surya Suamba menerima Direktur Utama Perumda Tirta Bhagasasi Kabupaten Bekasi Reza Lutfi beserta rombongan saat kunjungan kerja ke Puspem Badung, Badung, Kamis (5/12). (Foto: Hms Badung)
Badung, baliilu.com – Pj. Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Badung IB. Surya Suamba menerima Direktur Utama (Dirut) Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Tirta Bhagasasi Kabupaten Bekasi Reza Lutfi beserta jajaran Direksi, Dewan Pengawas dan staf dalam rangka studi tiru mengenai peningkatan kualitas pemahaman penyelenggaraan kegiatan proyek kerja sama pengembangan jaringan perpipaan air bersih dengan pihak ketiga, bertempat di Ruang Kriya Gosana, Puspem Badung, Kamis (5/12).
Turut hadir mendampingi Pj. Sekda, Sekretaris Dinas PUPR Kabupaten Badung I Nyoman Karyasa, anggota Dewan Pengawas (Dewas) Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung I Ketut Gede Sunarta, dan Direktur Utama Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung yang diwakili oleh Direktur Teknik I Made Suarsa beserta jajaran direksi dan staff.
Pj. Sekda Badung sekaligus Ketua Dewas Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung IB. Surya Suamba dalam sambutannya menyampaikan selamat datang dan terima kasih karena sudah berkunjung ke Kabupaten Badung. Dijelaskan lebih lanjut bahwa dalam pengembangan jaringan, Perumda Air Minum Tirta Mangutama menggunakan konsep Business to Business (B2B), untuk menghemat biaya, meningkatkan profesionalisme dan pelayanan kepada masyarakat.
“Perumda Air Minum Tirta Mangutama dan Pemerintah Kabupaten Badung itu bagikan hubungan ibu dan anak, dimana saling melengkapi dan membantu dalam melakukan pelayanan kepada masyarakat Kabupaten Badung, sebagai contoh jika ada seseorang yang ingin membangun perumahan, kami sarankan menggunakan layanan air dari Perumda Air Minum Tirta Mangutama, agar tidak membuat sumur yang dapat merusak lingkungan,” jelasnya.
Dirut Perumda Tirta Bhagasasi Reza Lutfi dalam sambutannya menyampaikan terima kasih karena sudah diterima dengan baik sehingga dapat bertukar pikiran dengan jajaran Dewas dan Direksi dari Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung. Dijelaskan lebih lanjut bahwa tujuan dari Studi Tiru ini yakni juga untuk mempererat silaturahmi antara jajaran Dewas dan Direksi Tirta Bhagasasi Bekasi dengan segenap Jajaran Dewas dan Direksi Perumda Air Minum Tirta Mangutama Badung.
“Pulau Bali khususnya Kabupaten Badung selain memiliki daya tarik pariwisata, ada juga daya tarik edukasi. Banyak hal yang kami ingin pelajari dari Perumda maupun dari Pemerintah Kabupaten Badung, terutama bagaimana dukungan pemerintah daerah kepada Perumda Air Minum Tirta Mangutama, begitu juga sebaliknya,” harapnya. (gs/bi)