Denpasar, baliilu.com – Gubernur Bali Wayan Koster melaporkan, sebelumnya ada berita yang cukup ‘’mengebohkan’’ di Banjar Serokadan Desa Abuan Kabupaten Bangli
yang dilaporkan terdapat 443 orang yang positif setelah di-rapid test. Namun setelah di-rapid
test ulang dan dilanjutkan dengan tes swab, hasilnya 275 negatif. Tinggal 139 orang
menunggu hasil tes swab-nya.
‘’Mudah-mudahan semuanya negatif. Untuk itu saya mohonkan semua media
yang memberitakan hal tersebut, bisa merevisi beritanya bahwa hasil tes swab-nya negatif,’’ ujar Gubernur Bali
Wayan Koster saat mengikuti Rapat Koordinasi Percepatan Penanganan Covid-19 bersama Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Nasional lewat video conference dari
Gedung Gajah, Jayasabha, Denpasar, Minggu (3/5-2020) pagi.
Dalam rapat yang dipimpin langsung Ketua Gugus
Tugas Nasional Doni Monardo itu, Gubernur Koster didampingi Sekretaris Daerah
(Sekda ) Pemprov Bali Dewa Made Indra serta kepala OPD terkait guna melaporkan perkembangan
terbaru upaya penanganan penyebaran Covid-19 di Bali. Rapat koordinasi diikuti pula
Gubernur/Wakil Gubernur se-Jawa-Bali.
Gubernur Koster juga
melaporkan di Bali upaya penanganan sedang konsen di 3 kabupaten, yakni di
Bangli, Karangasem dan Buleleng karena ada penambahan transmisi lokal lewat
para pekerja migran Indonesia (PMI).
Begitu juga fasilitas
kesehatan Covid-19 di Bali terdapat 13 RS rujukan dengan fasilitas memadai 132 ruang isolasi masih
tersedia. Demikian juga bantuan APD dan masker sampai saat ini masih mencukupi.
‘’Kami juga sedang menyiapkan tambahan fasilitas untuk uji swab di RS PTN Universitas
Udayana dan Fakultas Kedokteran Universitas Warmadewa, selain di RSUP Sanglah.
Perlengkapannya sebagian besar sudah tersedia, dan kami mohonkan untuk
melengkapi peralatan tersebut lewat surat yang telah kami sampaikan. Kami mohon fasilitasinya
kepada Kementrian Kesehatan agar permintaan ini bisa direalisasikan. Ini
penting karena penambahan fasilitas uji swab di dua tempat tersebut akan meningkatkan
jumlah sampel yang bisa diuji sekaligus mempersingkat waktunya,’’ ujar Gubernur Koster.
Gubernur Bali juga
memohon bantuan dan fasilitasi berkenaan dengan imbauan
warga yang mudik. Karena ada kasus di Bali ada warga luar daerah yang
berprofesi sebagai tukang, dll yang jumlahnya hampir 1.000 orang, yang sudah
tidak ada pekerjaan dan tidak ada tempat tinggal, sebaiknya diberikan ijin
untuk pulang ke daerahnya. Kesemuanya sudah mengantongi surat dari Gugus Tugas
Provinsi Bali.
‘’Untuk kartu pra-kerja
serta bantuan sosial, saya harapkan di Bali bisa fleksibel dengan berbasis
desa. Di mana di Bali kami mempunyai desa adat dengan satgas gotong-royongnya yang siap
bergerak cepat untuk menyalurkan bantuan terlebih mereka juga lebih tahu warga
yang memang membutuhkan bantuan sosial, lebih paham peta di lapangan,’’ ujarnya.
Sementara untuk persediaan pangan di Bulog dan lembaga lain di desa-desa,
ketersediaan pangan memadai sampai 6 bulan ke depan.
Dilaporkan juga pasar tradisional dan modern, tetap buka dengan jam operasional yang terbatas dan
menggunakan protokol kesehatan (memakai masker, jaga jarak, dll) dan terus dipantau petugas.
‘’Pergerakan masyarakat di Bali, jika melihat di desa-desa adat karena
aturannya sangat ketat pergerakannya tidak sampai 10 persen. Hanya di kota
Denpasar yang agak ramai, namun kami
terus perketat agar pergerakannya semakin menurun,’’ ujar Koster seraya menambahkan jumlah PMI yang sudah kembali ke Bali total 11.800 orang, dimana
keseluruhannya sudah di-rapid test.
Sementara itu Ketua Gugus
Tugas Nasional Doni Monardo menyatakan untuk fasilitas uji
swab di RS
Udayana dan Kedokteran Warmadewa akan segera difasilitasi. ‘’Dukungan untuk peralatan pendukung uji swab akan dikoordinasikan dengan gugus tugas daerah
untuk segera dilakukan distribusi alat,’’ ujar Monardo.
Terkait PMI asal Bali yang
terkatung-katung, Gugus Tugas Nasional akan segera
berkoordinasi dengan pihak pelabuhan di Jawa Timur agar nasib para pekerja di
Bali yang akan kembali ke daerahnya bisa difasilitasi dan tidak lama
terkatung-katung. (*/gs)