Om Swastyastu, Rahajeng sareng sami.
Dengan segenap kerendahan hati, saya mohon
ijin menyapa seluruh Prajuru Desa Adat di Bali sekaligus menyampaikan salam
hormat yang tulus dari saya selaku Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali. Astungkara atas asung waranugraha Hyang Widhi
Wasa kita semua dalam keadaan sehat dan berbahagia.
Hampir tidak ada satu orang pun krama Bali
yang meragukan pentingnya keberadaan Desa Adat di Bali. Daerah-daerah lain,
Pemerintah Indonesia, Dunia, para Ilmuwan Sosial memberikan apresiasi yang
positif dan membanggakan tentang keberadaan Desa Adat di Bali dan peranannya
yang tetap kuat menyangga Bali di tengah gempuran globalisasi yang amat
dahsyat.
Banyak komunitas di daerah/negara lain yang
kehilangan identitas budayanya karena tergerus arus budaya global yang semakin
kencang dan merasuk masuk mengikis relung-relung nilai budaya lokal. Hari
ini….di
tengah hiruk-pikuk
peradaban dunia yang berubah cepat, dalam posisi Bali sebagai kota
dunia/destinasi pariwisata dunia, ternyata Bali masih bisa berdiri tegak penuh
percaya diri menunjukan identitas budayanya yang masih sangat kuat.
Banyak warga dunia berupaya menemukan jawaban
mengapa Bali masih “Bali” dengan segenap kekuatan budayanya ? Tentu
banyak jawaban di ranah diskusi publik, namun kita tidak bisa mengingkari
kebenaran satu jawaban yakni Keberadaan dan Peranan Desa Adat adalah pilar
penyangga, benteng pertahanan, mesin penggerak budaya dan filter penyaring
nilai budaya luar.
Keyakinan akan kebenaran jawaban tersebut
bukan hanya menjadi milik Desa Adat, tetapi Pemerintah Republik Indonesia,
Pemerintah Provinsi Bali dan Pemerintah Kabupaten/Kota Se-Bali juga memiliki
keyakinan yang sama. Itu sebabnya dari dulu hingga saat ini, banyak program
pemerintah, program pembangunan, program kemasyarakatan dipercayakan
pelaksanaannya kepada Desa Adat, atau sekurang-kurangnya bekerjasama dengan
Desa Adat. Dan astungkara program-program itu berjalan dengan baik dan sukses. Keberhasilan ini
tentu menumbuhkan kepercayaan diri Desa Adat yang sangat kuat.
Berangkat dari keyakinan tersebut di atas,
maka Pemerintahan Provinsi Bali dari generasi ke generasi selalu memberi
perhatian penting dan bekerja untuk melakukan penguatan Desa Adat. Dengan segala hormat kepada para
pemimpin pemerintahan terdahulu, upaya-upaya penguatan Desa Adat yang dilakukan
Pemerintah Provinsi Bali saat ini sangat luas dan mendasar karena memang
tuntutan situasi saat ini menghendaki demikian. Harapannya masih tetap sama
yakni agar Desa Adat semakin kuat menghadapi arus perubahan global yang semakin
kencang.
Para Prajuru Desa Adat yang sangat saya
hormati,
Hari ini dunia sedang menghadapi situasi
pandemi/wabah global virus corona (Covid-19). Para pemimpin dunia dan juga para pemimpin
kita di Tanah Air sedang mengerahkan segenap kemampuan dan sumberdaya
kepemimpinannya untuk mengendalikan penyebaran Covid-19 melalui berbagai strategi.
Organisasi Kesehatan Dunia, para praktisi dan pemerhati kesehatan,
lembaga-lembaga pemerintahan di seluruh dunia sedang berjuang untuk memenangkan
“peperangan” melawan Covid-19 yang sampai saat ini masih terasa sulit untuk dikalahkan.
Sebagai Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali, saya
juga tentu mencermati dan mempelajari “strategi perang” Negara-negara
lain, daerah-daerah
lain di Indonesia dalam menaklukkan musuh bersama dunia saat ini yaitu Covid-19. Di tengah situasi
sulit, penuh tantangan, ancaman risiko yang sangat tinggi, sumberdaya yang
terbatas, “kurang taat & disiplinnya sebagian warga masyarakat dalam
mengikuti arahan kebijakan pemerintah untuk pengendalian Covid-19”, saya teringat
akan institusi kebanggaan kita, institusi yang telah dikenal masyarakat dunia
karena keberhasilannya dalam banyak hal, yakni DESA ADAT. Saya teringat akan
kehebatan Desa Adat mendisiplinkan krama desa untuk melaksanakan Nyepi, baik
Nyepi Tahun Saka maupun Nyepi Desa yang merupakan tradisi di banyak Desa Adat.
Saya juga teringat akan kemampuan Desa Adat dalam menggerakkan masyarakat untuk
mensukseskan program-program pemerintah.
Dalam kegelapan situasi pandemi global Covid-19 ini, saya melihat
secercah cahaya optimisme. Jika kita telah melihat bukti nyata keberhasilan
Desa Adat dalam mendisiplinkan warga untuk tertib pelaksanaan Nyepi, mengapa
potensi ini tidak kita manfaatkan. Masalah paling berat yang kita hadapi dalam
pencegahan Covid-19 ini adalah kurang taat dan disiplinnya masyarakat melaksanakan
arahan pemerintah seperti : mengurangi aktivitas di luar rumah, meniadakan
keramaian, meniadakan hiburan, meniadakan acara/kegiatan yang melibatkan orang
banyak, menjaga jarak (social distancing
/ physical distancing), perilaku hidup bersih dan sehat, etika batuk/bersin/meludah,
dan lain-lain. Padahal ini adalah kunci utama untuk mencegah
penularan/penyebaran Covid-19. Saya punya keyakinan, Desa Adat memiliki kemampuan dan wibawa untuk
menegakkan hal-hal tersebut bagi Krama Desa.
Secara formal Bapak Gubernur Bali dan Majelis
Desa Adat Provinsi Bali telah menandatangani Keputusan Bersama tentang
Pembentukan Satgas Gotong Royong Penanggulangan Covid-19 Berbasis Desa Adat di
Bali. Keputusan Bersama ini bukan bentuk kepanikan, tetapi berangkat dari
keyakinan dan kepercayaan Pemerintah Provinsi Bali terhadap Desa Adat.
Pembentukan Satgas Gotong Royong Berbasis Desa Adat ini sebaiknya tidak
dimaknai sebagai penugasan, akan lebih baik dimaknai sebagai panggilan
kehormatan atas dasar kepercayaan kepada Desa Adat untuk hadir dalam
penanggulangan Covid-19 di Bali bersama-sama Pemerintah dan elemen masyarakat lainnya.
Saya membayangkan, jika Desa Adat di Bali
berhasil menegakkan disiplin Krama Desa untuk melaksanakan protokol pencegahan Covid-19 dengan tertib melalui
upaya sekala dan niskala, maka penyebaran Covid-19 di Bali pasti bisa kita hentikan, yang berarti
kita memenangkan peperangan. Pada saat itu dunia akan mengarahkan pandangannya
ke Bali. Semua orang akan merasa kagum dan menaruh rasa hormat kepada Desa
Adat.
Apa yang saya bayangkan itu tentu saja
merupakan peluang dan tantangan bagi para Prajuru Desa Adat. Kekaguman
masyarakat dunia akan tertuju kepada kepemimpinan Prajuru Desa Adat. Di tengah
situasi sulit ini, saya memperlihatkan peluang kepada Prajuru Desa Adat untuk
tampil ke depan. Momentum kuat ini hanya sekali, sulit kita dapatkan lagi,
karena itu alangkah baiknya kita manfaatkan. Mari kita buat Dunia
terkagum-kagum akan kemampuan Desa Adat di Bali yang bisa memenangkan perang
melawan Covid-19. Saat yang tepat bagi Desa Adat untuk tampil ke depan.
Inilah cahaya di ujung kegelapan.
Rakyat Bali punya harapan besar untuk segera
pulih dari pandemi Covid-19 ini.
Salam hormat untuk semua Prajuru Desa Adat se-Bali
Ketua Satgas Penanggulangan Covid-19 Provinsi Bali,
Tertanda
Dewa Made Indra