Denpasar, baliilu.com – Walau baru berumur 1,5 tahun, namun Namsore Band telah banyak menghibur masyarakat Bali, khususnya pecinta music pop punk atau rock. Bahkan sejak kelahirannya 18 Juli 2018, Namsore Band telah meluncurkan tiga lagu dalam bentuk video klip dan tahun ini siap-siap bakal merilis album yang ke perdana.
Bermula dari keisengan Wira yang membuatkan studio
latihan untuk Kevin, anak sulungnya, tergugah rasa keinginan untuk kembali membentuk sebuah band.
Wira mengajak Tom dan Dopel yang juga berlatar belakang pemusik. Lahirlah
Namsore Band pada 18 Juli 2018 di Vin’z Studio di Jl. Dewi Supraba II, No. 3
Antasura, Denpasar dengan memilih gunre Pop Punk, Rock.
Gitaris sekaligus vokalis Namsore Band Wira mengatakan pilihan pada nama Namsore tak terlepas dari mudah menyebut dan gampang mengingat. Namsore sendiri singkatan dari enam sore yang memilliki beberapa arti. Bisa diidentikkan dengan sunset, dimana saat-saat aktivitas santai menikmati minuman segar sambil mendengarkan iringan lagu di pinggir pantai. Juga berarti jadwal latihan Namsore yang selalu mulai pukul 6 sore, mengingat seluruh personal adalah pekerja. Namsore juga mengingatkan personelnya akan waktu yang spesial buat Tri Sandya yang biasanya dilakukan jam 6 sore.
Namsore beranggotakan Wira (ex
Postman & Chick Magnet) pemegang guitar dan vocal, Tom (Chick Magnet) pemegang bass dan vocal, dan Dopel (Snap
Rawks) pemegang drum/back vocal.
Meski terbilang band
baru, namun Namsore sudah menjajal beberapa panggung di Bali. Ini berawal dari
pertemanan yang sangat baik antara Tom dengan Koter, bass/vocal dari Racun Timur Menggoda, yang akhirnya Koter banyak membantu Namsore mencarikan panggung,
seperti: Twice Bar, Gimme Shelter,
Lingkara Space, Locally Session at
Boshe VVIP Bali, Stel Peleng, dan
acara lainnya. Salah satu acara besar untuk Namsore adalah 22 Februari 2019, turut
serta memeriahkan acara Total Chaos World
Tour 2019, bertempat di Pantai Mertasari, Sanur-Bali.
Awalnya, kehadiran Namsore di blantika music Bali hanya meng-cover lagu band Punk dari Washington, America, MXPX, seperti: Let’s Ride, Doing Time, Responsibility, Chick Magnet. Seiring berjalannya waktu Namsore mencoba untuk menciptakan lagu sendiri. ‘’Sampai saat ini kami sudah mencipta 3 lagu, Muak, Bergegas dan Terdepan yang sudah kami rekam di 49wreckchord milik Dimas, Instant Karma pada awal Desember, 2018,’’ ungkap Wira.
Bahkan telah meluncurkan
3 video clip: Muak, Bergegas dan Terdepan yang bisa ditonton di channel youtube
@NAMSOREband Official. Bisa juga didengarkan melalui iTunes, Amazon Music,
Spotify, Deezer, iHeart Radio, Reverbnation, Soundcloud. ‘’Akhir 2019 kemarin,
kami kembali berkarya dan melanjutkan untuk rekaman 5 lagu baru. Harapan kami,
semoga di tahun 2020 ini Namsore bisa segera meluncurkan album perdana,’’ harap
Wira.
Sebagai salah satu band idie Bali, Namsore lanjut Wira bertujuan untuk ikut meramaikan industri musik tanah air. Dengan bermunculan band-band indie di Bali maka persaingan pun pastinya sangat ketat. Wira, Tom dan Dopel yang sama-sama mencintai music ingin terjun secara maksimal dalam musik dan bertekad akan terus berusaha untuk memberikan karya yang terbaik.
Meski masing-masing anggota sudah pernah memiliki band, namun saat ini mereka kembali memutuskan mengawali karier dari bawah dan masih di dalam jalur indie meski tidak menutup kemungkinan juga mengikuti jalur mayor label jika suatu saat nanti mendapat tawaran rekaman dari salah satu label music di Indonesia.
Sederet aktivitas Namsore Band yang sudah dilewati sejak kemunculannya. Di antaranya Twice Bar (11 November 2018), Gimme Shelter (3 Januari 2019), Locally Session at Boshe VVIP Club (15 Januari 2019), Sunday Funday at Stel Peleng (3 Februari 2019), Februari Berbagi Kasih (Charity) at Stel Peleng (12 Februari 2019), Eh, KAGET KAGET! At Lingkara Space (16 Februari 2019), Total Chaos 30 Years of World Tour 2019 (22 Februari 2019), Twice Bar (13 Maret 2019), Namsore Fiesta, Music Video Release NAMSORE – Muak. (at Colony Creative Hub, Lt. 3, Plaza Renon Dps, 24 Maret 2019), Namsore Launching Single & Video Clip “Bergegas” and Charity Event. (at Boshe VVIP Bali, Sanur – Bali, 14 Mei 2019), Twice Bar with Sketch Method, Australia (16 Juli 2019) Tabanan Light Festival (26 Juli 2019), Twice Bar (28 September 2019), Twice Bar (25 Oktober 2019), Locally Session at Boshe VVIP Club (5 November 2019), Gempita Undian Kopi ABC di Lap. Astina – Gianyar (17 November 2019), Lucky Street Bar with Alien Ass (Semarang) Tour (12 Desember 2019), Twice Bar with Alien Ass (Semarang) Tour (14 Desember 2019).
Di sela kegiatan memanggung, Namsore juga secara aktif melakukan aksi sosial. Di antaranya gencar mempromosikan tas anti plastik dalam rangka mengurangi sampah plastik. Begitu juga menggalang dana saat meluncurkan salah satu singlenya. Dana yang terkumpul kemudian disumbangkan ke panti asuhan. ‘’Setiap manggung, kami selalu ingat adik-adik yang ada di panti asuhan, karena itu kami selalu selipkan acara penggalangan dana,’’ ungkap Wira, yang juga penggila Holden.
Musik tak sekadar alunan suara,
tetapi musik itu adalah pengantar pesan. Bisa dalam bentuk kritik sosial,
politik, alam yang semakin rusak atau juga menginspiratif yang bisa memberikan energi
positif bagi penikmatnya.
Begitulah Namsore selalu ada yang melatarbelakangi
di setiap hasil karyanya. Seperti Muak yang menjadi lagu perdananya. Lagu ini
menceritakan laki-laki yang menyukai seorang wanita. Namun pada saat mendekati
wanita itu, selalu saja ada penghalang, yaitu laki-laki lain. Perburuan pun
berlanjut, hingga beberapa kali mencoba, tetap saja tidak berhasil. Entah sudah
berapa macam cara ditempuh, hingga laki-laki itu bosan dan penat akan usahanya
yang sia-sia.
Di sisi lain, wanita itu diam-diam juga menyukainya. Namun hanya berharap agar dia lebih gigih dalam berjuang. Apa daya, kenyataan berkata lain, laki-laki itu lebih memilih untuk menyerah karena muak sudah dengan segala keadaan yang telah dilalui selama ini.
Sementara itu, lagu kedua Bergegas dalam
video clipnya, Tom merasakan kegundahan hati atas apa yang terjadi pada saat
itu, yaitu banyaknya beredar berita-berita di media sosial maupun di televisi
yang sangat memanas oleh debat politik, konflik SARA, perseteruan antar-ormas, berita
hoax, hingga sampai berita konflik sesama artis. Melalui lagu ini, Tom berharap
agar masyarakat bisa menyikapi semua berita itu dengan tenang dan kita tetap
berpikir positif untuk hidup yang lebih baik.
‘’Namun kami mencoba mengemas cerita
ini di dalam video clip menjadi sangat sederhana. Dimana representasi konflik
di video kami wakilkan dengan adanya pria pengusaha kaya raya dan seorang
photographer yang memperebutkan seorang wanita,’’ ungkap Wira.
Pada akhirnya dalam proses rayuan
kepada wanita itu, kedua pria tersebut tersulut amarah hingga menimbulkan
sebuah konflik. Hingga akhirnya konflik tersebut berhasil didamaikan oleh
seorang satpam, yang membuat wanita tersebut jatuh hati. Kedua pria (pengusaha
dan photographer) merasa usaha yang mereka lakukan sia-sia, bahkan hampir
memicu perkelahian. Kemudian mereka pun sepakat untuk berdamai. ‘’Sejatinya,
jika kita mau membuka pikiran, duduk berdiskusi, bisa menerima masukan dari
kekurangan kita dan saling mendukung atas kelebihan orang lain. Maka kami yakin
untuk ke depannya akan menjadi pribadi dan negara yang lebih baik,’’ imbuh Wira.
Dan pada lagu ketiganya Terdepan, menceritakan
tentang sebuah motivasi kepada seluruh pemuda-pemudi yang ingin meraih
cita-citanya agar selalu terus melangkah dan menemukan cara untuk menggapainya.
Meski banyak rintangan, ataupun ketika di pertengahan jalan sempat terjatuh, harus
bangkit kembali dengan penuh semangat. Tidak ada sesuatu yang instant semudah
membalikkan telapak tangan. Jika percaya dan berusaha, yakinlah suatu saat
nanti bisa menggapai semua cita dan harapan untuk menjadi yang terdepan. (balu1)
RAKOR: Rapat koordinasi dengan Kelian Banjar Adat, Prajuru dan yowana di wantilan Desa Adat Buleleng, terkait Pangrupukan Festival Ogoh-ogoh 2025, Jumat (17/1). (Foto: Hms Buleleng)
Buleleng, baliilu.com – Mengobati rasa rindu akan penyaluran kreativitas seni para yowana di Desa Adat Buleleng dan wujud komitmen Desa Adat Buleleng dalam melestarikan adat tradisi Bali jelang hari Raya Pangrupukan Nyepi Caka 1947, Desa Adat Buleleng akan menggelar Pangrupukan Festival Ogoh-ogoh 2025.
Demikian disampaikan Jro Nyoman Sutrisna selaku Kelian Desa Adat Buleleng usai rapat koordinasi dengan Kelian Banjar Adat, Prajuru dan yowana di wantilan Desa Adat Buleleng, Jumat (17/1).
Lebih lanjut dijelaskan, dalam rangka merayakan Hari Suci Nyepi Tahun 2025/1947, Desa Adat Buleleng akan menggelar Pangerupukan Festival 2025. Festival ini juga menjadi bentuk realisasi janji kepada para yowana di Desa Adat Buleleng, setelah pada Nyepi tahun 2024, pengarakan ogoh-ogoh terpaksa dibatalkan karena bertepatan dengan piodalan dan pesta demokrasi.
“Tahun ini kami adakan lomba ogoh-ogoh dengan branding Pengerupukan Festival. Temanya ‘Nyomya Bhuta Kala Pengerupukan Nyanggra Nawa Warsa 1947, Dharma Dumaranang Desa’,” ujar Sutrisna dikutip dari laman bulelengkab.go.id.
Desa Adat Buleleng juga memberikan bantuan dana stimulan sebesar Rp 5 juta kepada setiap yowana di banjar adat untuk pembuatan ogoh-ogoh. Bantuan stimulan mulai disalurkan pada Jumat (17/1) lalu. Ogoh-ogoh yang dibuat oleh para yowana harus berbentuk bhuta kala sesuai dengan tema lomba. Total hadiah yang diperebutkan mencapai Rp 56 juta, dengan kategori juara 1, 2, dan 3, serta juara harapan 1, 2, dan 3.
Festival Pengerupukan ini akan dilaksanakan pada Jumat, 28 Maret 2025, mulai pukul 18.00 Wita. Rutenya dimulai dari depan RSUD Buleleng, melewati Tugu Singa Ambara Raja, Catuspata Desa Adat, hingga berakhir di Setra Desa Adat Buleleng.
Untuk memastikan proses penilaian berjalan objektif, pihak penyelenggara berencana menggunakan juri dari luar Desa Adat Buleleng, yang terdiri dari ahli seni, budaya, dan akademisi. Penilaian akan dilakukan di jalan dan di Setra Buleleng, dengan pengawasan juga pada proses pembuatan ogoh-ogoh yang didampingi oleh para juri.
Kelian Sutrisna menegaskan bahwa festival ini bertujuan sebagai wadah bagi para yowana di 14 banjar adat di Desa Adat Buleleng untuk menunjukkan ide dan kreativitas mereka dalam seni ogoh-ogoh.
“Dalam pengarakan ogoh-ogoh juga dilarang menggunakan sound system, kreativitas yowana dalam berbudaya harus di tonjolkan pada festival ini,” tegasnya.
Pengerupukan Festival 2025 diharapkan dapat menjadi ajang yang tidak hanya merayakan Hari Suci Nyepi, tetapi juga mengangkat potensi seni budaya lokal, sambil mempererat hubungan antar warga di Desa Adat Buleleng. (gs/bi)
BUKA SKA: Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara secara resmi membuka Sumerta Kauh Art (SKA) Festival tahun 2024 ditandai dengan penancapan Kayon, Jumat (6/12/2024) sore. (Foto: Hms Dps)
Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar I Gusti Ngurah Jaya Negara secara resmi membuka Sumerta Kauh Art (SKA) Festival tahun 2024 ditandai dengan penancapan Kayon, Jumat (6/12/2024) sore.
SKA Festival tahun 2024 dipusatkan di area Jalan Rijasa, Desa Sumerta Kauh, Denpasar selama dua hari dimulai pada Jumat, 6 Desember 2024 hingga Sabtu, 7 Desember 2024. SKA Festival tahun 2024 mengangkat tema Sancaya Mangaji Wreddhi yang memiliki makna berkumpul belajar bersama dan berkarya.
Hadir juga bersama Walikota Jaya Negara yakni Kepala BNN Kota Denpasar, Kombes Pol. I Ketut Adnyana Putera, S.Si., Camat Denpasar Timur, Ketut Sri Karyawati, Kadis Kebudayaan, Raka Purwantara, Perbekel Sumerta Kauh, I Wayan Sentana dan undangan lainnya.
Walikota Jaya Negara dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi atas komitmen pemerintahan desa di Kota Denpasar dalam melestarikan seni dan budaya. Seperti yang kita lihat saat ini yakni Pemerintah Desa Sumerta Kauh yang menggelar SKA Festival.
Disampaikan pula bahwa, ini mencerminkan dukungan atas pembangunan Kota Denpasar berbasis kebudayaan melalui spirit Vasudhaiva Kutumbakam (menyama braya). Tercermin dalam pelaksanaannya melibatkan serta menggerakkan seluruh komponen masyarakat di Desa Sumerta Kauh mulai dari anak-anak, Sekaa Teruna – Teruni hingga ibu-ibu PKK dalam menampilkan potensi di bidang seni budaya dikemas melalui berbagai macam parade dan lomba seni dan budaya.
“Hal positif lainnya tentu dilibatkannya pelaku UMKM di Desa Sumerta Kauh. Semoga Pemerintah Desa Sumerta Kauh dapat terus konsisten menggelar kegiatan seperti ini,” ujar Jaya Negara.
Sementara Perbekel Sumerta Kauh, I Wayan Sentana ditemui di sela-sela acara menjelaskan, Sumerta Kauh Art Festival tahun 2024 menampilkan potensi-potensi seni dan budaya dari banjar-banjar se-Desa Sumerta Kauh dan juga melibatkan 40 UMKM binaan Desa Sumerta Kauh.
Di hari pertama, Jumat, 6 Desember 2024 ditampilkan serangkaian pementasan tari Bali oleh perwakilan enam banjar se-Desa Sumerta Kauh dilanjutkan oleh Pementasan Gong Kebyar Wanita yang ditampilkan oleh ibu-ibu PKK di Banjar Pagan Kelod dan Banjar Eka Dharma, Desa Sumerta Kauh dan berbagai hiburan lainnya.
Sementara pada hari kedua, Sabtu, 7 Desember 2024 digelar lomba mewarnai diikuti oleh anak-anak di Desa Sumerta Kauh dan juga lomba ngelawar. Dilanjutkan pementasan tarian oleh perwakilan enam banjar di Desa Sumerta Kauh, penyerahan hadiah lomba dan ditutup penampilan hiburan oleh Lolot Band.
“Dilanjutkan kemudian sajian utama yakni Parade Baleganjur Bebarongan diikuti oleh perwakilan Sekaa Teruna-Teruni di enam banjar yang ada di Desa Sumerta Kauh. Melalui Parade Baleganjur Bebarongan kami harap generasi muda di desa kami dapat melestarikan dan menjaga warisan budaya ini,‘‘ ujarnya.
Selain itu, yang spesial pada Sumerta Kauh Art Festival Tahun 2024 ini pada malam Pembukaan Festival akan diserahkan apresiasi berupa penghargaan kepada sebelas tokoh seniman yang telah berkontribusi terkait pengembangan dan pelestarian seni budaya di Desa Sumerta Kauh.
“Semoga Sumerta Kauh Art Festival ini konsisten kami gelar sebagai wadah pelestarian seni budaya mendukung Kota Denpasar sebagai Kota Kreatif Berwawasan Budaya,” ujar Sentana. (eka/bi)
SERAHKAN PIAGAM: Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara menyerahkan piagam penghargaan kepada peserta terbaik Parade Gong Kebyar Wanita dan Anak-Anak Kota Denpasar Tahun 2024 yang berlangsung di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung, pada Minggu malam (24/11). (Foto: Hms Dps)
Denpasar, baliilu.com – Walikota Denpasar, I Gusti Ngurah Jaya Negara secara resmi menutup Parade Gong Kebyar Wanita dan Anak-anak Kota Denpasar tahun 2024 yang berlangsung di Lapangan Puputan Badung, I Gusti Ngurah Made Agung, pada Minggu malam (24/11).
Penutupan acara ini ditandai dengan penyerahan piagam penghargaan kepada peserta dengan penampilan terbaik oleh Walikota Jaya Negara. Acara tersebut dihadiri oleh Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Ketua Komisi I DPRD Denpasar, A.A. Putu Gede Wibawa, Pimpinan OPD terkait serta undangan lainnya.
Pada hari terakhir parade, enam Sekaa tampil memukau, yakni Sekaa Gong Anak-anak Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir, Kelurahan Padangsambian berdampingan dengan Sekaa Gong Anak-anak Panti Budaya Banjar Panti Gede, Desa Pemogan. Sesi kedua, pempilan dari Sekaa Gong Wanita Semara Budaya Banjar Badak Sari, Desa Sumerta Kelod bersama Sekaa Gong Wanita Githa Werdhi Swari Banjar Yangbatu Kauh, Desa Dangin Puri Kelod. Dan terakhir ditutup dengan penampilan Sekaa Gong Anak-anak Dharma Gita, Banjar Biaung, Desa Kesiman Kertalangu berdampingan dengan Sekaa Gong Anak-anak Lila Tridatu, Kelurahan Pemecutan.
Dalam kesempatan tersebut, Walikota Jaya Negara mengapresiasi seluruh peserta atas dedikasi dan kreativitas mereka dalam melestarikan seni budaya Bali, khususnya kesenian Gong Kebyar.
“Parade ini menjadi wadah pembinaan berkelanjutan untuk generasi muda dan wanita di tingkat banjar, sekaligus sebagai bentuk nyata pelestarian budaya dan berharap kegiatan ini dapat terus memotivasi generasi muda untuk mencintai dan melestarikan seni tradisional kita,” ujar Walikota Jaya Negara.
Dengan keberhasilan penyelenggaraan parade tahun ini, Walikota Jaya Negara menegaskan komitmen Pemkot Denpasar untuk terus mendukung pengembangan seni budaya Bali melalui kolaborasi dan partisipasi aktif masyarakat.
Sementara, Kepala Dinas Kebudayaan Kota Denpasar, Raka Purwantara, didampingi Kabid Kesenian, I Wayan Narta, menjelaskan 12 sekaa gong telah menunjukkan penampilam terbaiknya yang merupakan perwakilan dari banjar, desa, dan kelurahan di Kota Denpasar. Sebanyak 8 sekaa terdiri dari anak-anak, sementara 4 lainnya merupakan sekaa wanita.
Sebagai bentuk apresiasi, seluruh peserta telah dinilai oleh Tim Pengamat dari Tim Pembina Seni Kota Denpasar, yang kemudian memilih 4 penampilan terbaik, yakni 3 dari kategori Sekaa Gong Kebyar Anak-anak dan 1 penampilan terbaik dari kategori Sekaa Gong Kebyar Wanita.
Sebagai peserta terbaik dalam penampilan parade Gong Kebyar Wanita dan Anak-anak Kota Denpasar Tahun 2024, yakni Sekaa Gong Wanita Semara Budaya Banjar Badak Sari, Desa Sumerta Kelod, Sekaa Gong Anak-anak Rare Bandrang Cakra, Banjar Minggir, Sekaa Gong Anak-anak Lila Tridatu, Kelurahan Pemecutan, dan Sekaa Gong Anak-anak Wirama Tirtayasa, Banjar Sekar Kangin, Desa Sidakarya.
“Peserta dengan penampilan terbaik mendapatkan piagam penghargaan dan hadiah uang sebesar Rp. 9 juta. Seluruh peserta parade juga akan menerima uang pembinaan sebesar Rp. 35 juta. Kami berharap parade ini dapat mendukung pelestarian dan pengembangan seni budaya Bali,” tambahnya. (eka/bi)