Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

EKONOMI & BISNIS

Temu Wirasa Stakeholder Gathering Bank BPR Kanti 2024

Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya Apresiasi BPR Kanti Mampu Gerakkan Perekonomian Bali Wujudkan Kesejahteraan Bersama

Loading

BALIILU Tayang

:

hadiah utama
SERAHKAN HADIAH: Penyerahan hadiah utama Mitsubhisi Pajero Sport kepada pemenang saat Temu Wirasa Stakeholder Gathering Bank BPR Kanti 2024, Jumat, 27 Desember 2024 di sebuah rumah makan di Denpasar. (Foto: gs)

Denpasar, baliilu.com – Pj. Gubernur Bali SM Mahendra Jaya mengapresiasi BPR Kanti yang telah memainkan peran tidak sekedar menjadi institusi keuangan, tetapi melalui berbagai produk unggulan dan CSR-nya telah menjadi mitra sejati masyarakat yang mampu menggerakkan perekonomian masyarakat Bali dalam mewujudkan kesejahteraan bersama.

‘’Termasuk kegiatan pada hari ini (Temu Wirasa Stakeholder Gathering, red) pengundian tabungan ArisanKu tentu dimaksudkan tidak hanya sebagai event untuk selebrasi para pemenang, tetapi merupakan simbol bagaimana kebersamaan dan kepercayaan mampu menghadirkan manfaat nyata,’’ ujar Mahendra Jaya dalam sambutannya saat acara Temu Wirasa Stakeholder Gathering Bank BPR Kanti 2024, Jumat, 27 Desember 2024 di sebuah rumah makan di Denpasar.

Menurutnya, apa yang dilakukan BPR Kanti adalah bagian dari semangat ngrombo membantu menyelesaikan persoalan yang ada di sekitarnya. Terimakasih kepada BPR Kanti yang telah berkontribusi nyata dalam menggerakkan perekonomian Bali melakukan upaya nyata membantu menyelesaikan persoalan-persoalan kesejahteraan sosial di tengah masyarakat.

‘’Mari kita terus perkuat antara dunia usaha, pemerintah dan masyarakat untuk menjaga stabilitas ekonomi dan memajukan kesejahteraan Bali,’’ ucapnya.

Kepala OJK Provinsi Bali Kristianti Puji Rahayu, SE, MBA, dalam sambutannya yang dibacakan perwakilannya mengatakan bahwa dari sisi perbankan khususnya BPR, OJK Provinsi Bali membawahi 129 BPR dan BPRS dengan total aset sampai Oktober 2024 sebesar Rp 21,39 triliun, dimana saat ini BPR Kanti dengan total aset nomor 3 di Bali.

Dikatakan, sampai Oktober 2024 kinerja penyaluran kredit BPR dan BPRS menurun sebesar 0,34 persen year on year, sedangkan pertumbuhan simpanan masyarakat meningkat sebesar 4,55 persen yoy.

Hal ini menunjukkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap BPR dan BPRS masih terjaga dengan baik. Meskipun di sana bersamaan dengan tantangan untuk meningkatkan intermediasi BPR dan BPRS.

Baca Juga  Dibuka Presiden Jokowi, Pj. Gubernur Bali Hadiri Musrenbangnas 2024

Disebutkan pula bahwa ketahanan permodalan BPR di Bali masih cukup terjaga, dengan rata-rata rasio permodalan CAR sebesar 35,18 persen namun perlu mendapatkan perhatian karena trend MPL yang mengalami peningkatan sampai di posisi Oktober 2024 tercatat 17,40 persen, dengan loan to ratio yang mencapai 35,77 persen.

‘’Literasi keuangan menjadi hal yang sangat krusial terutama masyarakat yang belum sepenuhnya memahami cara mengelola keuangan secara bijak dalam hal ini BPR sangat strategis. Literasi akan menguatkan kalau kita menghadapi banyak produk asing yang harus kita sikapi,‘‘ pungkasnya.

Dirut Utama BPR Kanti Made Arya Amitaba

Dirut BPR Kanti I Made Arya Amitaba mengatakan Temu Wirasa Stakeholder Gathering BPR Kanti merupakan agenda rutin tahunan untuk menjaga silaturahmi dengan para stakeholder BPR Kanti, pemerintah, regulator, para nasabah, masyarakat untuk menyampaikan kegiatan-kegiatan, perkembangan BPR Kanti selama satu tahun sekaligus dilaksanakan pengundian tabungan ArisanKu dengan hadiah Mitsubhisi Pajero, XPander, Honda Scoopy dan televisi LED. Sedangkan untuk tahun depan (2025) akan dibuka kembali tabungan ArisanKu berhadiah Toyota Fortuner, Innova Zenix, Rash dan Honda Scoopy.

Amitaba menyampaikan sampai Oktober 2024, BPR Kanti menunjukkan pertumbuhan kredit mencapai 13,51% yoy, pertumbuhan dana pihak ketiga (tabungan, deposito) tumbuh sebesar 15,08%. Bila mengacu pada kinerja BPR di Bali bahwa pertumbuhan kredit BPR di Bali adalah minus 0,34%; NPL masih di 2 digit, ROE yang minus 1,77% dan LDR yang 74,95%.

Sedangkan permohonan kredit di BPR Kanti menunjukkan tahun 2024 mencapai 751 M, cair 325 M, rejeck 426 M atau pertumbuhan 14 persen dan rejeck 56 persen. ‘’Ini menunjukkan persentase rejeck masih tinggi dan jadi sangat tepat bahwa Bali masih membutuhkan relaksasi pasca krisis pandemi Covid-19,’’ ujar Amitaba.

Baca Juga  Pj. Gubernur Bali Ngrombo Bersama Kab/Kota Sarbagita Atasi Permasalahan Sampah

Amitaba mengingatkan pertumbuhan kredit di Bali khususnya BPR yang minus 0,34% dengan NPL 2 digit tentu menjadi perhatian bersama bagi kita, para pengusaha, pemerintah dan regulator. Oleh karena itu, mari kita gerakkan perekonomian Bali dengan bersatu padu, bukan bersaing tetapi berkolaborasi, bersinergi bersama.

‘’Kami BPR Kanti yang tidak hanya mensupport, memberikan modal kerja kepada lembaga keuangan seperti BPR, koperasi juga melakukan pembiayaan bersama-sama dengan BPR melalui kredit pembiayaan bersama. Oleh karena itu mari para pengusaha untuk meminjam kredit di BPR, koperasi, LPD agar lembaga keuangan daerah bertumbuh berkembang bersama,’’ ujarnya.

Dikatakan kinerja BPR Kanti baik dari sisi penyaluran kredit, pertumbuhan dana pihak ketiga, ROA yang 2,8%, ROE yang 28% dan menuju BPR Kanti aset 1 triliun di tahun 2025, tidak terlepas dari support stakeholder BPR Kanti. Karena itu, mari kita lanjutkan, tetap ber-bank dengan BPR Kanti. Kenapa, karena ikut bersama-sama meningkatkan perekonomian daerah dalam konteks community bank, ikut dalam program CSR-nya dalam pemberdayaan adat.

Seperti BPR Kanti bekerja sama dengan MDA Bali kembali menganugerahkan kepada desa adat terbaik dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan di desanya secara mandiri, melaksanakan TOT hukum adat , kursus para legal adat , MDA-Kanti ngorte desa adat, acara pablibagan mendiskusikan permasalahan di desa adat, dan program “tahu diri berbalas budi‘‘  yaitu program menyalurkan dana punia para nasabah BPR Kanti ke MDA Bali dan ke desa adat dimana nasabah BPR Kanti “medesa adat‘‘.

Di pengujung acara dilaksanakan penyerahan MDA-Kanti Kertha Bali Nugraha kepada 9 desa adat pemenang dari Kabupaten Kota se-Bali, undian doorprize TV Led 32 inc, diraih I Nyoman Sudarsa Jalan Noja Kesiman Petilan, doorprize Honda Scoopy diraih Koperasi Arya Wang Bang Pinatih di Jalan Raya Kerobokan, grandprize 1 unit Mitsubhisi Expander Ultimiate diraih PT BPR Daya Perdana Nusantara di Jalan Raya Bogor, Jabar, dan grandprize utama 1 unit Mitsubhisi Pajero Sport Dakar diraih PT BPR Varia Centralartha di Bekasi Timur Margahayu Jakarta.

Baca Juga  Pererat Silaturahmi, Kepala Kantor SAR Denpasar Audiensi dengan Pj. Gubernur

Hadir pada acara tersebut Pj. Gubernur Bali, Anggota DPR RI dapil Bali Tutik Kusumawardhani, Kajati Bali Dr. Ketut Sumedana, SH, MH sebagai keynote speech, Bandesa Agung MDA Bali, Manggala Utama Pakis Bali, Kepala OJK Provinsi Bali, Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali, dua narasumber Dr. Roberto Akyuwen, S.TP, S.E, M.SI yang membawakan materi ‘’ “Pentingnya Keamanan Siber bagi Lembaga Jasa Keuangan, Khususnya Perbankan’’ dan Prof. Drs. Effendi Gazali, M.SI., MPS., PH.D dengan materi ”Komunikasi Publik, Kearifan Lokal dan Bali Bersatu Sejahtera’’. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan

EKONOMI & BISNIS

Survei Penjualan Eceran Juni 2025: Momentum Musim Liburan, HBKN Idul Adha, dan TA Baru Dorong Aktivitas Ritel Bali

Published

on

By

Penjualan eceran Bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok)

Denpasar, baliilu.com – Pada bulan Juni 2025, penjualan eceran di Provinsi Bali diprakirakan masih dalam tren positif yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali yang sebesar 120,9 atau secara tahunan tumbuh 6,6% (yoy), dan masih berada di level optimis (>100). IPR Juni 2025 juga tumbuh moderat dibandingkan Mei 2025 yang sebesar 120,2. Prakiraan tumbuhnya kinerja ritel tersebut didukung oleh adanya faktor musiman, seperti libur sekolah, HBKN Iduladha, program potongan harga tengah tahun (mid season sale), serta mulai memasukinya tahun ajaran baru.

Prakiraan kinerja positif IPR pada Juni 2025 sejalan dengan data inflasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang tercatat sebesar 2,94% (yoy), meningkat dibandingkan inflasi bulan Mei 2025 yang sebesar 1,92% (yoy). Inflasi yang masih berada dalam kisaran target 2,5% ±1% turut mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat di Bali, terutama pada komoditas pangan seperti beras, kopi bubuk, daging babi, cabai rawit, dan sawi hijau yang mengalami inflasi seiring dengan periode libur panjang di bulan Juni 2025. Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali merupakan survei bulanan terhadap 100 penjual eceran/pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya yang bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan berdasarkan komponen pembentuknya, prakiraan penjualan eceran di Bali pada Juni 2025 utamanya didukung oleh tumbuhnya berbagai sub sektor, seperti Barang Budaya dan Rekreasi (termasuk alat tulis) yang meningkat 4,6% (mtm); Barang Lainnya (Farmasi, Kosmetik, Elpiji untuk Rumah Tangga, dan Barang Kimia untuk Rumah Tangga) yang meningkat 4,4% (mtm); Sandang yang meningkat 3,7% (mtm). Kinerja IPR di Bali yang positif tersebut menunjukkan peningkatan konsumsi masyarakat di Bali.

Baca Juga  Pj. Gubernur Bali Ngrombo Bersama Kab/Kota Sarbagita Atasi Permasalahan Sampah

Erwin Soeriadimadja mengungkapkan prospek penjualan eceran di Bali ke depan diprakirakan akan terus positif. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP), yang mencerminkan keyakinan pelaku usaha terhadap kinerja penjualan ritel dalam jangka pendek dan menengah, menunjukkan tren peningkatan. Responden memprakirakan penjualan pada 3 dan 6 bulan ke depan tetap terjaga yang tercermin dari IEP Agustus 2025 sebesar 182, dan pada November 2025 sebesar 194, masih berada di level optimis (IEP > 100). ‘’Terjaganya IEP tersebut mencerminkan pertumbuhan ekonomi Bali akan terus melaju, di tengah ketidakpastian ekonomi global,’’ ujar Erwin Soeriadimadja.

Untuk mendorong peningkatan IPR, Erwin menegaskan bahwa performa penjualan ritel dan konsumsi masyarakat perlu terus diperkuat. Dalam upaya tersebut, Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota terus mempererat sinergi guna menjaga kestabilan harga, melindungi daya beli masyarakat, dan memastikan agar perekonomian Bali bergerak ke arah pertumbuhan yang inklusif dan berkelanjutan. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Inflasi Bali Juni Terjaga, Namun Tekanan Risiko Harga Pangan Mulai Meningkat

Published

on

By

inflasi bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok)

Denpasar, baliilu.com – Rilis BPS Provinsi Bali pada 1 Juli 2025 menyebutkan bahwa perkembangan harga gabungan kabupaten/kota perhitungan inflasi di Provinsi Bali pada Juni 2025 secara bulanan mengalami inflasi sebesar 0,44% (mtm), lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang mengalami deflasi -0,47% (mtm). Secara tahunan, inflasi Provinsi Bali mengalami kenaikan menjadi 2,94% (yoy) dari 1,92% (yoy) pada Mei 2025. Meski tetap terjaga dalam rentang target 2,5±1%, inflasi Bali ke depan perlu tetap mendapat perhatian karena lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional baik bulanan maupun tahunan yang masing-masing tercatat 0,19% (mtm) dan 1,87% (yoy).

Untuk itu, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja mengatakan, diperlukan penguatan pengendalian inflasi melalui kolaborasi, inovasi, dan sinergi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) khususnya dalam menyambut periode peak season kunjungan wisatawan mancanegara seiring periode summer holiday.

Erwin Soeriadimadja lanjut mengungkapkan, secara spasial, seluruh Kota/Kabupaten IHK mengalami inflasi bulanan dan tahunan. Kab. Badung mengalami inflasi bulanan tertinggi sebesar 0,53% (mtm) atau inflasi tahunan 2,11% (yoy), diikuti Kota Denpasar yang mengalami inflasi bulanan sebesar 0,48% (mtm) atau inflasi tahunan 3,30% (yoy). Selanjutnya, Kota Singaraja mengalami inflasi bulanan sebesar 0,37% (mtm) atau inflasi tahunan 2,79% (yoy), dan Kabupaten Tabanan mengalami inflasi bulanan sebesar 0,29% (mtm) atau inflasi tahunan 3,38% (yoy). ‘‘Secara bulanan, inflasi di Provinsi Bali terutama disumbang oleh Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, seiring dengan terbatasnya pasokan komoditas hortikultura dari daerah sentra seperti Bangli, Tabanan, Bima, Sembalun, dan dari Jawa (Lumajang, Kediri, Banyuwangi, Brebes) di tengah kondisi iklim kemarau basah dan gangguan distribusi,‘‘ ujar Erwin.

Baca Juga  Hadiri Pisah Sambut Pangdam IX/Udayana, SM Mahendra Jaya Sampaikan Terimakasih kepada Mayjen TNI Harfendi

Berdasarkan komoditasnya, sebut Erwin, secara bulanan inflasi bulan Juni 2025 terutama bersumber dari kenaikan harga cabai rawit, tomat, sawi hijau, buncis, dan cabai merah. Sementara itu, inflasi yang lebih tinggi tertahan oleh penurunan harga daging babi, bawang putih, daging ayam ras, jeruk, dan bensin. ‘‘Adapun penurunan harga daging babi dan jeruk seiring dengan normalisasi permintaan pasca HBKN,‘‘ ucapnya.

Ke depan, kata Erwin Soeriadimadja, beberapa risiko yang perlu diperhatikan antara lain peningkatan permintaan barang dan jasa pada masuknya peak season kunjungan wisatawan mancanegara, kenaikan biaya pendidikan menjelang masuknya tahun ajaran baru, serta kenaikan harga emas perhiasan seiring tingginya harga global emas. Selain itu, ketidakpastian cuaca pada musim kemarau basah juga berpotensi mengganggu produksi hortikultura.

Untuk menghadapi potensi risiko inflasi ke depan, Bank Indonesia Provinsi Bali terus mendorong sinergi dan inovasi dengan seluruh Pemerintah Kabupaten/Kota di Bali dalam menerapkan strategi pengendalian inflasi berbasis 4K, yakni Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, dan Komunikasi yang Efektif. Dalam perspektif jangka menengah hingga panjang, Bank Indonesia Bali juga mendorong seluruh TPID untuk menjaga kestabilan harga dan memperkuat ketahanan pangan melalui peningkatan produktivitas pertanian. ‘‘Upaya peningkatan produktivitas tersebut dapat dilakukan melalui pengendalian hama pada musim kemarau basah, optimalisasi regulasi perlindungan lahan pangan berkelanjutan dan pengendalian alih fungsi lahan, perbaikan infrastruktur pengairan, penggunaan benih unggul, serta pengembangan hilirisasi pertanian,‘‘ kata Erwin.

Ke depan, Bank Indonesia bersama TPID Provinsi dan seluruh TPID Kabupaten/Kota di Bali akan terus memperkuat serta memperluas pelaksanaan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) melalui penguatan produktivitas pertanian, optimalisasi kerjasama antar daerah, dan peningkatan efisiensi rantai pasok dengan membangun ekosistem ketahanan pangan yang melibatkan BUMDes, Perumda Pangan, dan koperasi. Sinergi tersebut juga akan mencakup kolaborasi hulu-hilir antara petani, penggilingan, perumda pangan, dan pelaku horeka (hotel, restoran, dan kafe), yang didukung oleh penguatan regulasi dalam pemanfaatan produk pangan lokal oleh horeka di daerah.

Baca Juga  Pj. Gubernur Bali Ajak Masyarakat Intensifkan Pengelolaan Sampah Berbasis Sumber

‘‘Melalui langkah-langkah strategis tersebut, Bank Indonesia Bali meyakini bahwa inflasi di Provinsi Bali pada tahun 2025 akan tetap terjaga dalam rentang sasaran inflasi nasional sebesar 2,5%±1%,‘‘ pungkasnya.  (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Optimisme Konsumen Masih Terjaga Sejalan Meningkatnya Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja pada Lingkup Usaha Konstruksi

Published

on

By

ikk bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok baliilu)

Denpasar, baliilu.com – Pada Mei 2025 optimisme konsumen di Bali masih terjaga di level positif, sejalan dengan adanya Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Waisak dan Kenaikan Yesus Kristus, meskipun sedikit mengalami perlambatan.

Hal itu dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja melalui siaran pers, Jumat (20/6/2025).

Erwin lanjut mengatakan bahwa berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali periode Mei 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) sebesar 126,3 dan tetap berada pada level optimis (indeks > 100). Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilakukan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.

Erwin mengungkapkan, penurunan komponen IKK terjadi pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) dari sebelumnya 121,3 menjadi 116,8 (turun 3,7%; mtm), serta Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) dari 138,2 menjadi 135,8 (turun 1,7%; mtm). Penurunan tersebut disebabkan oleh adanya persepsi responden terkait persaingan usaha yang semakin ketat di Lapangan Usaha (LU) Akomodasi dan Makan Minum, khususnya unit usaha cafe. Lebih lanjut, penurunan IKK juga disebabkan oleh adanya penurunan pada konsumsi barang kebutuhan tahan lama karena masyarakat memprioritaskan pembelian kebutuhan primer seperti makan dan minum serta perlengkapan upacara keagamaan. Meskipun turun, namun IEK dan IKE tetap berada pada level optimis (> 100,0), menunjukkan bahwa optimisme konsumen terhadap prospek ekonomi masih tetap terjaga. Faktor pendorong positifnya IKK yaitu meningkatnya Indeks Ketersediaan Lapangan Kerja sebesar 0,4% (mtm) atau sebesar 122,5. Hal ini didukung dengan meningkatnya lapangan kerja pada LU Konstruksi, khususnya tenaga buruh bangunan, seiring dengan bertambahnya pembangunan proyek-proyek.

Baca Juga  Persiapan "Groundbreaking" Proyek Bali Subway, Pj. Gubernur Gelar Rapat Koordinasi

Sejalan dengan penurunan IKK, sebut Erwin, inflasi Provinsi Bali pada Mei 2025 sebesar -0,47% (mtm), lebih rendah dibandingkan inflasi April 2025 yang tercatat sebesar 0,73% (mtm). Kondisi ini didukung oleh data Angkasa Pura yang menunjukkan penurunan kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara pada Mei 2025 sebesar -1,9% (mtm) atau mencapai total 1,02 juta wisatawan sehingga berdampak pada penurunan permintaan. Berkaitan dengan hal tersebut, Bank Indonesia bersama pemerintah daerah terus berupaya menjaga konsumsi di Provinsi Bali, antara lain melalui stabilisasi harga dan pasokan pangan dengan operasi pasar murah, dan pemantauan harga komoditas bahan pangan utama. ‘’Sebagai upaya mendorong pertumbuhan, Bank Indonesia turut memperkuat penyaluran kredit perbankan melalui Kebijakan Insentif Likuiditas Makroprudensial (KLM) sejak 1 April 2025 untuk lebih mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas yang mendukung pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja,’’ ujar Erwin.

Erwin menegaskan bahwa Bank Indonesia Provinsi Bali bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) baik di tingkat Provinsi maupun Kabupaten/Kota di wilayah Provinsi Bali akan terus bersinergi dalam mengendalikan inflasi di Bali guna menjaga daya beli masyarakat. Inflasi yang terkendali diharapkan dapat mendorong konsumsi rumah tangga, menarik investasi, dan memperkuat aktivitas ekonomi. Stimulus pemerintah juga diharapkan mampu menjadi pendorong pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, di tengah berbagai tantangan ekonomi global dan domestik. Oleh karena itu, sinergi antara Bank Indonesia, pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat memegang peranan penting bagi stabilitas harga dan daya beli masyarakat. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca