Denpasar,
baliilu.com – Pemerintah Provinsi Bali
melalui Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease (Covid-19) Provinsi Bali Dewa Made Indra menyatakan jumlah angka positif di
Bali sebagian besar masih didominasi oleh imported
case, sedangkan sampai saat ini terdapat 10 kasus transmisi lokal. Hal ini berarti masih ada
masyarakat yang tidak mengindahkan atau melakukan upaya-upaya pencegahan
Covid-19, seperti pemakaian masker, mencuci tangan, physical distancing dan lainnya.
‘’Untuk itu, sekali lagi, dalam menekan kasus transmisi lokal maka
masyarakat harus sadar dan disiplin dalam melakukan upaya pencegahan virus corona ini,’’ ujar Dewa Indra dalam konferensi
pers, Selasa (14/4-2020) di kantor Dinas Kominfos Provinsi Bali Renon Denpasar.
Dalam upaya untuk menekan persebaran kasus Covid-19 yang disebabkan oleh imported case, Pemerintah
Provinsi Bali sudah melakukan upaya pencegahan yang sangat ketat di pintu masuk Bali, baik bandara maupun
pelabuhan, terhadap pekerja migran
Indonesia (PMI)
maupun penumpang yang datang dari daerah luar Bali. Namun Pemprov Bali belum
menutup Bandara Ngurah Rai maupun pelabuhan karena merupakan kewenangan Pemerintah Pusat, dan
semua daerah harus mematuhi hal tersebut termasuk Bali.
Langkah
yang dilakukan pemerintah terkait pengawasan ketat di Bandara Ngurah Rai,
adalah PMI maupun penumpang domestik yang berasal dari daerah terinfeksi dilakukan pengecekan
suhu tubuh dan rapid test. Apabila hasil rapid test di bandara menunjukkan tanda positif, maka Pemprov Bali akan segera melakukan penanganan
sesuai SOP yang berlaku.
Jika
hasil rapid test-nya negatif, maka yang
bersangkutan akan dijemput oleh pemerintah kabupaten/kota guna dilakukan karantina yang sudah disiapkan oleh pemerintah kabupaten/kota sesuai dengan
kebijakan mereka masing-masing.
‘’Kalau kebijakan dulu, rapid test
negatif disilakan isolasi mandiri selama 14 hari. Mulai hari
ini hasil rapid test-nya negatif akan diserahkan oleh Gugus Tugas kepada pemerintah kabupaten/kota sesuai
alamat dari PMI. Selanjutnya pemerintah kab/kota yang melakukan karantina selama 14 hari,’’ ujar Dewa Indra.
Namun pada masa 8 hari karantina (orang yang
negatif ini) dilakukan tes swab
melalui PCR dan
hasilnya positif, maka akan diserahkan kembali kepada Pemprov Bali untuk dilakukan langkah
perawatan.
Selain di bandara, di Pelabuhan Gilimanuk juga
diterapkan SOP yang sama, baik untuk rapid
test maupun pengecekan suhu tubuh. Hingga saat ini belum ditemukan kasus
positif yang masuk lewat pelabuhan. Apabila nanti ditemukan kasus positif maka
orang tersebut akan dikembalikan ke daerah asalnya. ‘’Untuk itu, diharapkan masyarakat bisa memahami
hal tersebut, dan dapat secara disiplin melakukan arahan yang telah diberikan
oleh pemerintah,’’ ujar Dewa Indra.
Dewa Indra juga menyampaikan update perkembangan Covid-19 sampai Selasa ini, jumlah komulatif positif Covid-19 sebanyak 92 orang, ada tambahan sebanyak 6 orang terdiri dari 3 orang PMI atau ABK yang baru saja memiliki riwayat perjalanan dari luar negeri, 2 orang transmisi local terinfeksi dari orang yang positif Covid-19 sebelumnya. Sedangkan 1 orang masih invenstigasi, karena orang ini tidak pernah ke luar negeri, juga tidak pernah ada riwayat perjalanan ke luar daerah di Indonesia dan juga tidak mempunyai keluarga positif Covid-19 dan juga tidak punya keluarga PMI. Sedangkan transmisi local sebanyak 10 orang.
Namun, Dewa Indra juga menginformasikan kabar
gembira ada 1 orang WNI asal Bali yang sembuh dari Covid-19. Ia sembuh setelah melakukan
karantina mandiri di rumah. Meski positif Covid-19, karena kondisinya sehat, ia
memilih karantina mandiri dengan tekun dan disiplin di rumah hingga Selasa ini
dinyatakan sembuh. Jadi, total sembuh di Bali mencapai 21 orang.
Dikatakan, pasien positif yang masih dalam
perawatan sebanyak 69 orang
bertambah 5 orang, tersebar di 11 rumah sakit rujukan di
Bali dan juga di tempat karantina yang disiapkan Pemprov Bali. Mengapa ada yang
ditempatkan di karantina, karena kondisinya nampak sehat, tidak menunjukkan gejala
sakit.
Untuk memutus rantai penyebaran virus corona, Dewa Indra menekankan
perlunya semua pihak melanjutkan dengan penuh disiplin
untuk menggunakan masker di tempat terbuka, karena penggunaan masker memiliki
dua (2) fungsi. Pertama, yakni bagi yang sakit (batuk dan flu) maka percikan/
droplets akan
tertahan oleh masker yang menyebabkan percikan itu tidak akan keluar dan
mengenai orang lain. Kedua, penggunaan masker bagi yang sehat maka akan
terhindar (terutama pada wajah bagian hidung, mulut dan mata) dari percikan
dari orang lain.
Untuk menghindari penularan virus corona maka kita harus
disiplin/ rajin untuk mencuci tangan menggunakan air mengalir dan sabun. Karena
penyebaran virus yang menempel pada benda tertentu yang kemudian kita sentuh
dan menempel pada tangan akan lebih mudah hanyut melalui sabun dan air
mengalir.
Selain itu hindari menyentuh bagian wajah
terutama hidung, mulut dan mata setelah menyentuh benda tertentu sebelum
mencuci tangan. Karena tiga indera dalam tubuh kita tersebut akan memudahkan
bagi virus corona untuk masuk ke tubuh. Tetap secara disiplin untuk menjaga jarak
dari orang lain, karena tidak semua orang yang terinfeksi virus corona akan
menunjukkan gejala sakit. (*/gs)