Denpasar, baliilu.com – Ketua Harian Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali Dewa Made Indra menerima
sejumlah bantuan dari pihak Bank Pembangunan Daerah Bali dan Lembaga Pendidikan
Politeknik Negeri Bali. Bantuan masker 17.000 pcs, thermogun 10 pcs, baju
lapangan 230 pcs, dan wastafel 10 pcs. Total bantuan senilai 162 juta ini
diserahkan dalam bentuk barang, dan diterima secara simbolis oleh Dewa Made
Indra yang didampingi Kepala Pelaksana BPBD Made Rentin, di ruang tamu Sekda Bali, Rabu (29/4-2020).
Dewa Indra juga menerima bantuan dari Direktur Politeknik
Negeri Bali I Nyoman Abdi berupa automatic hand sanitizer
yang merupakan karya dari mahasiswa Politeknik Negeri Bali sebanyak 3 pcs, hand sanitizer 5 liter sebanyak 10
jerigen, alat
pelindung diri (APD) 200 unit, wastafel 7 set, thermogun 8 unit, face shield 200 unit, masker 13.000 pcs, slop tangan karet 2.000 pcs dan baju pasien
60 set.
‘’Bantuan ini akan diserahkan kepada tenaga medis, pasien dan masyarakat
yang membutuhkan,’’ terang Dewa Indra di sela wawancaranya bersama media. Dewa Indra menegaskan jumlah
donasi tidak penting, namun bentuk kepeduliannya yang perlu diapresiasi, dimana
makna kesadaran bahwa persoalan Covid-19 adalah tanggung jawab bersama. Keyakinan untuk berkerja
bersinergi adalah hal yang diperlukan saat ini, karena segala bentuk dari
dampak penyebab Covid-19 menjadi tanggung
jawab semua pihak. Mengingat
virus ini bukan hanya dirasakan di Bali atau Indonesia, melainkan seluruh makhluk di dunia juga
merasakannya.
Ditambahkan Dewa Indra, transmisi lokal adalah
bentuk atau produk dari ketidakdisiplinan. Menindaklanjuti transmisi lokal di dua kabupaten per Selasa (28/4), Dewa Indra selaku
Sekretaris Daerah sekaligus Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan
Covid-19 Provinsi Bali memerintahkan Bupati Bangli untuk memantau perkembangan
warganya. Untuk mencegah keterlambatan dalam penanganan, Dewa Indra
memerintahkan Tim Rapid Test Gugus Tugas Provinsi untuk melakukan rapid test di Banjar Serokadan,
Desa Abuan, Bangli.
“Semua warga di banjar tersebut akan di-rapid, karena kita semua tidak ada yang tahu siapa yang terinfeksi dan tidak,
terutama jika masih ada pekerja migran Indonesia yang datangnya lebih awal
(sebelum Provinsi memiliki alat rapid
dan melakukan tes) dengan status orang tanpa gejala, ini yang sangat bahaya dan
ditakutkan akan semakin menyebarkan penularan yang tidak disengaja, “ imbuh
Dewa Indra.
Dalam upaya pencegahan penularan dan
penyebaran Covid-19, Dewa Indra mengajak semua pihak meningkatkan kesadaran diri untuk tetap
disiplin dan mengutamakan kesehatan diri, keluarga dan juga lingkungan sekitar. (*/gs)