Tuesday, 5 November 2024
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Desa Wisata Tradisional Kamasan: Geliat di Tengah Gemebyar Pariwisata Bali

BALIILU Tayang

:

de
I KADEK MARTANA: Sekretaris Desa Kamasan yang Berharap Besar Kamasan Bisa Berkembang Menjadi Desa Wisata yang Dikunjungi Banyak Wisatawan Sehingga Berdampak Besar bagi Perekonomian Masyarakat Kamasan

SABAN hari ratusan wisatawan berkunjung ke Taman Gili Kertagosa yang menjadi ikon objek wisata sejarah Kota Semarapura Klungkung. Para wisatawan menikmati peninggalan sejarah Puri Klungkung baik kori agung, artefak-artefak yang ada di miseum, hingga dua bangunan di Taman Gili yang terkenal akan lukisan wayang Kamasan yang terpampang di plafon dua bangunan yang bersebelahan dengan patung Catur Muka perempatan Klungkung. Para tamu begitu menikmati setiap gurat lukisan yang sarat makna dan filosofi itu.

Namun mereka tidak tahu, bahwa hanya menempuh jarak 4 kilometer, para wisatawan bisa menikmati desa wisata tradisional Kamasan Klungkung , dimana karya-karya lukis klasik wayang Kamasan di Kertagosa itu dilahirkan dan dilestarikan hingga kini. ‘’Sepatutnya, desa wisata tradisional Kamasan ini tidak kekurangan tamu jika melihat potensi seni, tradisi budaya dan lingkungannya yang begitu alami,’’ terang pejabat sekretaris Desa Kamasan I Kadek Martana ketika baliilu menyambangi ke kantornya yang sederhana dan segera akan berpindah ke kantor baru di pinggir jalan.

Kadek Martana menuturkan bagaimana kondisi Desa Kamasan sebelum bom 1 meletus di Sari Club Kuta. Di Kamasan sudah ada home stay dan Yayasan Kamasan Art Centre yang mengelola wisata tracking yang memakai jalur Desa Kamasan kemudian menuju persawahan, turun ke Tukad Unda lanjut singgah di pondok-pondok kecil dimana tamu menikmati jagung dan kelapa muda sebelum balik ke lokasi semula. Tamu-tamu Australia banyak yang datang begitu juga mahasiswa-mahasiswa yang belajar menggambar.

Bom Bali memang meluluhlantakkan pariwisata Bali. Namun ketika pariwisata menggeliat dan kini kembali gemebyar, justru Desa Kamasan yang ditetapkan sebagai Desa Wisata Tradisional yang kemudian menjadi paket destinasi city tour antara Kertagosa, Kamasan dan desa wisata Tihingan tidak berjalan sempurna.

Baca Juga  Pemkot Denpasar Gelar Sosialisasi dan Edukasi Pelaksanaan Disiplin Prokes di Desa Peguyangan Kangin

Padahal Desa Kamasan memiliki potensi seni, tradisi budaya dan alam yang begitu luar biasa. Tercatat jumlah perajin lukis dan perajin perak, kuningan dan emas sebanyak 143 orang dari total jumlah penduduk Desa Kamasan 3.073 orang. Bahkan di desa ini ada anggota legislatif dan juga bupati. Di Desa Kamasan juga ada seniman-seniman ternama khususnya seni lukis klasik seperti almarhum Mangku Mura dan Nyoman Mandra yang begitu dikenal luas di manca negara. Ada juga Suciarmi, pelukis wanita pertama wayang Kamasan yang kini sudah berusia 86 tahun. Bahkan kini banyak bermunculan pelukis wayang  generasi baru yang juga tetap mempertahankan karya-karya tradisi. ‘’Masih terbuka lebar untuk dikembangkan lagi,’’ ujar sekdes yang perbekelnya dijabat Ida Bagus Ketut Danendra, SH yang harus cuti karena pilkades 2020 mendatang dan kini diisi PJ I Nengah Sukartina.

Karena itulah, bersama perangkat Desa Kamasan belum lama ini menghadap Bupati Nyoman Suwirta memohon bantuan dana pembuatan patung Rama Shinta di depan pintu gerbang barat masuk Desa Kamasan dan land mark di depan Lapangan Umum Desa Kamasan.

Permohonan pembuatan patung dan land mark ini disambut positif Bupati Suwirta yang sangat konsen mengembangkan pariwisata, tidak saja di Nusa Penida tetapi juga di Klungkung daratan. Bahkan Bupati segera memerintahkan membuat RAB yang cukup untuk membuat patung Rama Sintha dan land mark yang akan menjadi wahana buat para pengunjung. Dari patung dan land mark yang pemasangannya dari Dinas Pariwisata Kabupaten Klungkung ini, Desa wisata Kamasan akan terus dibenahi secara menyeluruh bersama seluruh komponen masyarakat yang ada. Baik dari pemerintahan kabupaten melalui dinas pariwisatanya, pemerintahan desa, pokdarwis, para perajin, dan juga warga Kamasan yang banyak bergerak di sektor pariwisata.

Baca Juga  Kota Denpasar Kini Masuk Zona Orange dengan Tingkat Resiko Sedang

Berdasarkan monografi desa, sejarah Desa Kamasan diketahui dari sumber prasasti serta dari penjelasan para sesepuh atau tokoh masyarakat, bahwa latar belakang sejarah Desa Kamasan tercantum dalam Prasasti Anak Wungsu Tahun 994 Saka atau Tahun 1072 Masehi. Dalam prasasti tersebut dijelaskan bahwa kata atau nama Kamasan secara etimologi terdiri dari kata Kama yang berarti bibit dan san yang berarti indah.

Dari pengertian tersebut bahwa Kamasan mengandung makna bahwa setiap kelahiran anak manusia di Desa Kamasan  diharapkan  merupakan  manusia-manusia  yang  memiliki  sumber daya yang berbobot dan disertai nilai keindahan yang tinggi. Hal tersebut memang terbukti, dimana Desa Kamasan sejak zaman dahulu menyimpan potensi yang cukup besar terutama di bidang kerajinan.

Desa Kamasan terletak di Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung pada ketinggian tempat wilayah desa ± 75 m di atas permukaan laut, dengan batas-batas wilayah secara administratif sebagai berikut: di bagian timur ada Desa Tangkas, Selatan Gelgel, barat Tojan dan utara Kelurahan Semarapura Kelod.

Desa Kamasan merupakan desa administratif yang didukung oleh empat dusun atau biasa disebut dengan banjar dinas, yaitu Dusun Kacangdawa, Dusun Sangging, Dusun Pande Mas, dan Dusun Tabanan. Desa Kamasan sendiri merupakan bagian dari Desa Adat Gelgel yang memiliki tiga desa administratif yang melingkupi sepuluh banjar adat dimana tiap banjar adat merupakan bagian dari dusun. Pembagian wilayah banjar adat pada Desa Kamasan sebagai berikut: Dusun Kacang Dawa: Br. Kacang Dawa dan  Br. Siku; Dusun: Banjar Sangging, Banjar Geria, dan Banjar Celagi; Dusun Pande Mas:      Banjar Pande Mas, Banjar Peken, dan Banjar Pande Kaler; Dusun Tabanan: Banjar Tabanan dan Banjar Pande.

Luas wilayah Desa Kamasan sekitar 220 ha dengan penggunaan lahan yang dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu, tanah sawah, tanah tegal, tanah pekarangan, dan lain-lain. Sebagian besar wilayah Desa Kamasan masih belum terbangun. Sekitar 70% lahan yang ada merupakan tanah sawah dan tanah tegal.

Baca Juga  Ingatkan Pentingnya Prokes di Badung, Bupati Giri Prasta Turun Langsung Edukasi Masyarakat

Kamasan termasuk desa yang berpenduduk cukup padat, dengan luas wilayah ± 220 ha memiliki jumlah penduduk Desa Kamasan sebanyak 4.304 jiwa, laki-laki sebanyak 2.069 jiwa dan perempuan sebanyak 2.335 jiwa dengan jumlah KK sebanyak 1.073 KK, dengan mata pencaharian sebagian besar sebagai pengerajin.

Desa Kamasan dikenal sebagai desa pengerajin berupa lukisan, emas, perak, ukir dan tenun yang sudah ada turun-temurun sejak zaman Kerajaan Waturenggong (kurang lebih pada tahun 1600 masehi), terutama seni lukis wayang Kamasan yang khas dan hanya ada Desa Kamasan. Para pengerajin memajang barang dagangannya di rumah masing-masing sehingga Desa Kamasan tampak seperti jejeran-jejeran toko kesenian (art shop) atau juga bisa disebut dengan galeri.

Suasana tradisi seni dan budaya yang terus berdenyut di Desa Kamasan hingga kini menjadi modal utama untuk bisa mendatangkan wisatawan menginjakkan kakinya di sini. Asalkan semua komponen mau bersatu padu baik dari pemerintahan kabupaten, pemerintahan desa, pokdarwis, para tokoh masyarakat, masyarakat setempat hingga para pekerja pariwisata asal Desa Kamasan. *balu01

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

BUDAYA

Serangkaian Karya di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar

Pjs. Walikota Dewa Mahendra Ngupasaksi Upacara Matur Piuning, Mecaru Panca Kelud, Madurga dan Tabuh Rah

Published

on

By

Pura Agung Jagatnatha
MATUR PIUNING: Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahendra Putra, didampingi Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana saat ngupasaksi Upacara Matur Piuning, Mecaru Panca Kelud, Madurga dan Tabuh Rah di Pura Agung Jagatnatha, Kota Denpasar bertepatan dengan Sukra Pahing Wuku Pahang, Jumat (1/11). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar menggelar Upacara Matur Piuning, Mecaru Panca Kelud, Madurga dan Tabuh Rah di Pura Agung Jagatnatha, Kota Denpasar bertepatan dengan Sukra Pahing Wuku Pahang, Jumat (1/11). Upacara tersebut merupakan rangkaian Karya Padudusan Agung lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar yang puncaknya akan berlangsung bertepatan dengan Purnama Sasih Kalima pada Sabtu (16/11) mendatang.

Hadir langsung dalam kesempatan tersebut Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahendra Putra, Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana, Ketua Komisi II DPRD Kota Denpasar, I Wayan Sutama, Forkopimda Kota Denpasar, Pimpinan OPD serta masyarakat.

Diiiringi Tabuh Gong Gede dan Kidung, rangkaian upacara juga turut mempersembahkan berbagai tarian wali, wayang lemah, tabuh rah dan Topeng Sidakarya. Seluruh rangkaian upacara berlangsung khidmat diakhiri dengan persembahyangan bersama yang dipuput Sulinggih Tri Sadaka yakni Ida Pedanda Putra Telaga, Griya Telaga Sanur, Ida Pedanda Gede Mas Jelantik, Griya Celuk Sukawati, Ida Rsi Bhujangga Waisnawa, Griya Batur Giri Murti dan untuk upacara di Jaba Pura Agung Jagatnatha dipuput Ida Pandhita Empu Nabe Dhaksa Merta Yoga, Griya Beraban Denpasar.

Pjs. Walikota Denpasar, I Dewa Gede Mahendra Putra dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa Upacara Matur Piuning, Mecaru Panca Kelud, Madurga dan Tabuh Rah di Pura Agung Jagatnatha ini dilaksanakan sebagai tahapan awal menjelang puncak Karya Paduudusan Agung lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar. Dimana, berbagai rangkaian upacara juga akan dilalui hingga puncak Karya nanti bertepatan dengan Purnama Sasih Kalima.

Lebih lanjut dijelaskan, Karya Padudusan Agung lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha Kota Denpasar ini merupakan momentum bagi seluruh masyarakat untuk selalu eling dan meningkatkan srada bhakti kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Karya ini juga diharapkan menjadi sebuah momentum untuk menjaga keharmonisan antara parahyangan, palemahan, dan pawongan sebagai impelementasi dari Tri Hita Karana.

“Dengan pelaksanaan karya ini mari kita tingkatkan rasa sradha bhakti kita sebagai upaya menjaga harmonisasi antara parahyangan, pawongan, dan palemahan sebagai impelementasi Tri Hita Karana di wilayah Kota Denpasar,” ujarnya.

Baca Juga  Bupati Giri Prasta Buka Lomba Kayak Race Open 2020, Komit Tata Samigita Jadi Kawasan Wisata Terpadu

Kepala Bagian Kesra Setda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Surya Antara menerangkan rangkaian Karya Padudusan Agung Lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha dimulai pada tanggal 26 Maret 2024 dengan kegiatan Maturan Penenten nunas pamuput tawar. Kemudian dilaksanakan Mecaru Panca Kelud pada Jumat, 1 Nopember 2024 hari ini. Dilanjutkan dengan Upacara Melasti pada Kamis, 14 November 2024, Upacara Mepepada Karya pada Kmais, 14 Nopember 2024. Puncak Karya Pedudusan Agung lan Ngenteg Linggih akan dilaksankan pada Sabtu, 16 Nopember 2024 dan Bakti Penganyar pada Minggu, 17 Nopember 2024.

“Selain rangkaian acara inti, Karya Padudusan Agung Lan Ngenteg Linggih di Pura Agung Jagatnatha ini juga diisi lomba membuat Penjor dan Lomba Ngelawar. Semoga kerja sama yang baik antara seluruh panitia menjadikan Karya Agung di Pura Jagatnatha berjalan lancar dan labda karya dan apa yang kita harapkan dari pelaksanaan upacara ini dapat memberi kebaikan bagi kita semua,” ujarnya. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Pemkot Denpasar ‘’Ngaturang Bhakti Penganyar’’ di Pura Tuluk Biyu Batur dan Pura Ulundanu Batur

Published

on

By

Bhakti Penganyar denpasar
PENGANYAR: Sekretaris Daerah Kota Denpasar, IB Alit Wiradana menyerahkan punia saat melakukan persembahyangan bhakti penganyar di Pura Tuluk Biyu Batur dan Pura Ulundanu Batur, Kintamani Bangli, Rabu (23/10). (Foto: Hms Dps)

Bangli, baliilu.com – Pemerintah Kota Denpasar melaksanakan Bhakti Penganyar serangkaian Karya Pujawali Ngusaba Purnamaning Sasih Kapat di Pura Tuluk Biyu Batur dan Karya Ngusaba Kapat di Pura Ulundanu Batur, Kintamani Bangli, Rabu (23/10). Pelaksanaan Bhakti Penganyar dipimpin Sekda Kota Denpasar, Ida Bagus Alit Wiradana serta pimpinan OPD di lingkungan Pemkot Denpasar yang diawali dengan melakukan persembahyangan di Pura Tuluk Biyu Batur dan dilanjutkan persembahyanag di Pura Ulundanu Batur.

Sekretaris Daerah Kota Denpasar, IB Alit Wiradana mengatakan, Karya Pujawali Ngusaba di Pura Ulundanu Batur ini merupakan momentum bagi seluruh umat Hindu untuk meningkatkan sradha dan bhakti kehadapan Ida Sang Hyang Widi Wasa. Selain itu, momen ini juga dapat dimanfaatkan sebagai ajang mulatsarira. Sehingga diharapkan dapat menjadi keseimbangan alam semesta beserta isinya.

“Tentu ini merupakan momentum bagi kita bersama untuk meningkatkan sradha dan bhakti umat, serta memohon asung kertha wara nugraha Ida Sang Hyang Widi Wasa,” ungkapnya.

Lebih lanjut dikatakannya, pelaksanaan Bhakti Penganyar juga sebagai ungkapan rasa syukur Pemerintah Kota Denpasar atas kelancaran menjalankan swadharma dalam melakukan pembangunan maupun memberikan pelayanan kepada masyarakat. Harapan dalam pelaksanaan pujawali Ngusaba di Pura Ulun Danu Batur dapat memberikan kesejahteraan, dan keberkahan bagi masyarakat Bali.

“Rasa persatuan atau menyama braya umat Hindu harus kita pupuk, sehingga yadnya sebagai wujud syukur dapat terus kita laksanakan guna meningkatkan sradha dan bakti umat sesuai dengan swadarma menuju keseimbangan alam semesta,” pungkas Alit Wiradana.

Sementara Ketua Panitia Karya Pujawali Ngusaba Purnamaning Sasih Kapat Pura Tuluk Biyu Batur, I Ketut Sudana saat ditemui mengatakan bahwa rangkaian upacara ini dilaksanakan secara rutin setiap Purnamaning Sasih Kapat.

Lebih lanjut, pelaksanaan karya ini telah dimulai sejak 7 Oktober 2024, lalu dilanjutkan puncak karya dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2024, lalu karya penyineban dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2024 mendatang.

Baca Juga  Kota Denpasar Kini Masuk Zona Orange dengan Tingkat Resiko Sedang

“Tentu kami mengucapkan terimakasih kepada jajaran Pemkot Denpasar telah melaksanakan Bhakti Penganyar ke Pura Tuluk Biyu Batur dan kami memohon kepada seluruh elemen agar Karya Pujawali Ngusaba Purnamaning Sasih Kapat Pura Tuluk Biyu Batur dapat berjalan dengan lancar,” pungkas I Ketut Sudana. (eka/bi)

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Sekda Alit Wiradana Hadiri Upacara ‘’Ngeratep Karya’’ di Banjar Tampak Gangsul

Published

on

By

HADIRI PUJAWALI: Sekretaris Daerah Kota Denpasar, IB Alit Wiradana menghadiri upacara Pujawali Ngeratep Karya Padudusan Alit di Banjar Tampak Gangsul, Desa Dangin Puri Kauh yang digelar bertepatan dengan Purnama Sasih Kapat pada Kamis (17/10). (Foto: Hms Dps)

Denpasar, baliilu.com – Sekretaris Daerah Kota Denpasar, IB Alit Wiradana menghadiri upacara Pujawali Ngeratep Karya Padudusan Alit di Banjar Tampak Gangsul, Desa Dangin Puri Kauh yang digelar bertepatan dengan Purnama Sasih Kapat pada Kamis (17/10).

Sekretaris Daerah Kota Denpasar, IB Alit Wiradana dalam kesempatan tersebut mengatakan bahwa Kota Denpasar merupakan kota yang berwawasan budaya maka kegiatan masyarakatnya tak luput dari aktivitas adat, seni, dan kebudayaan yang kental. Sehingga melalui upacara yadnya ini diharapkan dapat meningkatkan sradha dan bhakti umat dalam mewujudkan keseimbangan alam semesta.

“Kami berharap dengan dilaksanakannya upacara ini dapat meningkatkan rasa sradha bhakti kepada Ida Sang hyang Widhi Wasa. Selain itu tentu juga dapat meningkatkan hubungan yang harmonis kepada sesama umat di Kota Denpasar dan khususnya warga Banjar Tampakgangsul sendiri,” ujar Alit Wiradana.

Kelian Adat Banjar Tampak Gangsul, AA Ketut Eka Yadnya saat ditemui mengatakan hari ini yang bertepatan dengan Rahina Purnama Kapat dilaksanakan Pujawali Ngeratep Karya, Padudusan Alit Banjar Tampakgangsul.

“Pelaksanaan karya ini merupakan puncak dari seluruh pelaksanaan pujawali dari tahun 2022 lalu yang dilaksanakan di Banjar Tampakgangsul,” ujarnya.

Lebih lanjut dikatakannya, adapun karya ngeratep yang dilaksanakan selama empat hari dimulai dari hari ini Kamis (17/10) hingga Minggu (20/10) mendatang. Dan seluruh rangkaian hari ini dipuput oleh Ida Pedanda Gede Made Karang, Grya Karang Tampakgangsul dan Ida Pedanda Gede Oka Mas, Grya Satria Tampakgangsul.

“Tentu kami berharap dengan pelaksanaan karya ini dapat memancarkan energi positif bagi masyarakat Banjar Tampakgangsul serta di Kota Denpasar. Selain itu mengingat upacara ini dilaksanakan setiap 30 tahun sekali kami berharap generasi kita selanjutnya dapat melaksanakan upacara ini untuk melanjutkan adat dan budaya,” pungkasnya. (eka/bi)

Baca Juga  Bupati Giri Prasta Buka Lomba Kayak Race Open 2020, Komit Tata Samigita Jadi Kawasan Wisata Terpadu

dprd bali
Advertisements
iklan galungan dprd badung
Advertisements
galungan
Advertisements
gelombang 4b
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca