Wednesday, 26 March 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

EKONOMI & BISNIS

Gubernur Koster: Tahun Politik 2019 Berjalan Aman, Modal Awal Dukung Geliat Ekonomi 2020

BALIILU Tayang

:

de
GUBERNUR KOSTER: Hadiri Econimic Outlock 2020 yang diselengarakan oleh Bank BNI yang membidangi wilayah Bali dan Nusra di Hotel Sheraton-Kuta. Jumat (14/2). (Foto:Ist)

Badung, baliilu.com – Gubenur Bali I Wayan Koster menyampaikan sebagaimana telah ketahui bersama bahwa tahun 2019 yang telah dilewati adalah tahun yang penuh dengan dinamika perekonomian nasional, dimana momentum pemilihan umum dan berbagai macam dinamika politik pada triwulan II Tahun 2019 lalu, telah berjalan dengan aman sebagaimana harapan kita bersama.  

‘’Sebagai jendela pariwisata dunia kondisi seperti ini  tentu menjadi modal awal bagi kita untuk melangkah menghadapi setiap persoalan  sekaligus mendukung geliat perekonomian di tahun 2020, sehingga apa yang telah kita capai selama ini dapat kita pertahankan, bahkan kita tingkatkan,’’ ujar Gubernur Koster saat menghadiri acara Econimic Outlock 2020 yang diselengarakan oleh Bank BNI yang membidangi wilayah Bali dan Nusra di Hotel Sheraton-Kuta. Jumat (14/2).

Dikatakan, sejalan dengan kondisi ekonomi nasional, kinerja ekonomi Bali pada triwulan I Tahun 2019 juga menunjukkan perkembangan yang kurang menggembirakan yakni sebesar 5,80 persen atau mengalami perlambatan dibandingkan dengan periode yang sama di tahun sebelumnya yakni 5,82 persen.  Perekonomian Bali pada triwulan III 2019 tumbuh sebesar 5,34 persen, meningkat dari triwulan II 2019 tercatat sebesar 3,04 persen.  

Dari sisi penawaran perlambatan ekonomi Bali tersebut disebabkan oleh perlambatan kinerja di sebagian besar lapangan usaha.  Sementara itu, perlambatan pertumbuhan ekonomi pada sisi permintaan disebabkan oleh perlambatan ekonomi rumah tangga yang mengalami penurunan kemampuan daya beli masyarakat.

Seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi, tingkat pengangguran wilayah cenderung menurun.  Tingkat pengangguran terbuka di Provinsi Bali selalu berada di bawah rata-rata nasional, bahkan dalam 2 tahun terakhir merupakan yang terendah di antara seluruh Provinsi di Indonesia.  Pertumbuhan ekonomi juga memberi dampak positif bagi penurunan kemiskinan wilayah. Persentase penduduk miskin di Provinsi Bali cenderung menurun selama periode 2009-2014. Tingkat kemiskinan di Bali juga jauh di bawah tingkat kemiskinan nasional. Pada triwulan I tahun 2015 persentase penduduk miskin di Bali sebesar 3,79 persen sedangkan kemiskinan di tingkat nasional sebesar 9,41 persen. Di tingkat wilayah Jawa dan Bali kondisi kemiskinan di Provinsi Bali ini merupakan yang terendah  kedua setelah Provinsi DKI Jakarta.   Kondisi ini tentu tidak terlepas dari berbagai kebijakan yang telah dilakukan guna kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia, sesuai dengan visi Pemerintah Provinsi Bali yaitu Nangun Sat Kherti Loka Bali, sehingga tingkat kemiskinan di Bali tetap bertahan pada kondisi rendah dan cenderung menurun.

Baca Juga  Bertemu Gubernur Koster, Pemerintah Tiongkok Siap Dukung Penanganan Covid-19 di Bali

Di samping itu, berbagai kemajuan memang telah dicapai Bali di tahun 2019, namun demikian berbagai kendala  masih perlu mendapat pemikiran bersama, menyangkut  tingginya angka pertambahan penduduk pada setiap tahunnya. Hal ini tentu membawa konsekwensi terhadap peningkatan penyediaan sarana dan prasarana wilayah, di samping membawa dampak pada terjadinya kerawanan sosial, ketentraman dan ketertiban daerah, serta pengangguran yang semakin meningkat.

Dilihat dari aspek pengembangan wilayah, masih terjadinya ketimpangan pembangunan antar wilayah kabupaten/kota se-Bali.  Ketimpangan ini disebabkan tidak meratanya potensi sumber daya yang dimiliki oleh setiap kabupaten/kota di samping belum meratanya infrastruktur penunjang pada masing-masing wilayah.

Dari sisi ekonomi sudah menunjukkan perkembangan ke arah yang lebih baik.  Karakteristik perekonomian Bali yang sangat dominan dipengaruhi oleh sektor tersier, walaupun demikian peranan sektor primer dan sekunder turut menjadi penopang perekonomian Bali. Hal ini mengingat bahwa industri pariwisata, yang termasuk dalam sektor tersier, sangat tergantung dari sektor lainnya dan rentan terhadap dampak isu lokal, regional maupun internasional.

Prospek pertumbuhan daerah di tahun 2020 akan ditentukan oleh seberapa besar realisasi investasi di daerah. Posisi geografis Bali yang strategis yang didukung dengan stabilitas keamanan daerah yang semakin kondusif merupakan modal pembangunan di Bali.  Namun demikian kondisi ekonomi Bali di tahun 2020 diprediksi masih dipengaruhi oleh melambatnya pertumbuhan  dari sisi lapangan usaha, terdapat potensi risiko penurunan laju pertumbuhan penyediaan akomodasi, makan dan minum yang merupakan kontributor utama pertumbuhan ekonomi Bali, seiring masih lemahnya pertumbuhan ekonomi global dan perbaikan kondisi negara kompetitor yang menjadi destinasi pariwisata.  Dari sisi permintaan,  masih minimnya permintaan global juga mempengaruhi kinerja ekspor, yang berimplikasi pada tertahannya akselerasi perekonomian Bali.

Baca Juga  Walikota Rai Mantra Apresiasi ATM Tanpa Kartu LPD Kesiman

Berfluktuasinya nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing berpengaruh pada tertundanya import  barang modal yang menyebabkan terjadinya perlambatan kegiatan investasi di Bali. Terkait dengan prediksi perlambatan pertumbuhan ekonomi makro dan mikro tersebut, secara tidak langsung akan berpengaruh kepada Sektor Perbankan.  

Untuk itu Gubernur Koster mengingatkan kepada para pelaku perbankan untuk selalu menjaga target-target perencanaan yang bukan hanya dilihat dari kuantitas semata, tetapi juga secara kualitas dengan memperhatikan kualitas sumber daya manusia di dalamnya.

Begitu juga penyaluran kredit tanpa masalah harus terus diupayakan dan ditingkatkan, prospek keuangan jangan hanya melihat kredit dari agunannya saja, namun harus juga lebih selektif.

Di samping itu, untuk meningkatkan perekonomian Bali, maka saat ini Pemprov Bali sedang menata kembali pembangunan pariwisata Bali agar lebih terstruktur dan terarah. Di antaranya adalah mengutamakan pembangunan infrastruktur yang akan memudahkan mobilisasi masyarakat Bali  dalam menunjang aktivitas ekonominya.

Pada kesempatan itu Gubernur juga menyinggung terkait virus corona yang saat ini berpengaruh terhadap pariwisata di Bali. Gubernur Bali menghimbau kepada masyarakat agar tidak panik secara berlebihan, karena sampai saat ini Bali masih aman dari virus ini dan pariwisata Bali juga masih tetap berjalan, karena wisatawan yang berasal dari negara lain selain China masih tetap berdatangan. Maka tidak benar isu yang beredar Bali seperti pulau mati yang tidak lagi kedatangan wisatawan. Hal tersebut ditangkis oleh Gubernur Bali yang menyatakan pariwisata Bali masih aman dan masih berjalan dengan baik.

Gubernur juga berterimakasih kepada BNI yang turut membantu meningkatkan perekonomian kerakyatan di Bali dengan melakukan pembinaan dengan UMKM. Diharapkan hal tersebut dapat menjadi contoh bagi perbankan lainnya untuk dapat menunjukkan kontrobusi nyata bagi pembangunan Bali. Dalam kesempatan itu juga diserahkan bantuan CSR Bank BNI untuk pembangunan gedung Majelis Desa Adat sebesar 2,5 M.

Baca Juga  Wagub Cok Ace Tutup Bulan Bahasa Bali: Pergub 80/2018 Bukti Keseriusan Pemprov Bali Dalam Upaya Pelestarian Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali

Sementara itu Pimpinan Bank BNI wilayah Bali Nusra I Made Sukajaya mengatakan bahwa tujuan dari seminar yang bertemakan strategi dalam menghadapi tantangan ekonomi 2020 adalah untuk memberikan masukan bagi para nasabah kiat-kiat apa yang harus dilakukan dalam menjaga kestabilan ekonomi di tahun 2020. Untuk itu telah disiapkan beberapa narasumber yang ahli dalam bidangnya, sehingga para peserta bisa bertukar ilmu pengetahuan. Ia juga mengatakan bahwa BNI sebagai salah satu bank BUMN selalu berkomitmen untuk memberikan kontribusi nyata dalam pembangunan pemerintah. Terlebih di Bali dimana visi misi Gubernur Bali saat ini adalah Nangun Sat Kerthi Loka Bali menuju Bali era Baru merupakan suatu tantangan tersendiri bagi BNI untuk memberikan kontribusi nyata apa kepada pembangunan Bali.

Untuk diketahui bahwa tahun 2019 BNI telah memberikan dana CSR di Bali sendiri sebesar 3,5 M baik berupa fasilitas umum, pendidikan, UMKM dan yang lainya. Untuk itu, ia berharap ke depan BNI semakin bisa bersinergi dengan pemerintah dalam membangun Bali ke arah yang lebih baik. (*/balu1)

Advertisements
iklan dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Advertisement
Klik untuk Komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

EKONOMI & BISNIS

Survei Februari 2025, Penjualan Ritel Bali Tumbuh di Tengah Normalisasi Kunjungan Wisatawan

Published

on

By

Penjualan ritel bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok)

Denpasar, baliilu.com – Pada bulan Februari 2025, penjualan eceran di Provinsi Bali diprakirakan terus bertumbuh yang tercermin dari Indeks Penjualan Riil (IPR) Bali yang diprakirakan sebesar 117,2 atau secara tahunan tumbuh 7,2% (yoy). Hal ini menunjukkan kinerja penjualan eceran di Provinsi Bali terus meningkat atau berada di level optimis (>100). Prakiraan peningkatan kinerja ritel tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain adanya program diskon dari distributor sehubungan dengan adanya libur panjang Isra Miraj Nabi Muhammad SAW dan Tahun Baru Imlek, serta perayaan keagamaan Pagerwesi.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja melalui keterangan pers, Jumat (21/3/2025) mengatakan bahwa pemberian potongan harga, turut mendorong kinerja penjualan eceran di tengah normalisasi kunjungan wisatawan pasca libur panjang pada bulan Januari 2025. Berdasarkan data dari Angkasa Pura, kunjungan wisatawan domestik dan mancanegara pada Februari 2025 menurun sebesar -17,91% (mtm) atau mencapai total 791 ribu wisatawan. Survei Penjualan Eceran (SPE) Bali merupakan survei bulanan terhadap 100 penjual eceran/pengecer di Kota Denpasar dan sekitarnya yang bertujuan untuk memperoleh informasi dini mengenai arah pergerakan pertumbuhan ekonomi dari sisi konsumsi.

Erwin lanjut menjelaskan, prakiraan penjualan eceran di Bali pada Februari 2025 didukung oleh tumbuhnya berbagai subsektor, seperti Barang Budaya dan Rekreasi yang mengalami peningkatan sebesar 4,8% (mtm), Peralatan Informasi dan Komunikasi meningkat sebesar 3,3% (mtm), dan Bahan Bakar Kendaraaan Bermotor meningkat sebesar 2,6% (mtm). Sementara itu, pada Januari 2025, IPR tercatat sebesar 116,6 atau secara tahunan mengalami peningkatan sebesar 6,3% (yoy). Pada periode laporan, kinerja IPR di Bali terus tumbuh yang menunjukkan peningkatan konsumsi masyarakat di Bali.

Baca Juga  Ketua TP PKK Provinsi Bali di Pasar Rakyat Krisna Oleh-Oleh, Wujud Peduli pada Petani Bali

Erwin menegaskan bahwa prospek penjualan eceran di Bali ke depan diprakirakan tetap positif. Indeks Ekspektasi Penjualan (IEP) menunjukkan keyakinan pelaku usaha terhadap pertumbuhan penjualan eceran dalam jangka pendek dan menengah. Responden memprakirakan penjualan pada 3 dan 6 bulan ke depan tetap terjaga yang ditunjukkan oleh IEP bulan April 2025 tercatat sebesar 155 serta pada bulan Juli 2025 tercatat sebesar 191, masih tetap terjaga atau berada di level optimis (IEP > 100). ‘‘Terjaganya IEP pada level optimis mengindikasikan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Bali akan terus berlanjut,‘‘ ujarnya.

Dalam menjaga kinerja penjualan eceran dan tingkat konsumsi masyarakat, Bank Indonesia bersama Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Bali senantiasa bersinergi dalam mengawal kestabilan harga, memastikan daya beli masyarakat tetap terjaga, dan menjaga ekonomi Bali agar terus bergerak dalam jalur pertumbuhan yang berkelanjutan. (gs/bi)

Advertisements
iklan dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Neraca Perdagangan Indonesia Surplus 58 Bulan Berturut-turut

Published

on

By

Neraca perdagangan Indonesia
Suasana di area petikemas. (Foto: Kemenkeu)

Jakarta, baliilu.com – Neraca perdagangan Indonesia kembali mencatatkan surplus pada Februari 2025, dengan nilai mencapai USD3,12 miliar. Surplus ini melanjutkan tren positif yang telah berlangsung selama 58 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati, pada Rabu (19/3), mengungkapkan bahwa secara kumulatif dalam periode Januari – Februari 2025 neraca perdagangan Indonesia mencatatkan surplus sebesar USD6,61 miliar. Angka ini mengalami kenaikan sebesar USD3,78 miliar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

“Ekspor konsisten tumbuh, pada bulan Februari mencapai tingkat 9,16% (yoy). Sektor pertanian dan manufaktur tumbuh paling tinggi secara berurutan,” ungkap Menkeu dikutip dari laman kemenkeu.go.id.

Di sisi impor, Menkeu menegaskan bahwa tren positif tetap terjaga dengan fokus utama untuk mendukung kegiatan industri nasional. Menurutnya, pertumbuhan barang modal dan bahan baku menunjukkan adanya produksi dan investasi yang tetap kuat.

Menkeu juga menyoroti bahwa tren positif dalam perekonomian Indonesia tidak hanya tercermin dari neraca perdagangan, tetapi juga dari Purchasing Managers’ Index (PMI) Manufaktur Indonesia. Pada Februari 2025, PMI Indonesia berhasil rebound ke zona ekspansif dan mencapai level tertinggi secara global setelah India, yakni di angka 53,6. Pertumbuhan manufaktur didorong oleh lonjakan permintaan baru, sehingga menstimulus aktivitas produksi dalam negeri.

Lebih lanjut, Menkeu menegaskan bahwa berbagai indikator positif ini mencerminkan kestabilan dan ketahanan ekonomi Indonesia yang tetap solid.

“Ini menjadi modal yang baik untuk terus mendorong pertumbuhan berkelanjutan,” pungkasnya.

Tren surplus perdagangan yang berkelanjutan ini menunjukkan daya saing ekonomi Indonesia yang terus meningkat, sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam menjaga stabilitas ekonomi serta mendorong investasi dan ekspor nasional. (gs/bi)

Baca Juga  Bertemu Gubernur Koster, Pemerintah Tiongkok Siap Dukung Penanganan Covid-19 di Bali

Advertisements
iklan dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

EKONOMI & BISNIS

Survei Konsumen Februari 2025, Keyakinan Konsumen Bali Tetap Kuat

Published

on

By

Indeks Keyakinan Konsumen Bali
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja. (Foto: dok)

Denpasar, baliilu.com – Pada bulan Februari 2025, optimisme konsumen di Bali masih tetap positif. Berdasarkan Survei Konsumen Bank Indonesia Provinsi Bali periode Februari 2025, Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) tercatat pada level optimis (indeks > 100), meskipun termoderasi sebesar -4,9% (mtm) dari 144,9 menjadi 137,8.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Erwin Soeriadimadja dalam keterangan persnya mengatakan bahwa melandainya IKK sejalan dengan adanya normalisasi konsumsi pasca-libur pada awal tahun baru dan libur panjang Isra Miraj Nabi Muhammad SAW, dan Tahun Baru Imlek pada akhir bulan. ‘‘Secara nasional, IKK juga mengalami sedikit penurunan dari 127,2 pada bulan Januari 2025 menjadi 126,4,‘‘ ujar Erwin.

Erwin lanjut mengatakan bahwa Survei Konsumen merupakan survei bulanan yang dilakukan Bank Indonesia untuk mengetahui tingkat keyakinan konsumen mengenai kondisi ekonomi saat ini dan ekspektasi konsumen terhadap kondisi perekonomian ke depan.

Dikatakan, keyakinan konsumen di Bali tetap kuat dalam menghadapi tantangan global dan nasional. Tingkat inflasi yang terkendali pada 1,21% (yoy) di Februari 2025, masih dalam rentang target inflasi sebesar 2,5% ± 1%. Penurunan pada Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) sebesar -4,9% (mtm) menjadi 128,3 dan Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) di Bali sebesar -5,0% (mtm) menjadi 147,2. Hal tersebut sejalan dengan adanya konsumsi barang-barang kebutuhan tahan lama yang mengalami normalisasi pasca-libur panjang.

‘‘Meskipun demikian, Indeks Kegiatan Usaha Saat Ini tetap terjaga sejak periode sebelumnya sebesar 100,0. Hal tersebut menunjukkan, bahwa optimisme konsumen masih tetap terjaga terhadap prospek ekonomi,‘‘ katanya.

Erwin menegaskan bahwa berbagai upaya pemerintah telah diimplementasikan untuk menjaga konsumsi, antara lain yaitu kebijakan diskon tarif listrik 50% untuk pelanggan rumah tangga dengan daya maksimum 2.200 VA dari 1 Januari s.d. 28 Februari 2025, serta diskon harga tiket pesawat pada periode Idulfitri 2025.

Baca Juga  Wagub Cok Ace Tutup Bulan Bahasa Bali: Pergub 80/2018 Bukti Keseriusan Pemprov Bali Dalam Upaya Pelestarian Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali

‘‘Tidak dapat dipungkiri, perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN) Nyepi dan Idulfitri pada bulan Maret dan April 2025 berpotensi mendorong pertumbuhan tingkat konsumsi di Provinsi Bali,‘‘ tegasnya.

Bank Indonesia terus berupaya untuk menjaga stabilitas inflasi Bali untuk mendukung daya beli masyarakat. Inflasi yang terjaga akan memberikan efek positif terhadap peningkatan konsumsi rumah tangga, pertumbuhan investasi, dan produktivitas ekonomi Bali. Pemberian stimulus dari pemerintah diharapkan dapat mewujudkan pertumbuhan ekonomi Bali yang berkelanjutan, di tengah dinamika ekonomi global dan nasional. Erwin menyebutkan bahwa sinergi bersama Bank Indonesia, pemerintah, pelaku usaha, dan masyarakat sangat diperlukan untuk menjaga stabilitas harga dan memperkuat daya beli masyarakat. (gs/bi)

Advertisements
iklan dprd badung
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca