Gianyar, baliilu.com – Anggota DPRRI dari Komisi VI I Nyoman Parta, SH menyatakan wabah pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) tiba-tiba datang di tengah kita. Bencana yang datang tidak diundang oleh pemerintah, anggota dewan dan kita semua telah melanda dunia, Indonesia dan juga Bali. Wabah Covid-19 telah menimbulkan dampak ekonomi yang luas.
‘’Pilihannya hanya satu, kita beradaptasi dengan situasi
ini. Beradaptasi bahwa ini bencana. Konsepnya adalah kita harus berjuang hidup dengan
melakukan apa pun agar bisa bertahan. Karena kita tak tahu, tidak ada orang
bisa memberikan jawaban kapan Covid-19 ini akan selesai,’’ ujar anggota Dewan dari
PDI Perjuangan yang pernah duduk di DPRD Bali ini saat menyerahkan paket
sembako dan masker kepada Ketua Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 Maha Gotra Pasek
Sanak Sapta Rsi (MGPSSR) Provinsi Bali I Putu Bagus Suryadi, S. Sos, Minggu
(24/5-2020) di Desa Guwang Gianyar.
Saat penyerahan sembako dan masker, Ketua Satgas Bagus
Suryadi didampingi wakil ketua I Wayan Selat Wirata, wakil sekretaris I Made Gede Kasjaya, SE, bagian umum I Komang
Adi Dihartawan, SE dan I Made Jelada, ST. Sembako dan 1.000 masker kain ini
selanjutnya akan disalurkan kepada MGPSSR Bangli untuk diteruskan kepada Ida
Pandita Mpu dan warga semeton Pasek di Bangli yang kurang mampu.
Anggota Dewan asal Guwang Gianyar Bali ini mengatakan daripada
memikirkan dan bertanya terus kapan wabah Covid-19 ini akan berakhir, lebih
baik kita beraktivitas yang produktif. ‘’Kalau yang punya pekarangan, ayuk kita
berkebun. Yang punya tanah kosong ayuk diisi tanaman yang bermanfaat. Yang banyak
punya tanah berikan warga menggarap secara kolektif daripada jadi simbol
keangkuhan orang kaya. Berikan tanah kosong itu digarap oleh saudaranya, orang
yang putus kerja untuk diisi tanaman untuk bertahan hidup. Isi umbi-umbian,
sayur-sayuran, tanaman bumbu dapur dll,’’ ujar I Nyoman Parta yang sejak dua
bulan lalu sudah menyebarkan 300 ribu bibit tanaman kepada warga untuk bisa
beraktivitas selama stay at home dan work from home.
Di balik Covid-19, I Nyoman Parta berharap harus ada nilai
baru dari wabah ini yang kita dapatkan. Pertama, seperti bagaimana kita kembali
menghargai petani. Bagaimana kita mulai menghargai produk pertanian, salah
satunya umbi-umbian.
Generasi milenial atau generasi keju tidak tahu padahal Indonesia
banyak mempunyai jenis umbi-umbian berkualitas yang kadung ditempatkan di luar
mainstream. Kadung memberikan mainstream kepada beras. ‘’Akhirnya ketela kita
tertinggal. Makanya sembako yang tiyang
berikan berisi ketela. Tiyang beli 3 ton di Besakih, semangatnya menghargai
produksi lokal, yang kedua untuk mensejajarkan ketela dengan beras. Mungkin beras
tidak bisa tergantikan, tetapi bisa berkolaborasi, beras dicampur dengan ketela
seperti dulu, dan kita irit dengan beras,’’ ujar anggota Dewan yang sejak pagi
membagikan sembako kepada warga Desa Adat Guwang, di antaranya berisi ketela.
Kenapa melirik umbi-umbian, lanjut Parta, karena beras produksinya
susah. Harganya mahal harus tumbuh di lahan pasti. Lahan yang berair. Luas sawah
harus jelas, airnya harus ada, kalau tak ada air tak bisa tanam padi.
Sebaliknya umbi-umbian bisa tumbuh dimana saja. Umbi-umbian
selain bisa tumbuh di sawah juga mau tumbuh di gunung, di tebing, di halaman
rumah, di pojokan rumah, di mana saja bisa tumbuh. Gampang menanam umbi-umbian.
Di Vietnam menempatkan umbi-umbian sebagai makanan pokok nomor
1, beras makanan kelas dua. Lucunya beras dari negara kecil dan sempit itu kita
makan sebagai makanan pokok karena kekurangan beras. Berasnya tidak cukup dan
kebiasaan makan beras akhirnya mengimpor beras ke luar negeri. ‘’Di pangan saja
kita tidak berdaulat, menggantungkan pakan dari orang lain yang menghasikan produk
pertanian. Saat wabah Covid-19 ini harus ada nilai baru yang muncul,’’ tegas I
Nyaman Parta.
Sesaat menyerahkan paket sembako kepada MGPSSR Bali yang
sebelumnya sudah menggelontorkan sekitar 5.000 paket sembako ke kelompok-kelompok
terdampak Covid-19, I Nyoman Parta mengajak pada semeton Pasek, ayo kita revitalisasi semangat pesemetonan ini. Jangan hanya selesai urusannya di pura. Jadikanlah
pesemetonan Pasek sebagai wadah untuk
sungguh-sungguh bersuka-duka. Jadi kita merawat keluarga ibu, merawat keluarganya
sendiri jangan sampai ada yang kelaparan, jangan sampai ada lansia yang
telantar, KK miskin yang tidak terurus. Keluarga dadia, keluarga yang lebih
besar dan kawitan juga begitu.
Intinya semangat keleluhuran ini ada revitalisasi, ada
spirit yang bermanfaat buat warga semeton.
‘’Tidak hanya gagah-gagahan ke pura, tapi
menyama braya, nyama sesama Pasek sing
meurus, di sini biar ada substansinya. Bangun spirit Pasek agar Pasek
berwajah kemanusiaan,’’ pinta I Nyoman Parta.
Sementara itu, Ketua Satgas Covid-19 MGPSSR Bali I Putu Bagus
Suryadi, S. Sos saat menerima paket sembako dan masker mengucapkan terima kasih
kepada semeton pasek I Nyoman Parta yang juga anggota DPRRI dari Komisi VI yang
membidangi BUMN, koperasi, perindustrian dll yang sudah menyumbangkan dalam
bentuk barang kepada Satgas MGPSSR Bali.
Suryadi menambahkan bantuan sembako dan masker ditambahkan
donasi yang terkumpul akan sesegera mungkin disalurkan kepada MGPSSR Bangli
untuk selanjutkan dibagikan kepada Ida Pandita Mpu, semeton pasek yang kurang
mampu dll.
Sebelumnya pada aksi sosial tahap pertama, Satgas Covid-19
MGPSSR Bali telah menyerahkan ratusan paket sembako, hand sanitizer, masker dan
penyemprotan disinfektan di wilayah Tabanan. Menurut rencana, Satgas Covid-19 MGPSSR
Bali akan berlanjut melakukan aksi sosial ke seluruh kabupaten/kota se-Bali.
Untuk itu, Satgas Covid-19 MGPSSR Bali mengetuk hati para semeton
Pasek yang sedikit berkelebihan, para donator untuk menyisihkan dananya membantu
warga kurang mampu terdampak Covid-19. (gs)