Gianyar, baliilu.com – Untuk menghindari
penumpukan warga karena sangat riskan tertular Corona Virus Disease (Covid-19), Karya Padudusan Agung lan Ida Bhatara Tedun Kabeh di Pura Kahyangan Jagat Samuantiga pada 6 Mei 2020 urung dilaksanakan.
Demikian hasil pesamuhan prajuru dan panitia karya yang dihadiri Ida Pedanda
Jelantik Manggis Putra dari Griya Wanayu Bedulu, Gusti Mangku Ageng Samuantiga
sebagai Guru Loka Prajuru Pura Samuantiga, serta Ketua Sabha Manggala Pura
Samuantiga dan Bendesa Pura Samuantiga I Gusti Ngurah Made Serana, di Balai
Panjang Pura Kahyangan Jagat Samuantiga, Senin malam (30/3-2020).
Dalam pesamuhan yang juga dihadiri penglingsir pura Dr. I Wayan Patera, M. Hum
serta Bendesa Adat Tegalinggah dan Bendesa Adat Margasengkala ini, diputuskan
serangkaian karya yang jatuh pada purnamaning Jyesta, 6 Mei 2020, hanya
akan dilaksanakan upacara mapekeling
dengan disertai upakara tebasan guru piduka di Pura Kahyangan Jagat Samuantiga, serta di sejumlah pura yang biasanya tapakan dari masing masing pura itu ngelungang ke Pura Samuantiga di Desa
Bedulu, Gianyar.
Ketua Sabha Pura Samuantiga Ir. Ida Bagus Made
Parsa, MT, usai pesamuhan mengemukakan tidak dilaksanakannya Karya Padudusan Agung dan Ida Bhatara Tedun Kabeh tahun ini,
didasarkan pada pertimbangan keamanan dan kesehatan masyarakat. Karena sudah
dipastikan, setiap Karya Padudusan Agung
belasan ribu umat akan pedek tangkil
setiap harinya di pura dicetuskannya Desa Adat dan Pura Kahyangan Tiga yang ada di Bali
saat ini, di abad ke-11 silam.
Selain pertimbangan kesehatan, disebutkan Ida
Bagus Parsa, keputusan itu didasari pada situasi dan kondisi belakangan ini yang diwarnai
sebaran Covid-19. Karena pengumpulan warga dalam jumlah banyak dan saling berdekatan
sangat rentan akan tertular serta menjadi media efektif penyebaran virus yang
telah menjadi kekhawatiran dunia itu.
Namun yang lebih penting lagi, ungkap kakak
kandung dari Ida Pedanda Jelantik Manggis dari Griya Wanayu Bedulu ini, adalah
memperhatikan imbauan Presiden, Gubernur Bali serta Bupati Gianyar, dalam upaya
penanggulangan sebaran virus yang kini sudah merambah di berbagai wilayah di
Bali. “Kita sangat mendukung kebijakan guru wisesa, mulai dari Presiden, Gubernur sampai
Bupati Gianyar. Karena, semua itu untuk keselamatan dan kesehatan masyarakat luas,” urai
Ida Bagus Parsa yang juga dipaparkan dalam Pesamuhan Manggala Karya Padudusan Agung dan Ida Bhatara Tedun Kabeh
yang telah terbentuk.
Selain imbauan kepala negara dan kepala daerah, adanya maklumat kapolri juga menjadi pertimbangan untuk tahun ini tidak dilaksanakan Karya Padudusan Agung dan Ida Bhatara Tedun Kabeh di Pura Kahyangan
Jagat Samuantiga, yang selalu dirangakai dengan prosesi melasti dari Pura Samuantiga menuju Pantai
Masceti di Desa Medahan dengan berjalan kaki, dengan melibatkan puluhan ribu
umat dari 10 desa adat. “Karena hanya dilaksanakan upacara Mapekeling dan Guru Piduka, niscaya tradisi ngambeng
dan melasti yang menjadi
agenda rutin setiap Padudusan Agung di
tahun genap, untuk tahun ini ditiadakan.
Semoga di tahun-tahun selanjutnya upacara dan semua yadnya
itu dapat kita laksanakan kembali,” kata Ida Bagus Made Parsa, seraya
berharap musibah Covid-19 ini segera dapat ditanggulangi sehingga aktivitas
kehidupan warga masyarakat kembali normal kembali.
Bendesa Pura Samuantiga, I Gusti Ngurah Made
Serana, menegaskan dengan kesepakatan prajuru
inti dan Guru Loka Pura Samuantiga ini, akan disosialisasikan kepada semua
umat. Terutama masyarakat adat pengempon
yang terdiri dari Desa Adat Bedulu, Wanayu Mas, Desa Adat Taman, Tengkulak Kaja
serta Desa Adat Tengkulak Tengah. “Hasil pesamuhan prajuru dan guru loka pura ini juga perlu disampaikan kepada semua umat, karena Pura Samuantiga
ini merupakan Pura Kahyangan Jagat yang disungsung semua umat Hindu. Terlebih lagi Pura Kahyangan Tiga dan
keberadaan Desa Adat yang ada di Bali saat ini, merupakan hasil dari pesamuan
yang
dilaksanakan Raja Udayana yang dihadiri Empu Kuturan di abad ke-11 silam,”
tutur Gusti Ngurah Made Serana yang juga Bendesa Adat Bedulu serta anggota DPRD Kabupaten Gianyar dari
Fraksi PDIP ini.
Disebutkan juga, selain Karya Padudusan Agung dan Ida Bhatara Tedun Kabeh urung dilaksanakan tahun ini, sejumlah agenda berkaitan dengan keberadaan sasuhunan di Pura Samuantiga diagenda ulang. Termasuk pembatalan tapakan Ida Bhatara Ratu Sakti Pura Samuantiga lunga ke Pura Pengajengan di Desa Adat Tengkulak Klod Desa Kemenuh, Sukawati, terkait dilaksanakan karya agung di Pura Pengajengan itu. Pembatalan juga diputuskan untuk lunga ke Pura di Carangsari Badung, yang menjadi agenda tetap setiap dilaksanakan piodalan di Pura Carangsari tersebut.
Serangkaian upacara mapekeling dan guru piduka, Gusti Serana menegaskan hanya dilaksanakan
pihak pengayah pura dengah
jumlah yang sangat terbatas. Sedangkan umat diimbau hanya ngaturang pejati di masing masing merajan keluarga
serta di sejumlah Pura Kahyangan Tiga, terutama di pura yang biasanya lunga setiap dilaksanakan karya padudusan di Pura Kahyangan Jagat Samuantiga. “Sudah diputuskan untuk ngaturang pejati di pura
yang biasa lunga saat karya, akan dilakukan pihak pengayah Pura Samuantiga setelah berkoordinasi
dan menyampaikan putusan prajuru ini,” kata Bendesa Pura didampingi
wakilnya, Wayan Sunantara. (*/dar)
Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya, menghadiri upacara Pujawali di Pura Luhur Pesimpangan Pucak Kedaton di Desa Adat Padangan, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan pada Jumat (29/9) siang sekaligus serahkan punia. (Foto: ist)
Tabanan, baliilu.com – Penjabat (Pj.) Gubernur Bali, SM Mahendra Jaya, menghadiri upacara Pujawali di Pura Luhur Pesimpangan Pucak Kedaton di Desa Adat Padangan, Desa Padangan, Kecamatan Pupuan, Tabanan pada Jumat (29/9) siang, yang bertepatan pula dengan Purnama Kapat, Sukra Pon Tambir. Bersama segenap pengempon pura dan masyarakat yang hadir, Pj. Gubernur Bali turut ngaturang bakti dalam persembahyangan bersama.
Pj. Gubernur Mahendra dalam kesempatan tersebut mengaku sangat terkesan dan berbahagia dengan sambutan hangat masyarakat yang memadati pura yang diempon oleh Desa Adat Padangan, Desa Adat Kebon Padangan, beberapa krama di Banjar Anggasari Desa Munduk Temu dan Desa Adat Kebon Anyar, dan Desa Wanagiri Kauh, Selemadeg tersebut. “Saya sangat terkesan, tidak menyangka akan mendapatkan sambutan seperti ini,” katanya.
Mantan Stafsus Kemendagri RI ini mengajak pula seluruh warga untuk tetap menjaga kerukunan dan suasana guyub serta bergotong-royong, agar semua pekerjaan bisa terselesaikan dengan baik dalam situasi yang kondusif. “Dan saya mohon doanya semua, agar bisa memimpin Bali dengan baik dalam masa sebagai Penjabat Gubernur sebelum nantinya akan terpilih Gubernur Bali yang baru,” tukasnya.
Kepada generasi muda Pj. Gubernur Bali juga berpesan agar belajar tekun dan giat, guna mencapai cita-cita yang diinginkan. “Dari pengalaman saya tidak ada yang tidak mungkin. Bermimpi setinggi-tingginya tapi jangan tidur setelahnya. Bangun dan persiapkan diri belajar tekun,” katanya. “Saya percaya dengan semangat, tekad, restu orang tua dan leluhur, pasti akan tercapai,” tambahnya lagi.
Sementara itu Bendesa Adat Padangan I Gede Artamba mengungkapkan rasa bangga dan bahagianya atas kehadiran Pj. Gubernur Bali Mahendra Jaya yang hadir di tengah-tengah puncak upacara Pujawali di Pura Luhur Pucak Pesimpangan Kedaton. “Astungkara, kehadiran Bapak sebagai Murdaning Jagat Bali sebagai saksi, sudah menyempurnakan rangkaian Pujawali kami,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, Pj. Gubernur Mahendra Jaya yang didampingi pula Karo Pemkesra Provinsi Bali I Ketut Sukra Negara juga menyerahkan dana punia serta genta kepada pengempon pura setempat. (gs/bi)
SERAHKAN PUNIA: Sekda Wayan Adi Arnawa menyerahkan dana aci saat menghadiri upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes (Potong Gigi) di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Kamis (28/9). (Foto: ist)
Badung, baliilu.com – Sekretaris Daerah I Wayan Adi Arnawa mewakili Bupati Badung menghadiri upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes (Potong Gigi) di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal, Kamis (28/9).
Upacara ini dipuput oleh Ida Pandita Mpu Nabe Wija Karma Niyasa dari Griya Puser Tegal Wangi Jagapati, yang juga turut dihadiri perwakilan Camat Abiansemal, Perbekel Desa Sibangkaja Ni Nyoman Rai Sudani, Jero Bendesa Sibangkaja I Nyoman Ciriata, serta masyarakat setempat. Pada kesempatan tersebut Sekda Adi Arnawa menyerahkan dana secara simbolis sebesar Rp. 100 juta yang diterima oleh Ketua Panitia I Nyoman Toya dan disaksikan masyarakat setempat.
Dalam sambrama wacananya, Sekda Adi Arnawa mengajak masyarakatnya untuk tidak berhenti-henti menghaturkan rasa bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa yang berstana di Pura Pasek Gelgel, semoga Beliau selalu memberikan keselamatan dan kesehatan kepada masyarakat di Sibangkaja yang sudah melaksanakan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes.
“Kita ketahui bersama, bahwa baru saja kita melewati pandemi Covid-19, astungkara saat ini Badung sudah mulai membaik, semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Ida Batara yang berstana di Pura Pasek Gelgel, tetap memberikan kita keselamatan dan kerahayuan bagi semua masyarakatnya. Pemerintah Kabupaten Badung selalu memberikan perhatian serta berkomitmen meringankan beban masyarakatnya dari segi kegiatan keagamaan. Saya mengajak masyarakat untuk tetap menjaga rasa persatuan dan kesatuan, apalagi kita di Badung merupakan daerah pariwisata, yang perlu dijaga kenyamanan dan keamanan beserta kearifan lokal, budaya, adat, seni dan budaya. Semoga upacara ini berjalan dengan lancar, labda karya sidaning don,” jelasnya.
Sementara itu Prawartaka Karya I Wayan Sutarsa dalam laporannya menyampaikan, terimakasih kepada Bapak Sekda Badung yang sudah hadir dalam pelaksanaan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes di Pura Pasek Gelgel, Banjar Piakan Sibangkaja.
“Tujuan kegiatan ini yakni meringankan orang tua di Sibangkaja yang ingin menuntaskan utang kepada anak. Kami disini bersatu untuk mengambil langkah-langkah pelaksanaan upacara. Berkenaan dengan biaya yang digunakan merupakan swadaya dari masing-masing warga. Sekali lagi saya mengucapkan terimakasih kepada Pemerintah sudah ikut menyaksikan pelaksanaan upacara Piodalan Jelih Nyatur, Menek Kelih dan Mepandes,“ tutupnya. (gs/bi)
BERFOTO: Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. berfoto bersama dengan prajuru dan krama desa adat usai mengikuti persembahyangan bersama yang digelar di Pura Bale Agung Desa Adat Batungsel, Pupuan, Minggu (24/9). (Foto: ist)
Tabanan, baliilu.com – Bupati Tabanan Dr. I Komang Gede Sanjaya, S.E., M.M. menghadiri undangan persembahyangan bersama Prajuru Desa Adat dalam rangka upacara Ngenteg Linggih di Pura Luhur Pucak Kedaton, serta Karya Agung Saba Gede di Pura Tri Kahyangan Desa Adat Batungsel. Persembahyangan bersama tersebut digelar di Pura Bale Agung Desa Adat Batungsel, Pupuan, Minggu (24/9).
Turut hadir pada persembahyangan itu, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan dan salah satu anggotanya, Sekda, para Asisten dan Kepala OPD di lingkungan Pemkab Tabanan, Kepala Bagian di lingkungan Setda Kabupaten Tabanan, Camat dan unsur Forkopimcam Pupuan, Penglingsir Jero Subamia, Perbekel, Bendesa Adat serta Prajuru Adat, dan juga masyarakat setempat yang sangat antusias menyambut kegiatan.
Di kesempatan itu, Bupati Sanjaya sangat mengapresiasi kegiatan yang dilaksanakan oleh krama Batungsel sebagai salah satu pencapaian dalam bidang pelestarian tradisi, seni, adat, agama dan budaya yang ada. Dimana hal ini sangat selaras dengan visi Pemkab Tabanan, yaitu Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Tabanan Era Baru yang Aman, Unggul dan Madani, (AUM).
“Bahagia sekali perasaan titiang bisa hadir di tengah-tengah krama Batungsel. Luar biasa Ngenteg Linggih yang di-set-up oleh krama disini, apalagi dari dulu tiang sudah tahu, bahwa krama Batungsel memiliki tatanan budaya, perarem, awig-awig yang khusus dan tidak dimiliki Desa Adat kebanyakan di Kabupaten Tabanan. Sampai hari ini tetap dijaga dan tetap dilestarikan, ini patut mendapat apresiasi,” ujar Sanjaya.
Selaku Kepala Daerah, Sanjaya juga menyampaikan, bahwa sudah merupakan kewajiban seorang Bupati hadir bersama jajaran untuk mendukung serta membantu pembangunan yang dilakukan krama. Hal ini juga dikatakannya sebagai bentuk perwujudan bhakti terhadap krama atas sinergi yang telah ditunjukkan dalam membangun Tabanan. Untuk itu, Sanjaya meminta agar kekompakan dan semangat gotong-royong serta sinergi ini tetap dijaga untuk mewujudkan pembangunan ke depan.
Sebelumnya, Ketua Panitia Karya menyampaikan terimakasih atas apresiasi dan perhatian dari Bupati beserta jajaran dalam persembahyangan ini. Pihaknya juga menyampaikan kebanggaannya karena Bupati Tabanan dengan bersama jajaran, hadir memenuhi keingginan krama/masyarakat, nyaksiang Karya yang dilakukan oleh pihaknya. Dimana kehadiran Bupati beserta jajaran juga dikatakannya menambah semangat dan motivasi masyarakat yang merupakan sejarah baru karya pihaknya dihadiri murdaning jagat.
“Tiang mewakili seluruh Desa Adat, Penglingsir dan juga masyarakat Batungsel, menyampaikan terimakasih yang setinggi-tingginya dan semoga Bupati beserta jajaran selalu diberikan kerahayuan serta selamat sentosa dalam menjalankan tugas,” ujarnya sekaligus pada kesempatan itu pihaknya menyampaikan uraian upacara/upakara dari karya yang dilaksanakan krama Batungsel kepada seluruh hadirin. (gs/bi)