Denpasar, baliilu.com
– Memperingati Hari Koperasi ke-73 dan Hari UMKM Nasional ke-5 Tingkat Provinsi
Bali Tahun 2020, Pemprov Bali berkolaborasi dengan Koperasi Perempuan Ramah
Keluarga (KPRK) Pang Pade Payu menggelar seminar nasional daring (webinar) yang
mengusung tema ‘Tatanan Kehidupan Era Baru Koperasi dan UMKM Menuju
Digitalisasi’. Webinar yang dilaksanakan Kamis (16/7-2020) diikuti oleh
penggerak koperasi dan UMKM kabupaten/kota se-Bali.
Webinar menghadirkan sejumlah pembicara antara lain Kepala
Dinas Koperasi dan UMKM Provinsi Bali drh. I Wayan Mardiana, MM, Ketua KPRK Dr.
AAA Ngurah Tini Rusmini Gorda, SH, MM, MH, Kadek Adnyana selaku pengelola
platform e-marketplace Pasar Bali.id dan Ni Luh Putu Gunarti, Se dari
Net.Kop.Rk.
Dalam paparannya, Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Mikro
Kecil Menengah (UMKM) Provinsi Bali drh. I Wayan Mardiana, MM menyampaikan
kondisi eksisting koperasi dan UMKM di Provinsi Bali. Hingga saat ini, Bali
memiliki 5.016 koperasi yang tersebar di sembilan kabupaten/kota. Sementara jumlah
UMKM tercatat sebanyak 327.310 dengan persentase pertumbuhan 4 persen di tahun
2019. Jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Bali yang saat ini tercatat
sebanyak 4.230.051, rasio kewirausahaan di Bali terbilang masih kecil yaitu
hanya sebesar 7,71 persen.
Di tengah pandemi Covid-19, koperasi di Bali menghadapi tiga
persoalan serius. Persoalan pertama berkaitan dengan likuiditas, saat nasabah
koperasi menarik simpanan/tabungan di koperasi dalam jumlah besar maka koperasi
akan kesulitan likuiditas. Persoalan kedua, anggota koperasi kesulitan
mengangsur pinjaman sehingga menganggu pendapatan koperasi. “Masalah ketiga
adalah, kesulitan membayar pinjaman kepada pihak perbankan,” ujarnya.
Tak hanya koperasi, UMKM juga menghadapi situasi sulit.
Persoalan yang dihadapi UMKM antara lain terkendalanya pasokan bahan baku
karena sejumlah daerah menerapkan PSBB, menurunnya permintaan karena para
pelanggan mengurangi pesanan dan kesulitan memperoleh pinjaman modal.
Menyikapi kendala yang dihadapi penggerak koperasi dan
pelaku UMKM, Pemprov Bali telah mengambil langkah dalam bentuk penyaluran
stimulus bidang ekonomi. Koperasi binaan kabupaten/kota memperoleh dana
stimulus sebesar Rp 10 juta dan koperasi binaan provinsi dibantu Rp 30 juta.
Tak hanya itu, Pemprov juga memberi perhatian terhadap pelaku UMKM, IKM
(Industri Kecil dan Menengah) dan sektor informal.
Meski banyak kendala yang dihadapi di tengah pandemi
Covid-19, penggerak koperasi dan pelaku UMKM diharapkan membangun optimisme
dengan melakukan adaptasi dengan kebiasaan-kebiasaan baru dalam membangun
pasar. Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mengenali perubahan perilaku
dan konsumen dan bertransformasi secara proaktif. Mardiana menyebut, pandemi
Covid-19 telah secara signifikan mengubah pola interaksi antara penjual dengan
pelanggan. Sejalan dengan adaptasi kebiasaan baru, konsumen akan menghindari
pertemuan fisik. Belanja secara daring pun diprediksi akan tetap menjadi
pilihan setelah pandemi ini berakhir.
Hasil survei menyebut, 30% responden mengaku telah
meningkatkan aktivitas belanja daring dan 40% mengatakan mereka akan terus
melakukan pembelian secara daring bahkan setelah pandemi berakhir. Menyikapi
hal ini, UMKM harus mampu memetakan pola perubahan perilaku konsumen di era
ini, termasuk keinginan, harapan dan kebutuhan konsumen dalam menjalani tatanan
era baru.
Menghadapi pandemi global dan tatanan era baru, para pelaku
bisnis juga harus mencari cara untuk tetap terhubung dengan para
nasabah/pelanggan. Caranya antara lain dengan memanfaatkan platform media
sosial, tidak hanya untuk menawarkan produk atau layanan terbaru, namun juga
menciptakan jaringan pelanggan setia.
Sependapat dengan Kadis Koperasi dan UMKM, Ketua KPRK Tini
Rusmini Gorda menyampaikan transformasi mutlak dilakukan oleh penggerak
koperasi dan pelaku UMKM. Selain mempermudah, pemanfaatan teknologi di bidang
informasi juga mengamankan pelaku usaha dan konsumen dari paparan Covid-19.
Kadek Adnyana selaku pengelola Pasar Bali.id dan Ni Luh Putu Gunarti, Se dari
Net.Kop.Rk dalam paparan memperkenalkan platform e-marketplace yang mereka
kelola. Kadek Adnyana ingin Bali memiliki platform e-marketplace lokal karena
selama ini yang berkembang kebanyakan dari luar daerah. (*/gs)