Saturday, 15 March 2025
Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

NEWS

Komisi II dan III DPRD Bali Gelar Rapat Kolaborasi Multisektor

Dalam Rangka Mengatasi Tantangan dan Peluang Pariwisata Bali

BALIILU Tayang

:

dprd bali
RAPAT KOLABORASI: Komisi II dan III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali pada Kamis, 23 Januari 2025 menggelar rapat kolaborasi multisektor dalam rangka mengatasi tantangan dan peluang pariwisata Bali yang berlangsung di ruang rapat gabungan lantai III Gedung DPRD Provinsi Bali. (Foto: gs)

Denpasar, baliilu.com – Komisi II dan III Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Bali pada Kamis, 23 Januari 2025 menggelar rapat kolaborasi multisektor dalam rangka mengatasi tantangan dan peluang pariwisata Bali yang berlangsung di ruang rapat gabungan lantai III Gedung DPRD Provinsi Bali.

Rapat kolaborasi tersebut dipimpin Ketua Komisi II DPRD Bali Agung Bagus Pratiksa Linggih didampingi Ketua Komisi III Nyoman Suyasa dan anggota komisi di antaranya I Nyoman Laka, Anak Agung Istri Paramita Dewi dan Grace Anastasia Surya Widjaja. Turut hadir Sekwan DPRD Bali I Gusti Ngurah Wiryanata. Dari para stakeholder hadir perwakilan dari Dinas Pariwisata Provinsi Bali, Dinas Perhubungan Provinsi Bali, PT. Angkasa Pura, Imigrasi, dan Bea Cukai.

Ketua Komisi II DPRD Bali Agung Bagus Pratiksa Linggih usai mendengarkan pemaparan dari para stakeholder terkait tantangan dan peluang pariwsata Bali mengatakan bahwa permasalahan masih terjadi di Bandara Ngurah Rai seperti pada saat high season hari Natal dan Tahun Baru 2025, dimana wisatawan asing yang datang ke Bali harus menghabiskan waktu 2 jam menunggu bagasi baru bisa keluar Bandara. Memang laporan yang diterimanya tidak hanya kesalahan satu pihak. Tetapi ini merupakan ketidakefisienan dari beberapa pihak baik dari maskapai maupun pihak Bandara dan Bea Cukai.

Saat itu, Pratiksa Linggih meminta kejelasan dari pihak Bandara, maskapai dan juga dari Bea Cukai. Menurut penjelasan dari Dirjen Bea Cukai saat itu bahwa pesawat A380 Emirates memang membawa banyak bagasi, sedangkan ruangan di pengecekan itu sempit. Mungkin mesin yang terbatas dan juga personil yang juga terbatas saat itu.

‘’Jadi ini membuat pertanyaan buat saya terus terang. Target kita, bagaimana caranya wisatawan itu dari landing sampai ke luar Bandara itu setengah jam. Karena menurut saya, Singapura enggak kalah strict sama kita, tapi mereka bisa mencapai hal ini,’’ ujar Linggih.

Baca Juga  DPRD Bali Apresiasi Pendapat Gubernur soal Raperda Inisiatif tentang Perlindungan dan Pemberdayaan Peternak

Oleh karena itu, untuk mencapai target setengah jam ini berapa mesin yang diperlukan dan juga berapa personil yang dibutuhkan. ‘’Dan berapa detik per bagasi yang harus dihabiskan, nah ini yang harus menjadi catatan,‘‘ ucapnya.

Linggih juga mempertanyakan terkait pemberlakuan double checking berapa peningkatan penerimaan pajak dan berapa yang membawa narkoba dan lain-lain yang sudah dihindari dari Bea Cukai dan apakah nilai itu signifikan untuk mengorbankan 7 juta penumpang.

‘’Kalau memang tidak signifikan harus dievaluasi. Kalau ternyata signifikan saya mohon dari Bea Cukai untuk bisa mengajukan alat baru ataupun berkoordinasi dengan Angkasa Pura berkaitan dengan penyediaan ruangan baru, sehingga target setengah jam itu bisa tercapai,’’ tegasnya.

Ketua Komisi II DPRD Bali Agung Bagus Pratiksa Linggih. (Foto: gs)

Politisi Golkar dari dapil Buleleng ini lanjut menegaskan bahwa pihaknya tidak ingin wisatawan terutama dari Amerika maupun dari negara-negara lain yang cukup jauh yang sudah belasan jam berkorban untuk datang ke Bali disuruh nunggu lagi 2 jam. Terkadang di maskapai tidak ada makanan, terus disuruh nunggu lagi 2 jam tidak ada minum. Kalau misalnya ini harusnya at least mungkin disiapin air mancur yang biasa di Bandara. Paling tidak wisatawan yang nunggu bagasi 2 jam itu bisa minumlah. Belum lagi ditemukan ada beberapa masalah di Bea Cukai otomatis wisatawan itu pasti akan tidak nyaman untuk datang ke Bali.

’’Kita bukan hanya ngomong dalam negeri, pesaing kita Thailand sekarang Vietnam, Philippines dan lain lain. Tidak selamanya (Bali) akan menjadi nomor satu di ASEAN. Jadi saya harap kerja sama antara pihak Bandara, Dinas Pariwisata, Perhubungan ini benar-benar terjalin dengan baik. Karena kalaupun keluar dari Bandara setengah jam tapi keluar dari loket parkirnya bisa 1 jam ini bahaya juga. Percuma investasi alat, personil dan sebagainya tapi kalau jalur keluar dari Bandara itu sendiri macet ujung-ujungnya juga 2 jam juga keluar dari Bandara,’’ ujarnya.

Baca Juga  Rapat Paripurna Ke-25, DPRD Bali Tetapkan Dua Raperda Menjadi Perda

Ia juga mengungkapkan Bandara Ngurah Rai yang hanya punya satu runway. Bisa dibayangkan kalau satu runway ini bermasalah dan lama untuk menyelesaikan masalahnya, berapa potensi pendapatan Bali yang kita harus korbankan. Itu yang harus menjadi pertanyaan kita bersama dan mencari solusinya.

’’Terus terang saya cukup pesimis untuk pariwisata 5 tahun ke depan apabila masyarakat ataupun pemerintah itu tidak bersama-sama untuk menyelesaikan masalah ini. Kalau kita tidak bisa menyelesaikan masalah hari ini, tentu kita tidak akan bisa menyelesaikan masalah besok. Kenapa? Karena masalah besok itu pasti akumulasi dari masalah hari ini. Apalagi kita selalu ngomong oh wisatawan Bali meningkat setiap tahun, justru itu menjadi alarm buat kita. Karena masalah yang sekarang ini belum terselesaikan, apalagi wisatawannya meningkat,’’ tegasnya.

Bagaimana dengan rencana pembangunan bandara di Bali Utara, Pratiksa Linggih menyebutkan membangun bandara baru itu perlu perencanaan. Pembangunan paling cepat 3 sampai 5 tahun. Sedangkan masalah pembangunan subway, berapa tahun lagi jadi. ’’Kalau kita ngomong 3 tahun 4 tahun lagi, masalahnya sudah menumpuk 2-3 tahun, 4 tahun lagi. Solusi jangka pendek jangka menengahnya apa. Jangan hanya kita jual mimpi aja ke masyarakat,’’ katanya.

Linggih menyebutkan solusi jangka pendek mengatasi kemacetan seperti perubahan rute, pengalihan arus lalu lintas, tapi itu hanya sementara. Tapi ini perlu adanya kerja sama multisektor, seperti mengembangkan kawasan pariwisata baru, bukan satu wilayah yang akan menimbulkan macet seperti Canggu. Kemudian mendorong transportasi publik. Pemerintah menyediakan sarana prasarana umum, pejabat yang mencoba itu harus mencoba sebagai rakyat. Kalau perlu dishub menyediakan sarana transportasi umum misalnya, seminggu minimal satu hari semua PNS atau dishub itu naik angkutan umum untuk ke kantor, jadi tahu dimana kurangnya. Setiap minggu ada laporan dan evaluasi. (gs/bi)

Baca Juga  Rapat Paripurna DPRD Bali, Pj. Gubernur Mahendra Jaya Sampaikan Dua Raperda

Advertisements
iklan koster giri
Advertisements
dprd badung
Advertisements
Koster Giri pemprov
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan

NEWS

Megahnya Festival Ogoh-ogoh Singasana II 2025

Bupati Sanjaya Apresiasi Kreativitas Sekaa Teruna

Published

on

By

Festival Ogoh-ogoh tabanan
BUKA FESTIVAL OGOH-OGOH: Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya didampingi oleh Wakil Bupati Tabanan Made Dirga, pada Sabtu (15/3) saat membuka Festival Ogoh-ogoh yang bertajuk Festival Ogoh-ogoh Singasana II Tahun 2025. (Foto: Hms Tbn)

Tabanan, baliilu.com – Semarak menyambut hari raya Nyepi, Pemerintah Kabupaten Tabanan kembali menggelar Festival Ogoh-ogoh yang bertajuk Festival Ogoh-ogoh Singasana II Tahun 2025. Pawai Ogoh-ogoh yang sukses menarik antusias ribuan masyarakat padati Kawasan Taman Bung Karno, dibuka langsung oleh Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya didampingi oleh Wakil Bupati Tabanan Made Dirga, Sabtu (15/3). Turut hadir, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, jajaran Forkopimda Tabanan, Sekda Tabanan, dan jajaran Perangkat Daerah terkait.

Bupati Tabanan, Sanjaya mengapresiasi semangat dan kreativitas para peserta, yakni Sekaa Teruna dari 10 kecamatan di Tabanan yang penuh semangat mewakili kecamatan masing-masing. Sanjaya menegaskan, pelaksanaan festival ogoh-ogoh ini tidak hanya bentuk upaya melestarikan nilai-nilai adat, tradisi dan budaya semata. “Ini juga bagian dari upaya memberikan apresiasi kepada anak gaul Tabanan atau yang sering disebut Agata. Mereka inilah salah satu bagian penting yang selama ini telah mendukung perjuangan kita bersama,” ujar Sanjaya.

Antusiasme luar biasa dari kalangan generasi muda ini dikatakannya menjadi bukti, bahwa festival ini telah menjadi bagian penting dalam budaya Tabanan. Sanjaya menyampaikan, keberlanjutan festival ini akan terus diperkuat dengan berbagai penyempurnaan ke depan yang tentunya sesuai dengan aspirasi para pemuda. “Ke depan, saya juga akan membuat semacam FGD atau rembug bersama, guna memperoleh formulasi lomba ogoh-ogoh yang lebih baik dengan melibatkan pemuda hingga seniman ogoh-ogoh yang sudah mempunyai nama di Bali,” ujar Sanjaya.

Lebih lanjut, Sanjaya juga menyampaikan festival ogoh-ogoh hari ini murni menyentuh sisi hiburan dan tidak menyentuh sisi ritual dan festival ini menjadi ruang berbagi kegembiraan bagi masyarakat. “Ngiring sareng sami meliang-liang lan pakedek pakenyem. Jangan sampai perlombaan ogoh-ogoh ini menjadi beban bagi para peserta. Pastikan sekali lagi kita adalah semua bersaudara, Vasudewa Kutumbakam. Siapapun yang nantinya menjadi pemenang, kita tunjukkan, bahwa kita semua adalah bersaudara,” tegasnya.

Baca Juga  Optimalisasi APBD Semesta Berencana 2025, Pj. Gubernur Bali Prioritaskan Transformasi Ekonomi Hijau dan Kesejahteraan Masyarakat

Di kesempatan yang sama, selaku Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Tabanan, I Made Yudiana melalui sambutannya menyampaikan ucapan terima kasihnya kepada seluruh pihak yang telah berpartisipasi. Mewakili para Sekaa Teruna, pihaknya menghaturkan terima kasih yang tinggi kepada Bapak Bupati atas inisiasi tempat, waktu dan pendanaan yang telah diberikan untuk kreativitas Sekaa Teruna di Kabupaten Tabanan. Ia juga menjelaskan Festival Ogoh-ogoh Singasana II Tahun 2025 ini diikuti oleh 10 peserta yang mewakili 10 kecamatan di Kabupaten Tabanan dan masing-masing peserta mendapatkan dana kepesertaan sebesar Rp 30 juta. (gs/bi)

Advertisements
iklan koster giri
Advertisements
dprd badung
Advertisements
Koster Giri pemprov
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

NEWS

Bupati Sanjaya dan Ny. Rai Wahyuni Sanjaya Buka Festival Ogoh-ogoh Mini Singasana II 2025

Wujud Kreativitas dan Pelestarian Budaya Sejak Dini

Published

on

By

festival ogoh-ogoh mini tabanan
PAWAI OGOH-OGOH: Pawai Ogoh-ogoh Mini Singasana II yang diikuti oleh anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) se-Kota Singasana, Tabanan, Sabtu (15/3). (Foto: Hms Tbn)

Tabanan, baliilu.com – Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya bersama Ny. Rai Wahyuni Sanjaya, menghadiri serta membuka langsung acara Pawai Ogoh-ogoh Mini Singasana II yang diikuti oleh anak-anak Taman Kanak-Kanak (TK) se-Kota Singasana, Tabanan, Sabtu (15/3). Acara ini digelar di depan Taman Bung Karno, Tabanan yang ditandai dengan pemukulan kulkul oleh Bupati Sanjaya bersama Ny. Rai Wahyuni Sanjaya beserta undangan terkait lainnya.

Turut hadir pada kesempatan itu, Wakil Bupati Tabanan I Made Dirga dan Ny. Budiasih Dirga, Ketua DPRD Kabupaten Tabanan, jajaran Forkopimda, Sekda beserta asisten 3 dan para perangkat daerah terkait di lingkungan Pemkab Tabanan. Festival ini berlangsung meriah dengan partisipasi dari ribuan anak-anak TK didampingi para Bunda yang menampilkan kreativitas mereka dalam mementaskan ogoh-ogoh mini.

Dalam sambutannya, Bupati Sanjaya menegaskan hal ini adalah bentuk dukungan pemerintah kepada generasi muda. Festival ini merupakan bagian dari upaya pelestarian budaya dan wadah kreativitas bagi anak-anak serta generasi muda Tabanan. “Kita pada pagi hari ini bisa berkumpul dalam rangkaian mengikuti dan menyaksikan pawai ogoh-ogoh mini sebagai rangkaian pelaksanaan Festival Ogoh-ogoh Singasana yang kedua tahun 2025. Jadi, ada ogoh-ogoh mini dan ogoh-ogoh dewasa. Ini luar biasa, ini sudah yang kedua. Yang pertama sangat sukses sekali, dan saya didatangi oleh yowana sekaa teruna termasuk orang tua anak-anak untuk meminta lagi dilanjutkan,” ucapnya.

Lebih lanjut, Bupati menegaskan penyelenggaraan festival ini adalah bentuk komitmen pemerintah daerah dalam mendukung aspirasi masyarakat. “Karena ini memang keinginan masyarakat, animo anak-anak muda dan yowana juga animo orang tua anak-anak, saya pastikan, bahwa menjelang Nyepi ini kita anggarkan dan kita fasilitasi serta selenggarakan, dan terbukti hari ini terwujud, Festival Ogoh-ogoh yang kedua di Kabupaten Tabanan yang kita cintai. Ini komitmen dan janji kita. Kita akan awasi, kalau sekiranya ini perlu dilanjutkan lagi. Saya selaku pimpinan daerah dan Pak Wakil akan lanjutkan lagi, tergantung animo anak-anak muda kita nanti,” tambahnya.

Baca Juga  Optimalisasi APBD Semesta Berencana 2025, Pj. Gubernur Bali Prioritaskan Transformasi Ekonomi Hijau dan Kesejahteraan Masyarakat

Festival ini juga menjadi bagian dari ritual menjelang Hari Raya Nyepi, di mana masyarakat Tabanan berperan aktif dalam menjaga tradisi yang telah diwariskan turun-temurun. Bupati Sanjaya juga menyoroti pentingnya orisinalitas dalam seni ogoh-ogoh. “Ogoh-ogoh ini sudah dibangun dari beberapa bulan yang lalu, saya sebagai pimpinan daerah menilai positif kreativitas dari ogoh-ogoh ini. Anak-anak muda sebagai garda depan pembangunan kita melalui kreativitas, bukan saja menilai yang terbaik, tapi menilai seni ogoh-ogoh itu sendiri, diukur dari semua detail. Mohon dewan juri setransparan dan seprofesional mungkin dalam menilai,” tegasnya.

Sebagai bentuk dukungan terhadap penggunaan bahan tradisional, orang nomor satu di Tabanan itu juga mengimbau dan berpesan kepada seluruh peserta dan masyarakat agar mengedepankan nilai-nilai kearifan lokal dalam proses pembuatan ogoh-ogoh serta pengarakan ogoh-ogoh. “Harapan saya, gunakanlah nilai-nilai kearifan lokal yang kita miliki. Misal menggunakan gong, tektekan, kayu bambu, dan lain-lain. Jangan menggunakan sound system karena tidak sesuai dengan nilai-nilai budaya kita. Itu harapan kita,” imbuh Sanjaya.

Senada dengan Bupati, Ny. Rai Wahyuni Sanjaya dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya kepada masyarakat, terutama para orang tua peserta dan bunda-bunda pendidik yang sangat semangat memotivasi anak-anak dalam berkreasi. Bunda Rai berharap Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan selalu memberikan dukungan terhadap kreativitas masyarakat, khususnya dalam pelestarian budaya yang ada.

“Saya selaku Bunda PAUD Kabupaten Tabanan sangat mengapresiasi kegiatan ini dan berharap Pawai Ogoh-ogoh mini tetap berlanjut setiap tahun. Mendukung anak-anak sebagai pelestari budaya sangat penting untuk menjaga warisan budaya tetap hidup,” ujarnya.

Kadis Kebudayaan Tabanan, I Made Yudiana, mengapresiasi dukungan penuh dari Bupati dan Ny. Rai Wahyuni Sanjaya beserta Wakil Bupati Made Dirga beserta istri dalam penyelenggaraan acara ini. Dikatakan Pawai Ogoh-ogoh Mini merupakan rangkaian pelaksanaan Festival Ogoh-ogoh Singasana II tahun 2025. “Kami mewakili anak-anak TK menghaturkan terima kasih yang tidak terhingga atas ruang, waktu, dan pendanaan yang telah diberikan untuk kreativitas anak-anak di Kabupaten Tabanan,” pungkasnya. Dimana, setiap peserta ogoh-ogoh mini mendapatkan dana partisipasi sebesar Rp. 10 juta sesuai arahan Bupati. (gs/bi)

Baca Juga  Jawaban Gubernur pada Rapat Paripurna Ke-30 Masa Persidangan III DPRD Bali

Advertisements
iklan koster giri
Advertisements
dprd badung
Advertisements
Koster Giri pemprov
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

NEWS

Gubernur Koster: Pecalang, Babinsa dan Bhabinkamtibmas Harus Kerja Sama Jaga Desa Adat Se-Bali, Maksimalkan Sipandu Beradat

Published

on

By

Gelar Agung Pecalang
GELAR AGUNG: Gubernur Bali Wayan Koster berfoto bersama para undangan dan pecalang se-Bali usai Gelar Agung Pecalang Bali 2025 di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Sabtu, 15 Maret 2025. (Foto: gs)

Denpasar, baliilu.com – Gubernur Bali Wayan Koster hadir memberi sambutan pada Gelar Agung Pecalang Bali 2025 di Lapangan Puputan Margarana Niti Mandala Renon, Sabtu, 15 Maret 2025.

Di hadapan puluhan ribu pecalang se-Bali, Gubernur dua periode ini, meminta pecalang bekerja sama dengan Babinsa dan Bhabinkamtibmas dalam menjaga keamanan dan ketertiban di Wilayah Desa Adat se-Bali.

Wadah Sipandu Beradat yang diresmikan Kapolri RI Listyo Sigit Prabowo akan dimaksimalkan Gubernur Koster pada kepemimpinan periode kedua.

Menurut Koster, Sipandu Beradat merupakan kebijakan yang mengintegrasikan dan mensinergikan pelaksanaan kegiatan komponen sistem pengamanan lingkungan masyarakat berbasis desa adat dalam satu kesatuan wilayah, satu pulau, satu pola dan satu tata kelola.

Tiang berharap dengan kebijakan ini seluruh pecalang dapat berkerjasama dengan aparat keamanan, TNI, Polri serta komponen keamanan lainnya bersinergi dengan sebaik-baiknya dalam menjaga Bali,” kata Koster.

Menurut Koster, pecalang Bali memiliki peran strategis dalam mengimplementasikan kebijakan di tingkat akar rumput yaitu di desa adat.

Oleh karena itu, Koster mengajak seluruh pecalang Bali agar terus meningkatkan kemampuan memperkuat sinergi dengan aparat keamanan negara, serta selalu beradaptasi dengan perkembangan teknologi agar semakin efektif dalam menjalankan tugas pengamanan di wewidangan desa adat.

Tiang juga mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung peran pecalang, karena keamanan Bali bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau aparat keamanan tetapi merupakan tanggung jawab bersama,” kata Koster.

Menurut Ketua DPD PDI Perjuangan ini, keamanan di Bali merupakan kunci keberlanjutan pariwisata, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat Bali.

Sistem Keamanan Berbasis Desa Adat

Gubernur Koster telah menerbitkan regulasi yang mengantisipasi terjadinya dampak sosial di Bali. Sebagai daerah kunjungan wisatawan asing dan domestik, serta migrasi warga luar ke Bali tentu rawan dampak keamanan dan ketertiban.

Baca Juga  Jawaban Gubernur pada Rapat Paripurna Ke-30 Masa Persidangan III DPRD Bali

Sejumlah regulasi yang diterbitkan Gubernur Koster yakni Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2023 tentang Provinsi Bali serta Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang desa adat di Bali.

Selain itu, Koster juga telah menerbitkan Peraturan Gubernur Bali Nomor 26 Tahun 2020 tentang Sistem Pengamanan Lingkungan Terpadu Berbasis Desa Adat atau Sipandu Beradat yang diluncurkan oleh Bapak Kapolri RI. Tiga regulasi ini memberikan peran penting kepada pecalang di desa adat untuk menjaga wilayahnya.

“Untuk mengantisipasi terjadinya dampak sosial tersebut, diperlukan suatu sistem pengamanan lingkungan yang memadai berbasis desa adat. Oleh karena itu pecalang Bali perlu dikuatkan,” ujarnya.

Koster berharap pecalang belajar dan bekerjasama dengan babinsa dan bhabinkamtibmas dalam menangani keamanan dan ketertiban di desa adat.

“Pecalang perlu dikuatkan termasuk juga etika dan kesopansantunannya. Nggak boleh arogan, nggak boleh sombong, nggak boleh bentak-bentak orang sembarangan, berlaku secara simpatik,” katanya.

Hadir dalam Gelar Agung Pecalang Bali 2025, Kapolda Bali Irjen Pol. Daniel Adityajaya, Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Muhammad Zamroni, Bandesa Agung MDA Bali, Kesbangpol dan Forkopimda lainnya. (gs/bi)

Advertisements
iklan koster giri
Advertisements
dprd badung
Advertisements
Koster Giri pemprov
Advertisements
iklan fisioterapi
Advertisements
itb stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca