Connect with us
https://www.baliviralnews.com/wp-content/uploads/2022/06/stikom-juni-25-2022.jpg

BUDAYA

Perda No. 4/2020 tentang Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan Bali, Kembalikan Bali sebagai Pusat Peradaban Dunia

BALIILU Tayang

:

de
GUBERNUR BALI WAYAN KOSTER

Denpasar, baliilu.com – Gubernur Bali Wayan Koster menyatakan kebudayaan Bali yang unik dan mempunyai nilai yang tinggi dan luhur yang diwariskan oleh leluhur dan dilaksanakan setiap generasi masyarakat Bali secara turun-temurun, perlu dikuatkan dan dimajukan  sesuai dengan  visi pembangunan daerah  Nangun Sat Kerthi Loka Bali melalui Pola Pembangunan Semesta Berencana menuju Bali Era Baru untuk mewujudkan kehidupan krama Bali yang sejahtera dan bahagia secara niskala dan sakala.

‘’Perda No. 4 tahun 2020 tentang penguatan dan pemajuan kebudayaan Bali merupakan antisipasi terhadap dinamika perubahan masyarakat yang bersifat lokal, nasional, dan global yang berdampak pada keberadaan kebudayaan Bali dan pengembangannya, sekaligus  memperkokoh kebudayaan nasional dan mengembalikan Bali sebagai pusat peradaban dunia atau Bali Padma Bhuwana,’’ ujar Gubernur Koster saat konferensi pers sosialisasi Perda Provinsi Bali Nomor 4 Tahun 2020 di Museum Bali, Kamis (16/7-2020).

Hadir pada acara tersebut Kadis Kebudayaan Provinsi Bali Dr. I Wayan ‘Kun Adnyana, S.Sn dan Rektor ISI Denpasar Prof. Dr. I Gede Arya Sugiartha, S SKar, M.Hum.

Gubernur Koster menyatakan Perda Penguatan dan Pemajuan  Kebudayaan  Bali ini merupakan wujud  komitmen yang kuat dan konsisten Pemerintah Provinsi Bali  dalam mengarusutamakan kebudayaan Bali  melalui peningkatan pelindungan, pembinaan, pengembangan, dan pemanfaatan objek-objek pemajuan kebudayaan Bali,  untuk  menjaga kesucian dan keharmonisan alam Bali beserta isinya  dalam mewujudkan kehidupan  krama  dan  gumi  Bali yang sejahtera dan bahagia  sakala-nisakala sesuai dengan  prinsip Trisakti Bung Karno, berdaulat secara politik, berdikari dalam ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Gubernur asal Desa Sembiran Buleleng ini menandaskan bahwa kita sebagai generasi penerus berkewajihan bertanggung jawab untuk menjaga, memelihara dan memajukannya agar mengikuti perkembangan yang ada saat ini. Agar dia tetap menjadi satu fundamental kehidupan masyarakat. ‘’Ini yang diperkokoh sekarang agar Bali bentul-betul menjadi pusat peradaban dunia,’’ tegas Ketua DPD PDI Perjuangan Bali ini.

Baca Juga  Ny. Putri Koster Semangati ASN Berbelanja Serap Hasil Pertanian Lokal di Arena Pasar Pangan Murah

Dikatakan, pariwisata kalau tak ada budaya maka pariwisata tak akan ada. Orang berwisata ke Bali karena tertartik dengan kekayaan dan keunikan Bali dengan adat istiadat dan tradisi. Jadi kalau pariwisata di Bali tidak peduli dengan budaya itu dosa. ‘’Saya akan bertemu dengan pelaku pariwisata ini karena terlalu lama melakukan eksploitasi dan melupakan budaya, melalaikan budaya kita. Jadi oleh karena itu jangan pernah lalai urusan budaya. Kalau mau maju sejahtera di Bali urusi dulu budaya dengan keseluruhan isinya, ‘’ tegas Gubernur Koster.

Mantan anggota DPR RI tiga periode ini kembali menegaskan, pariwisata itu ekornya, nomor satu budaya dulu. Kalau budaya tak ada di Bali, pariwisata di Bali akan sama saja dengan daerah lainnya.

Satu saja yang membuat Bali tidak pernah kalah dengan yang lain karena keunikan budaya dan tradisinya. Kekayaannya itu yang tidak dimiliki daerah lain di Indonesaia. Kalau alam, laut, gunung banyak lebih indah dari Bali, tetapi isinya tidak ada ngalahin Bali. ‘’Bali tidak akan pernah tersaingi karena ada sesuatu di sini yang di tempat lain tidak ada,’’ ungkapnya.

Gubernur menyebutkan Perda ini berisi  20 Bab  dan  81 Pasal yang merupakan upaya Penguatan  dan Pemajuan  Kebudayaan  dilaksanakan  berdasarkan  asas  yang dijiwai oleh filosofi Tri Hita Karana  yang bersumber dari kearifan lokal  Sad Kerthi,  meliputi  asas spiritualitas,  kearifan lokal,  kemanusiaan,  gotong -royong,  dan  asas kesejahteraan  yang  diselenggarakan dalam satu kesatuan wilayah, satu pulau, satu pola, dan satu tata kelola berdasarkan kesucian, kebenaran, kebaikan, dan keindahan.

Pengaturan ini bertujuan untuk menjadi panduan dalam: 1) menguatkan jati diri krama  Bali;  2)  melindungi nilai-nilai kebudayaan;  3)  mengembangkan kebudayaan untuk meningkatkan ketahanan budaya dan kontribusi budaya Bali terhadap peradaban dunia;  4)  membina kebudayaan dalam kehidupan individu, masyarakat, dan lembaga;  5)  meningkatkan kesejahteraan dan keharmonisan tata kehidupan krama  Bali  niskala  dan  sakala; dan  6)  meningkatkan apresiasi budaya dan penghargaan kepada pelaku penguatan dan pemajuan kebudayaan.

Baca Juga  Masih Terjadi Ketimpangan Penerimaan Manfaat, Bali Butuh Sinergi antara Teknologi Pintar dan Kearifan Lokal

Dalam mewujudkan tujuan yang ingin dicapai, maka ruang lingkup dari peraturan daerah  ini  secara komprehensif mengatur 15 aspek, tentang:  1)  objek penguatan dan pemajuan kebudayaan; 2) penguatan dan pemajuan; 3) tugas dan wewenang;  4)  majelis kebudayaan Bali;  5)  ekosistem kebudayaan;  6)  apresiasi budaya;  7)  Pesta Kesenian Bali;  8)  Jantra Tradisi Bali;  9)  Festival Seni Bali Jani; 10)  Perayaan Kebudayaan Dunia;  11)  penghargaan;  12)  peran aktif masyarakat; 13) sarana dan prasarana; 14) pendanaan; dan 15) sanksi.

Adapun  19  objek Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan meliputi:  1)  kearifan lokal;  2)  ritus;  3)  benda sakral;  4)  pengetahuan tradisional;  5)  teknologi tradisional;  6) pengobatan tradisional; 7) tradisi lisan;  8) manuskrip; 9) situs; 10) adat istiadat;  11)  seni;  12)  arsitektur tradisional;  13)  bahasa dan aksara;  14) permainan rakyat; 15) olahraga tradisonal; 16) kerajinan; 17) desain; 18) busana; dan  19)  boga.  Objek Penguatan dan Pemajuan Kebudayaan  tersebut  bersumber dari warisan budaya asli Bali, budaya  serapan, dan/atau hasil kreasi baru masyarakat Bali.

Hal baru yang diatur dalam Perda ini adalah:  Ceraken Kebudayaan Bali sebagai sistem pengelolaan data  kebudayaan  terpadu berbasis  teknologi digital;  Jantra Tradisi Bali  sebagai kegiatan apresiasi budaya  tradisi untuk penguatan dan pemajuan kearifan lokal, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, pengobatan tradisional, permainan rakyat dan olah raga tradisional;  Festival Seni Bali Jani  merupakan wahana pengembangan  kesenian modern, kesenian kontemporer, dan  kesenian yang bersifat inovatif; dan  Perayaan Kebudayaan Dunia  sebagai upaya diplomasi budaya dalam forum internasional/dunia untuk mengembalikan Bali sebagai pusat peradaban dunia /  Padma Bhuwana. 

Pesta Kesenian Bali,  Jantra Tradisi Bali,  Festival Seni Bali Jani, dan Perayaan Kebudayaan Dunia diselenggarakan setiap tahun.

Baca Juga  Denut Miliki ‘’Paksi Mas Denut’’, Berikan Fasilitasi Masyarakat Akses Pelayanan Online

Hal baru yang juga diatur dalam Perda ini adalah dibentuknya Majelis Kebudayaan Bali (MKB) yang memiliki tugas: memberikan saran dan pertimbangan kepada pemerintah dalam rangka penguatan dan pemajuan kebudayaan; membantu dinas dalam melakukan pendataan, standarisasi dan sertifikasi lembaga dan sumber daya manusia bidang kebudayaan;  turut serta melakukan penguatan dan pemajuan kebudayaan secara aktif dan berkelanjutan; turut serta melakukan pengawasan terhadap program aksi penguatan dan pemajuan kebudayaan bersama pemerintah daerah; dan  turut serta melakukan program aksi penguatan dan pelindungan terhadap benda sakral bersama majelis desa adat, Parisada Hindu Dharma Indonesia,  lembaga pendidikan tinggi bidang kebudayaan, serta pemerintah daerah.

Gubernur Koster mengatakan Pemerintah Provinsi  Bali bersama seluruh komponen masyarakat melakukan pengarusutamaan  kebudayaan  dalam berbagai aspek kehidupan:  pertama, menjadikan  kebudayaan sebagai sumber nilai-nilai pengembangan karakter, etika, moral, dan tata krama serta sopan santun dalam  tata kehidupan masyarakat;  kedua,  kebudayaan sebagai suatu produk karya seni; dan  ketiga, kebudayaan sebagai basis pengembangan perekonomian dan sumber kesejahteraan masyarakat.

Gubernur Koster kembali menyatakan alasannya menerbitkan Perda No. 4 tahun 2020 ini karena jauh sebelum  menjadi Gubernur karena sudah terlalu sering melihat terjadi penyalahgunaan, penodaan, pelecehan, perusakan budaya. Ada turis berkunjung duduk di padma, ada yang telanjang di tempat suci pancuran. Ada juga pencurian pratima, penodaan pelecehan simbol-simbol keagamaan sudah dari dulu muncul.

‘’Berpuluh-puluh tahun dibiarkan, sekarang saya keluarkan Perda ini. Maka di Perda ini kalau bukan tujuan mebakti tidak boleh masuk ke area pura,’’ pungkasnya.

Di akhir acara, Gubernur Koster melakukan penandatanganan prasasti, dilanjutkan dengan melihat-lihat koleksi Museum Bali di Gedung Karangasem yang didampingi Kadis Kebudayaan. (*/gs)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan

BUDAYA

Mejaran-jaranan, Permainan Anak Banyuning Sukses Curi Perhatian di PKB 2025

Published

on

By

MEJARAN-JARANAN: Sorak sorai penonton menggema di Lapangan Timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali (MPRB) saat permainan tradisional Mejaran-jaranan digelar dalam ajang PKB (Pesta Kesenian Bali) ke-47, Jumat (4/7). (Foto: Hms Buleleng)

Denpasar, baliilu.com – Sorak sorai penonton menggema di Lapangan Timur Monumen Perjuangan Rakyat Bali (MPRB) saat permainan tradisional Mejaran-jaranan digelar dalam ajang PKB (Pesta Kesenian Bali) ke-47, Jumat (4/7). Permainan khas anak-anak dari Desa Banyuning, Buleleng ini kembali memikat perhatian publik lewat penampilannya dalam program Multirupa (Demonstrasi).

Ketua tim Mejaran-jaranan, Nyoman Mulyawan, S.Sn., M.Sn. menyebutkan Mejaran-jaranan biasanya dimainkan selama lima hari berturut-turut seusai Piodalan Ageng di Pura Gede Pemayun, yakni pada Buda Kliwon Ugu. Permainan ini bukan sekadar hiburan, melainkan juga sarat nilai ketangkasan, kerja sama tim, dan kelincahan strategi.

Permainan ini dimainkan dua kelompok, masing-masing terdiri dari delapan orang. Dalam formasinya, satu anak berperan sebagai penunggang kuda, dua sebagai kuda, dua sebagai pelana, dan tiga lainnya bertugas melindungi dari belakang. Seorang wasit bertugas memastikan jalannya permainan berjalan adil. Yang kalah adalah kelompok yang kudanya jatuh dan tertindih.

“Permainan ini menguji kecerdasan dan keseimbangan penunggang. Mereka harus bertarung (mejengke) di atas punggung kuda hidup-hidupan. Siapa yang tetap berada di atas saat bertarung, itulah pemenangnya,” ujarnya.

Di akhir pihaknya berharap, kehadiran Mejaran-jaranan di PKB tak hanya menjadi ajang unjuk kekayaan budaya lokal, tapi juga menjadi upaya konkret pelestarian warisan tak benda yang tumbuh dari masyarakat. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Baca Juga  Wagub Cok Ace Pimpin Langsung Touring ‘’Road to Penerapan Tatanan Kehidupan Bali Era Baru’’
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Bupati Adi Arnawa Hadiri ‘’Karya Atma Wedana’’ di Bongkasa Pertiwi

Published

on

By

bupati adi arnawa
HADIRI UPACARA: Bupati Wayan Adi Arnawa menghadiri Karya Atma Wedana, Potong Gigi/Metatah dan Mepetik Banjar Tegal Kuning, Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Kamis (3/7). (Foto: Hms Badung)

Badung, baliilu.com – Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menghadiri Karya Atma Wedana (Nyekah Massal), Potong Gigi/Metatah dan Mepetik yang diikuti oleh 21 jumlah Sawa, Kamis (3/7) di Banjar Tegal Kuning, Desa Bongkasa Pertiwi, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.

Turut hadir dalam kesempatan ini anggota DPRD Badung I Putu Dendy Astra Wijaya, Camat Abiansemal IB Putu Mas Arimbawa serta Tripika Kecamatan Abiansemal, Perbekel Desa Bongkasa Pertiwi I Nyoman Buda, Pj. Perbekel Bongkasa, Bendesa Adat, Kelian Banjar Adat di Bongkasa Pertiwi dan juga tokoh masyarakat.

Dalam sembrama wacananya, Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa menyampaikan rasa syukur, angayu bagia dan terima kasih kepada seluruh krama Banjar Tegal Kuning dan juga seluruh masyarakat Desa Bongkasa Pertiwi serta memberikan apresiasi atas kekompakan dan dedikasi masyarakat untuk bergotong- royong dalam melaksanakan Upakara Atma Wedana.

“Apa yang diharapkan dalam melaksanakan upacara yadnya ini astungkara bisa berjalan lancar. Karena ini adalah satu wujud ungkapan terima kasih kita kepada leluhur. Melalui kegiatan ini semoga kita selalu dianugerahi kesehatan, kerahayuan dan juga upacara ini berjalan lancar, labda karya,” ucapnya.

Lebih lanjut Bupati mengatakan, kegiatan seperti ini akan terus bisa dilaksanakan secara berkala, sehingga bisa meringankan beban masyarakat. Di sisi yang lain, tujuan daripada pelaksanaan mepetik, nyekah massal, termasuk juga potong gigi ini bisa tersampaikan. “Saya atas nama pemerintah sangat menyambut baik dan mudah-mudahan ke depan kita akan selalu bisa hadir, dan sekaligus membantu kegiatan seperti ini untuk meringankan beban masyarakat khususnya di Kabupaten Badung,” ujar Adi Arnawa.

Sebagai bentuk dukungan dalam memajukan daerah serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bupati Adi Arnawa, menyerahkan bantuan dana sebesar Rp 20 juta yang diterima oleh Ketua Panitia Upacara I Ketut Widnyana, dan anggota DPRD Dendy Astra Wijaya membantu Rp 5 juta serta Pemerintah Desa Bongkasa Pertiwi membantu dana upakara sebesar Rp 200 juta.

Baca Juga  Update Covid-19 (18/7) di Bali, Pasien Meninggal Bertambah 1 Orang, Total 36 Jiwa

Sementara itu, Ketua Panitia I Ketut Widnyana menyampaikan banyak terima kasih atas kehadiran Bupati Badung bersama undangan lainnya. Rangkaian upacara Atma Wedana yakni acara potong gigi (metatah) dan mepetik yang diikuti oleh 21 sawa/nyekah dilakukan oleh krama Desa Adat Bongkasa. Upakara Atma Wedana massal ini telah berhasil dilaksanakan sebanyak enam kali, dan tahun ini merupakan tahun keenam. “Upacara massal ini selalu kami lakukan dengan semangat gotong-royong dari masyarakat dan ini merupakan program kegiatan untuk bisa meringankan beban masyarakat,” ungkapnya. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Lanjutkan Membaca

BUDAYA

Bupati Adi Arnawa ‘’Mulang Pakelem’’ di Segara Batu Bolong

Pralingga Ida Batara Pura Lingga Bhuwana ‘’Melasti’’ ke Segara Batu Bolong

Loading

Published

on

By

mulang pekelem Pura Lingga Bhuwana
MULANG PAKELEM: Bupati Wayan Adi Arnawa mulang pakelem rangkaian upacara melasti Ida Batara Pura Lingga Bhuwana ke Segara Batu Bolong Canggu Kuta Utara, Jumat (4/7). (Foto: Hms Badung)  

Badung, baliilu.com – Pemerintah Kabupaten Badung Ngiring Ida Batara Pura Lingga Bhuwana Melasti ke Segara Batu Bolong Canggu Kuta Utara, Jumat (4/7).  Prosesi Melasti dipuput oleh Ida Pedanda Gede Anom Taman Gunung dari Geria Taman Gunung Tumbak Bayuh. Melasti ini merupakan rangkaian Karya Mapedudusan Agung, Menawa Ratna dan Mapeselang Medasar Tawur Balik Sumpah Utama yang puncaknya akan dilaksanakan pada Purnama Kasa, 10 Juli 2025.

Upacara melasti dihadiri oleh Bupati Badung I Wayan Adi Arnawa bersama Nyonya Rasniathi Adi Arnawa, Sekda selaku Prawartaka Karya IB Surya Suamba, anggota DPRD Badung Nyoman Graha Wicaksana, para Kepala Perangkat Daerah, Camat Kuta Utara, ASN di lingkungan Pemkab Badung dan Bendesa Adat Canggu.

Selesai melaksanakan persembahyangan dan sebagai bentuk sujud bakti kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa dalam manifestasinya sebagai Dewa Baruna, Bupati Adi Arnawa mulang pakelem di Segara Batu Bolong.

Bupati Adi Arnawa mengharapkan dengan dilaksanakan prosesi melasti ke Segara Batu Bolong akan tercipta kesucian Bhuwana Agung dan Bhuwana Alit, yang akan berdampak terhadap pelaksanaan Karya Mapedudusan Agung, Menawa Ratna dan Mapeselang Medasar Tawur Balik Sumpah Utama berjalan lancar.

“Mudah-mudahan dengan terlaksananya kegiatan ini akan memberikan aura positif karena sudah melaksanakan pembersihan alam dan mudah-mudahan juga dengan pelaksanaan karya ini kita diberikan keselamatan, kekuatan dan kerahayuan,” ucapnya singkat. (gs/bi)

Loading

Advertisements
galungan kuningan
Advertisements
iklan galungan pemkot
Advertisements
dprd bali galungan
Advertisements
iklan stikom
Advertisements
iklan
Baca Juga  Bertahan di Tengah Pandemi, Petani Sayur Ngurah Gedet Bersyukur Ada Pasar Pangan Murah
Lanjutkan Membaca